Hamas Minta Maaf dan Akui Adanya Kesalahan saat Serangan 7 Oktober 2023 ke Israel yang Banyak Akibatkan Tewasnya Warga Sipil! Amerika Serikat Dukung Pembentukan Negara Palestina untuk Stabilkan Timur Tengah, Setuju dengan Langkah AS Tersebut Gansist?

Apapun jenis perang baik secara gerilya atau frontal dan dilakukan oleh tentara resmi sebuah negara maupun milisi sebenarnya dilarang untuk menargetkan atau membunuh warga sipil ya gansist, karena dari zaman dahulu pun biasanya sudah tercantum tentang apa yang diperbolehkan dalam suatu perang dan tindakan apa yang dilarang.

Bahkan perang zaman dahulu tampak terlihat masih lebih baik daripada sekarang, disaat kelompok-kelompok yang bertikai tidak mempedulikan lagi tempat yang tepat untuk ditentukan sebagai ladang pertempuran.







Dalam pengakuan ini Hamas mengakui kesalahannya dan meminta maaf akan banyaknya korban sipil yang tewas, namun mereka juga menganggap bahwa semua ini terjadi akibat dari runtuhnya keamanan Israel dengan begitu cepat hingga berimbas pada banyak sekali warga sipil yang dibunuh sendiri oleh tentara dan polisi Israel yang kebingungan karena kacaunya situasi.







Pejuang Hamas telah mengeluarkan klarifikasi terkait Operasi Banjir Al-Aqsa yang terjadi pada 7 Oktober. Dalam laporan yang disampaikan melalui narasi setebal 16 halaman yang berjudul 'Narasi Kita', Hamas mengakui adanya kesalahan dalam serangan tersebut. Mereka menyalahkan sistem keamanan dan militer Israel yang merespons dengan cepat, mengakibatkan terjadinya kerugian bagi warga sipil.

Operasi Banjir Al-Aqsa pada Oktober 2023 mengejutkan Israel dan menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin negara itu. Meskipun ada sebagian warga Israel yang mendukung upaya perang terhadap Hamas, mereka juga mengalami trauma yang mendalam. Kengerian peristiwa 7 Oktober masih menghantui banyak warga Israel hingga saat ini.







Reaksi terhadap klarifikasi Hamas ini bervariasi. Ada warga Israel yang masih merasa terpukul dan mengenang kengerian peristiwa 7 Oktober. Beberapa poster para sandera yang masih ditahan oleh Hamas bahkan dipasang di berbagai ruas jalan di Israel sebagai bentuk pengingat akan tragedi tersebut. Namun, sebagian warga lainnya tetap mendukung upaya perang terhadap Hamas.

Dalam konteks ini, pernyataan Hamas yang meminta maaf atas serangan terhadap warga sipil pada 7 Oktober menjadi langkah penting dalam mengakui kesalahan yang terjadi. Meski masih banyak perbedaan pandangan, harapannya adalah agar tragedi seperti itu tidak terulang di masa depan dan upaya perdamaian dapat tercapai antara Israel dan Palestina.

Memang peperangan tersebut seharusnya supaya cepat diselesaikan atau berhenti, apalagi mengingat dua-duanya ternyata sampai 3 bulan lebih ini tidak mampu mengalah atau mengalahkan satu sama lain.

Jika demikian maka kemungkinan akan terjadinya korban jiwa dari rakyat sipil di kedua belah pihak kemungkinan malah akan terus makin bertambah banyak. Sampai saat ini bahkan Amerika Serikat pun sudah ancang-ancang melalui menteri luar negeri Antony Blinken untuk mendukung pembentukan negara Palestina dan menstabilkan wilayah Timur Tengah demi mengisolasi Iran.

'Narasi dan Opini Sendiri'


Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2