Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

IDTerverifikasiAvatar border
TS
IDTerverifikasi
Pendekatan Filosofis terhadap Skepticisme: Memahami Keragu-raguan Secara Filosofis


Sumber gambar: Di sini

Mungkin kita pernah merasakan keragu-raguan dalam hidup kita, terutama ketika kita berpikir tentang pengetahuan dan kebenaran. Ini adalah titik awal bagi kita untuk memahami filosofi skeptisisme. Dalam artikel ini, aku akan membahas pendekatan filosofis terhadap skeptisisme, apa itu skeptisisme filosofis, sejarah skeptisisme kuno, dua jenis skeptisisme, argumen mimpi, argumen iblis jahat, perbedaan antara skeptisisme dan berpikir kritis, dan mengapa skeptisisme memiliki pentingnya sendiri.

Apa Itu Skeptisisme Filosofis?

Skeptisisme filosofis adalah pandangan yang menantang kemungkinan mendapatkan pengetahuan yang pasti atau kebenaran mutlak tentang dunia. Ini mencoba untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang sifat pengetahuan dan kebenaran, dan mempertanyakan apakah kita bisa benar-benar yakin tentang apapun.

Skeptisisme Kuno

Skeptisisme tidaklah baru dalam sejarah pemikiran manusia. Bahkan, telah ada dalam berbagai bentuk sejak zaman kuno. Salah satu aliran skeptisisme terkenal adalah dari filsuf Yunani kuno seperti Pirho dan Sextus Empiricus.

Dua Varietas Skeptisisme

Dalam konteks filosofis, ada dua jenis skeptisisme yang umum dikenal: skeptisisme akademis dan skeptisisme pyrrhonian. Skeptisisme akademis lebih berfokus pada tidak adanya kepastian absolut dalam pengetahuan, sementara skeptisisme pyrrhonian mencoba untuk menunda penilaian tentang semua masalah dan menolak untuk membuat klaim pengetahuan.

Argumen Mimpi

Salah satu argumen skeptisisme yang terkenal adalah argumen mimpi. Argumen ini menyatakan bahwa kita tidak bisa membedakan antara mimpi dan realitas secara pasti, sehingga kita tidak bisa yakin akan kebenaran dari pengalaman kita.

Argumen Iblis Jahat

Argumen iblis jahat, yang diajukan oleh filsuf René Descartes, menantang kepastian segala sesuatu yang kita pikir kita ketahui dengan menyatakan bahwa mungkin ada iblis jahat yang menipu kita dengan memberikan ilusi pengetahuan.

Skeptisisme versus Berpikir Kritis

Meskipun skeptisisme dan berpikir kritis sering kali terlihat mirip, ada perbedaan mendasar di antara keduanya. Skeptisisme mencurigai kebenaran mutlak, sementara berpikir kritis mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dan mengevaluasi argumen secara kritis untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.

Mengapa Skeptisisme Penting?

Meskipun skeptisisme mungkin terkadang terasa mengganggu, itu penting untuk pengembangan pemikiran kritis dan penelitian yang mendalam. Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang pengetahuan dan kebenaran, kita dapat memperdalam pemahaman kita tentang dunia dan meningkatkan kemampuan kita untuk berpikir secara kritis.

Dalam kesimpulan, pendekatan filosofis terhadap skeptisisme memberikan kita alat untuk mempertanyakan pengetahuan dan kebenaran, yang pada gilirannya dapat mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia di sekitar kita. Meskipun skeptisisme menantang, itu penting untuk membangun pemikiran kritis dan pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar kita.

Sumber: Di sini
Thestupidgreeps
bingsunyata
pengennyusu
pengennyusu dan 3 lainnya memberi reputasi
4
207
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bingsunyataAvatar border
bingsunyata
#4
Dan kemudian lahirlah si empiris ...

Secara ilmu pengetahuan, kita belum tiba pada kebenaran yang sesungguhnya.
Pada ranah partikel, masih ada berbagai hipotesa. Padahal partikel itu yang menyusun segala material yang ada di alam semesta.
Kalau partikel penyusunnya aja masih belum jelas, apalagi mengenai rumusan terkait hubungan antar partikel dan rumus turunannya. emoticon-Big Grin
Sehingga kemudian bisa dikatakan kebenaran yang ada saat ini itu adalah "sejauh yang kita tahu ...".

Beda lagi kalau yang terkait "kepercayaan" atau "keyakinan".
Sesuatu yang belum tentu benar, bisa menjadi benar bila orangnya mempercayai/meyakini.

Diubah oleh bingsunyata 08-03-2024 16:27
0
Tutup