miekocok.officeAvatar border
TS
miekocok.office
Lebih dari 230 Juta Wanita di Dunia Disunat Kelamin, UNICEF: Banyak Dialami Balita



Jakarta - Laporan terbaru yang dirilis United Nations Children's Fund (UNICEF) atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, menyebut lebih dari 230 juta perempuan dan anak perempuan mengalami mutilasi alat kelamin perempuan (FGM) atau bahasa awamnya sunat perempuan.

Dari angka tersebut, paling banyak terjadi di negara-negara Afrika, yakni 144 juta kasus, kemudian diikuti oleh 80 juta kasus di Asia, dan 6 juta kasus di Timur Tengah. Selain itu, diperkirakan juga terjadi di komunitas kecil dan negara-negara yang bermigrasi ke tempat lain di dunia.

Meskipun FGM belum menjadi hal yang umum secara global, analisis menunjukkan jumlah anak perempuan yang lahir di negara-negara tersebut meningkat pesat dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Artinya, upaya pencegahan di masa depan harus mengatasi populasi berisiko yang lebih besar.

Analisis laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 4 dari 10 penyintas FGM tinggal di lingkungan rentan dan terkena dampak konflik, ditambah lagi pertumbuhan populasi juga pesat. Kombinasi hal ini dapat membebani layanan pendidikan dan kesehatan, mengalihkan sumber daya ke arah krisis, dan mengganggu program-program yang mengatasi ketidaksetaraan gender, sehingga mempersulit upaya untuk mengatasi FGM.

Negara-negara seperti Somalia dan Sudan menghadapi tantangan untuk mengatasi FGM yang meluas, di antara masalah-masalah mendesak lainnya, dan di tengah konflik dan pertumbuhan populasi. Sementara negara Ethiopia secara konsisten telah mencapai kemajuan, namun guncangan iklim, penyakit, dan kerawanan pangan mempersulit pelaksanaan program untuk mendukung anak perempuan.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa kemajuan mungkin terjadi dan terus meningkat. Setengah dari kemajuan yang dicapai dalam 30 tahun terakhir terjadi hanya dalam satu dekade terakhir. Contoh negaranya adalah Kenya, yang prevalensinya menurun dari sedang menjadi rendah, Sierra Leone, penurunan prevalensinya dari tinggi menjadi cukup tinggi, dan Mesir, mulai menurun dari tingkat yang sebelumnya hampir universal.

"Mutilasi alat kelamin perempuan merugikan tubuh anak perempuan, meredupkan masa depan mereka, dan membahayakan nyawa mereka," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell, dikutip dari laman resminya, Minggu (10/3).

"Kami juga melihat tren yang mengkhawatirkan bahwa semakin banyak anak perempuan yang menjadi korban praktik tersebut pada usia yang lebih muda, banyak di antaranya sebelum mereka ulang tahun kelima. Hal ini semakin mengurangi peluang untuk campur tangan. Kita perlu memperkuat upaya untuk mengakhiri praktik berbahaya ini," ucapnya.



Perintah Sunat Wanita Dalam Islam










ytbjts
waloni
aloha.duarr
aloha.duarr dan 3 lainnya memberi reputasi
2
812
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
terakhirxAvatar border
terakhirx
#7
Saya baru tahu sunat cewek ada, bahkan banyak di Indonesia.
Sunat cowok juga sebenarnya mutilasi nggak guna, nonmuslim nggak disunat baik-baik saja, alasan kesehatannya dibuat-buat.Kalau alasan kepercayaan sih masing-masing.
pheeroni
bajier
aloha.duarr
aloha.duarr dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup