Inflasi yang tinggi berdampak pada kinerja emiten, bahkan yang mengelola bisnis terkenal. Contohnya emiten pengelola restoran cepat saji KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST).
FAST mencatat rugi bersih senilai Rp 152,41 miliar hingga kuartal III tahun ini. Angka itu membengkak 815,69% dibandingkan tahun sebelumnya di angka Rp 17,16 miliar.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga September 2023, pendapatan FAST naik sebesar 7,04% secara tahunan menjadi Rp 4,61 triliun.


Penyebab Emiten Pengelola KFC Indonesia Boncos Besar
Manajemen menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan operasional perseroan tergerus. Antara lain, kenaikan harga beberapa bahan baku akibat inflasi
dan tambahan biaya material handling sebagai dampak kenaikan upah minimum dan kenaikan harga BBM.

"Tidak semua kenaikan harga bahan baku utama yaitu ayam bisa ditutupi dengan kenaikan harga jual menu yang akhirnya akan berdampak pada penurunan transaksi," ungkap manajemen, Selasa (21/11) pekan ini.

Selain itu, ada persaingan ketat dengan QSR terkenal lainnya yang sama-sama memanfaatkan kondisi pasca pandemi.

Kenaikan upah minimum secara nasional juga tidak bisa ditutupi dengan penyesuaian harga menu yang minimal. Terakhir, kenaikan kurs yang mengakibatkan kenaikan harga bahan baku impor.

https://www.cnbcindonesia.com/market...enyebabnya/amp



Inflasi menyebabkan saya beli tergerus, pengusaha kesulitan untuk biaya modal, bahan baku, sewa tempat dll di lain sisi pekerja kesulitan untuk biaya hidup apa2 naik gajian ga cukup sampe akhir bulan.. Pedagang toko tanah abang, glodok dll juga sepi katanya