Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mbiaAvatar border
TS
mbia
Lansia Tewas Terkapar di Depan Rumah Karena Diancam 4 Petugas PLN


JAKARTA -- Sebelum ditemukan terkapar dan meninggal dunia di depan rumahnya, Hidayat (75) seorang pria lanjut usia, yang diduga mendapat ancaman pemutusan listrik dari 4 petugas PLN, rupanya sempat meminta pertolongan terlebih dahulu kepada tetangganya.

Hal itu dikatakan Ismail tetangga korban kepada wartawan di Jalan Waspada Buntu RT 07, Tanah Sereal, Jakarta Barat, Jumat (1/12/2023).

Kala itu, kata Ismail, Hidayat mengetuk pintu rumahnya dan meminta dia untuk menyelesaikan masalahnya dengan petugas PLN yang bersikukuh hendak memutus listrik rumahnya.

Dia sempat bilang ada orang PLN datang ke saya mau cabut listrik saya (kata Hidayat). Saya bilang, pak Dayat udah bayar belum? Belum," ungkap Ismail kepada wartawan di Jalan Waspada Buntu RT 07, Tanah Sereal, Jakarta Barat, Jumat (1/12/2023).

Meski begitu, Ismail mendengar bahwa Hidayat sebenarnya hendak membayar semua tagihan listrik pada hari itu, Selasa (28/11/2023).

Akan tetapi, petugas PLN itu tetap bersikukuh hendak mencabut aliran listrik hidayat meskipun ia membayar tagihannya hari itu.

Memang hari ini mau saya bayarin, tapi mereka tetap maksa untuk mencabut listriknya," ungkap Ismail menirukan gaya bicara Hidayat.

Merasa dimintai tolong, Ismail kemudian menenangkan Hidayat agar tak perlu takut lagi.

Dia bahkan berjanji apabila petugas PLN mencabut listriknya, Ismail bakal turun tangan langsung.

"Saya bilang, 'Pak Dayat enggak usah takut, Pak dayat pulang, kalau listrik sampai dicabut urusannya sama saya, akhirnya Pak Dayat pulang," tutur Ismail.

Kala itu, Ismail tidak mengantarkan Hidayat pulang lantaran dia tengah makan siang.

Hidayat juga tidak meminta Ismail mengantarkannya lantaran tidak enak menganggu makan siangnya.

Akan tetapi sesaat setelah Hidayat berjalan pulang, samar-samar Ismail mendengar adanya keributan dari luar rumahnya.

"Ternyata kondisi pak Dayat sudah tergeletak berbaring. Saya lari dari rumah setelah ribut-ribut," ungkap Ismail.



Setelah selesai, ternyata memang kondisi pak Dayat udah berbaring dan banyak perkataan katanya udah enggak ada nyawanya," lanjutnya.

Mengetahui tetangganya meninggal setelah berkeluh kesah soal PLN, Ismail kemudian mencari petugas PLN yang dimaksud tersebut.

Rupanya, empat orang petugas PLN itu nampak pergi meninggalkan Hidayat yang tergeletak di depan kediamannya sendiri.


"Petugas PLN ada di mulut gang hampir ke jalan raya. Saya panggil mereka berempat petugas itu, tolong diurus masalah ini karena pak Dayat ini kayaknya nyawanya udah enggak ada," pinta Ismail.

Baca juga: Cekcok dengan 4 Petugas PLN, Lansia Tewas Terkapar dengan Mulut Berdarah di Depan Rumahnya


Ismail menyampaikan, kala itu ia sesungguhnya jengkel dengan petugas PLN yang mendesak Hidayat.

Pasalnya, kata dia, Hidayat baru tak membayar listrik selama satu minggu, namun petugas PLN sudah bersikeras untuk memutus listrik.

"Yang saya tahu bahwa pelanggan yang melebihi batas tempo yang ditentukan, setiap tanggal 20, bilamana melewati tanggal 20 tersebut, dikenakan biaya administrasi," jelas Ismail.

Oleh karena itu, Ismail meminta pertanggungjawaban para petugas PLN tersebut.

Untuk informasi, berdasarkan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL), batas akhir masa pembayaran listrik jatuh pada tanggal 20 setiap bulannya.

Namun, PLN berhak melakukan pemutusan sambungan listrik sementara terhadap pelanggan pascabayar jika pelanggan menunggak pembayaran selama 30 hari.


Sementara dalam kasus Hidayat, kala itu dia baru terlambat delapan hari dari tenggat waktu yang ditentukan.

Diberitakan sebelumnya, istri Hidayat, Gunarsih (58) bercerita jika peristiwa tersebut bermula ketika ia dan suami tengah makan siang, Selasa (28/11/2023) lalu.

Kemudian, empat orang petugas PLN datang dan menanyakan soal tagihan listrik yang belum dibayarkan Gunarsih sejak 20 November 2023 lalu.


Kala itu, Gunarsih tak menyangkal hal tersebut. Dia mengakui jika dia terlambat bayar listrik dan siap mendapatkan sanksi administratif.

Namun alih-alih disanksi, petugas PLN itu terkesan mengancam Gunarsih dengan menyebut bahwa listriknya akan diputus.

Saya kan terlambat, bukannya belum bayar, saya terlambat. Dari tanggal 20 ke tanggal 28 kan itu namanya terlambat kan. Nanti sore saya bayar, saya lagi pada makan nih," kata Gunarsih saat ditemui di kediamannya, Jalan Waspada Buntu RT 07, Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (1/12/2023).

"PLN-nya bilang, 'Oh enggak bisa bu, saya bukan bagian penagihan bu, saya bagian pemutusan'," lanjutnya.

Gunarsih pun memohon agar listriknya tidak diputus. Ia pun berdalih jika biasanya membayar listrik pada tanggal 28.

Lantaran petugas PLN itu bersikukuh tidak bisa, Gunarsih pun memutuskan untuk membayar tagihan listrik saat itu juga ke minimarket.

"Tapi PLN bilang, 'Walaupun ibu bayar, tetap tugas saya memutuskan'. Tapi dia enggak bawa surat pemutusan, dia bawa surat tagihan," keluh Gunarsih.

https://wartakota.tribunnews.com/amp...etangga?page=2

Turut prihatin
Diubah oleh mbia 01-12-2023 21:36
sweetjulia
bukan.bomat
jiresh
jiresh dan 5 lainnya memberi reputasi
2
782
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
firewallshopAvatar border
firewallshop
#6
Di bdg malah kocak, tgl 18 blm bayar udah dpt surat pemutusan. Blm jg telat.
Mendingan semua dibebasin lah, jgn ada monopoli, orang indo agama kuat buat pencitraan doang, aslinya kerja byk ga amanah.
Kl ada saingan kan ga bs macem2, bs bangkrut ditinggal pelanggan.
pheeroni
aldonistic
jiresh
jiresh dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup