Di awal tahun ini Lockheed Martin telah mencapai tonggak sejarah baru dalam produksi jet tempur F-35, pasalnya pabrikan tersebut telah berhasil membuat F-35 yang ke seribu. Sebuah pencapaian besar di tengah masalah yang terus menerpa F-35. Sebelumnya pada bulan Juli 2023, F-35 yang ke seribu sedang dalam proses perakitan, dan dijadwalkan selesai dirakit pada akhir tahun 2023.

Selain sukses memproduksi seribu F-35, ada beberapa pencapaian lainnya yang diraih Lockheed Martin. Menurut artikel TheDrive.com, pada awal Januari 2024, F-35 telah mengumpulkan lebih dari 773.000 jam terbang, melatih lebih dari 2.280 pilot dan 15.400 teknisi di 14 layanan penerbangan di seluruh dunia, dan menerbangkan lebih dari 469.000 total serangan mendadak. Saat ini terdapat 32 pangkalan dan 11 kapal yang menampung atau mampu menampung unit F-35. Untuk penggunanya ada 17 negara, negara-negara ini juga telah berpartisipasi dalam program internasional Joint Strike Fighter (JSF).

Dalam keterangan pers resmi ke TheDrive.com, Lockheed belum akan mengirim F-35 ke seribu dan F-35 lainnya. Hal itu dikarenakan, pesawat produksi baru akan dipasangi TR-3 hardware dan TR-3 software. Sebelum perangkat tersebut diuji dan dipasang, F-35 tidak akan dikirim ke konsumen.



TR-3 merupakan akronim dari Technology Refresh 3, merupakan program peningkatan pada F-35. TR-3 adalah batu pijakan awal sebelum nantinya Lockheed memperkenalkan F-35 Block 4. Sebelum membuat versi Block 4, Lockheed membutuhkan hardware dan software baru untuk dijadikan dasar untuk membuat Block 4. F-35 dengan perangkat baru ini kemudian diberi nama TR-3.

Tapi, pengembangan TR-3 telah mengalami masalah dan penundaan. Faktor yang membuat TR-3 tertunda antara lain karena meningkatnya usia armada jet uji program F-35 saat ini dan keterbatasan lain dalam infrastruktur pengujian yang ada, terutama yang berkaitan dengan laboratorium perangkat lunak di lapangan. Yang telah memperburuk masalah ini.

Penerbangan pertama jet uji F-35 TR-3 dilakukan pada Januari 2023 dan saat ini sedang dilakukan untuk merubah 6 unit F-35 untuk mendukung pengujian perangkat TR-3. Rencananya proses pengembangan TR-3 akan selesai sekitar April atau Juni 2024. Penundaan pengembangan TR-3 telah menyebabkan biaya tambahan yang signifikan untuk program F-35.

Pada sidang Komite Angkatan Bersenjata pada bulan Desember  2023, Donald Norcross yang merupakan wakil partai Demokrat dari New Jersey mengatakan bahwa; masalah pada TR-3 telah menyebabkan pembengkakan biaya sebesar US$1 miliar. Perkiraan biaya penuh program F-35 hingga akhir siklus hidupnya pada tahun 2070-an saat ini diperkirakan sekitar US$1,7 triliun menurut Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO).



Setelah pengembangan TR-3 selesai, masih ada pekerjaan rumah lain yang rumit; yakni pemasangan paket TR-3 ke dalam jet yang sudah ada. Selain hardware dan software, program F-35 secara terpisah mengupayakan peningkatan pada mesin Pratt & Whitney F135 yang menggerakkan semua varian Joint Strike Fighter, serta sistem manajemen daya dan thermal, yang juga penting untuk peningkatan kemampuan Block 4.

Block 4 akan mencakup banyak fitur baru, termasuk kekuatan pemrosesan data yang jauh lebih luas, tampilan baru, sistem pendinginan yang ditingkatkan, sensor elektro-optik EOTS dan DAS baru serta sejumlah senjata tambahan yang akan membuka potensi F-35 . Di atas segalanya, radar baru dan sistem peperangan elektronik yang dimiliki jet tersebut akan memberikan dorongan terbesarnya. Aspek peperangan elektronik merupakan keuntungan terbesar yang akan dihasilkan dari program Block 4.

Di sisi lain, meski berhasil menorehkan sejarah dengan produksi seribu unit F-35, Lockheed masih punya segudang pekerjaan rumah untuk membuat F-35 TR-3 selesai dikembangkan sesuai jadwal yang ditetapkan. Untuk sementara, F-35 ke seribu dan F-35 lainnya akan diparkir sampai program TR-3 selesai.






Referensi Tulisan: TheDrive.com
Sumber Foto: USAF & Lockheed Martin