ivoox.idAvatar border
TS
ivoox.id
KPU: Salah Input Sirekap Akibat 'Human Error' dan Sistem



Seorang saksi partai memotret hasil pengitungan suara saat rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara secara manual tingkat Kecamatan di GOR Tanah Abang, Jakarta, Senin (19/2/2024). Komisi Pemilihan Umum (KPU) menghentikan sementara Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) dan akan melakukan akurasi atau sinkronisasi data numerik tampilan publik di laman pemilu2024.kpu.go.id dengan data otentik yang ada dalam foto formulir model C. ANTARA FOTO/Galih Pradipta




Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengakui kesalahan menginput data dalam Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) karena kesalahan manusia (human error) hingga kesalahan sistem.

Anggota KPU RI Idham Holik menjelaskan kesalahan itu disebabkan oleh sistem yang salah membaca angka numerik dari dokumen formulir Model C Hasil Pemilu 2024.
"Jadi begini, misalnya, angka 3 itu terbaca 8. Misalnya, angka 2 itu terbaca 7," kata Idham di Jakarta, Senin (19/2/2024).

Oleh karena itu, lanjutnya, KPU melalui operator Sirekap di tingkat kabupaten dan kota harus melakukan akurasi manual terhadap angka yang salah input tersebut.

Selama proses akurasi, kata Idham, data yang ditampilkan di Sirekap pun bukan merupakan data terbaru.

"Ya Sirekap-nya karena dia sedang diakurasi agar prosesnya menjadi lancar. Maka, untuk sementara, tampilan publiknya masih menggunakan tampilan yang terakhir," jelasnya dikutip dari Antara.

Menurut Idham, permasalahan Sirekap terus jadi sorotan akibat masifnya kesalahan input data perolehan suara pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Kesalahan itu mengakibatkan penggelembungan suara pasangan calon tertentu, karena data numerik Sirekap menampilkan jumlah jauh lebih besar daripada yang tercatat di formulir C1 Plano di tempat pemungutan suara (TPS).

Sebelumnya, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terkait salah konversi dalam membaca data Formulir Model C1 Plano atau catatan hasil penghitungan suara Pemilu 2024 pada Sirekap.

"Kami di KPU masih manusia-manusia biasa yang sangat mungkin salah," kata Hasyim di Kantor KPU RI, Jakarta, Kamis (15/2).

Dia pun memastikan kesalahan konversi itu akan segera dikoreksi. Menurut Hasyim, KPU tak boleh bohong dan harus menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat.



0
433
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
.Celengan.Babi.Avatar border
.Celengan.Babi.
#5
kalok pake sistem recognition kek gitu emg resikonye banyak, jangankan tulisan tangan...absen muke pake biometrik muka aje kadang error...muka si A dibaca namanye si Z emoticon-Ngakak

tinggal di benerin aje lagi di backend soal protokol biometriknye, cuman mangkin tinggi di set presisinye bakal mangkin lemot tu sistem ngebaca krn mangkin byk pola nyang kudu dibaca ama sistem...toleransinye kalok di absensi muka entu mentok 75% aje yar bacaannye cepet
buatbarulagi
aldonistic
aldonistic dan buatbarulagi memberi reputasi
2
Tutup