Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Madiun mencatat adanya penurunan dalam penerbitan akta kelahiran anak selama tahun 2023. Data yang terhimpun menunjukkan bahwa sebanyak 92 akta kelahiran telah diterbitkan, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 106 akta.

Menurut Kepala Dispendukcapil Kabupaten Madiun, Sigit Budiarto, salah satu penyebab utama penurunan ini adalah kasus kehamilan di luar nikah dan kelahiran anak sebelum pernikahan yang tercatat. Pernikahan siri juga menjadi kendala dalam pengurusan akta kelahiran anak. Proses pengurusan akta bagi anak dari pernikahan siri, terutama jika ayah tidak dicantumkan, tidak dapat dilakukan secara langsung oleh Dispendukcapil.

Meski demikian, Dispendukcapil tetap memberikan fasilitas untuk penerbitan akta kelahiran anak dari ibu tunggal guna memberikan hak sipil dan kepastian hukum bagi anak tersebut. "Akta ini juga diterbitkan untuk anak yang lahir di luar perkimpoian dan di bawah umur," ungkap Sigit.

Dari data yang ada, penerbitan akta terbanyak terjadi di Kecamatan Wungu, Jiwan, dan Saradan, sementara jumlahnya paling sedikit tercatat di Kecamatan Sawahan dan Wonoasri.

Sigit menekankan pentingnya penerbitan akta kelahiran bagi anak-anak, mengingat setiap anak yang lahir di Indonesia memiliki hak kependudukan yang sama.

"Siapapun berhak mendapatkan akta dan Nomor Induk Kependudukan (NIK), karena semua layanan terintegrasi dengannya. Mulai dari Dapodik, BPJS, dan layanan lainnya harus sesuai dengan NIK yang berasal dari akta kelahiran," tambahnya.

Dengan adanya penekanan seperti ini diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penerbitan akta kelahiran dapat meningkat sehingga semua anak dapat memperoleh hak-haknya secara lebih baik.


Info lengkapnya DI SINI