harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Ingin Balas Dendam, Ternyata Ini Alasan Pria Bergelar PhD yang Jadi PENGANGGURAN!

Sumber Gambar

Kecerdasan manusia adalah kemampuan yang sangat kompleks dan multifaset. Banyak orang mengasosiasikan kecerdasan dengan kemampuan akademik dan prestasi di sekolah. Kecerdasan akademik kerap kali didamba-dambakan banyak orang tua. Hal ini karena dapat membuat proses pembelajaran anak lebih cepat dari yang lainnya.

Kecerdasan akademik merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kompetensi akademik seorang individu. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap anak usia 5-6 tahun, ditemukan bahwa pola asuh orang tua memiliki hubungan dengan kecerdasan akademik anak-anak tersebut. Sehingga orang tua turut berperan dalam pembentukan kecerdasan anak.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kombinasi unik dari kecerdasan ini. Kecerdasan bukanlah ukuran tunggal untuk mengukur kecerdasan seseorang, melainkan spektrum yang beragam. Dengan memahami kecerdasan kita sendiri, kita dapat mengeksplorasi minat dan potensi yang berbeda dalam diri kita, dan menjalani hidup dengan lebih berarti.


Sumber Gambar

Ada banyak orang-orang dengan kecerdasan di atas rata-rata di dunia ini. Banyak yang telah memecahkan rekor dan mendapat popularitas di dunia. Bahkan dapat mencapai gelar pendidikan yang tinggi di usia muda. Salah satunya adalah Zhang Xinyang yang sebelumnya pernah TS bahas karena mendapat gelar PhD di usia 16 tahun.

Sayangnya, dengan kecerdasan yang bahkan sempat menghebohkan banyak orang pada masanya, kini Zhang Xinyang malah tidak memiliki pekerjaan. Ia dicap sebagai pemalas karena enggan bekerja dan mencari uang seperti orang dewasa pada umumnya. Usianya pun sudah menginjak 28 tahun dan masih bergantung kepada kedua orang tuanya.

Rupanya ada alasan tersendiri mengapa Zhang Xinyang memilih jalan hidup seperti ini. Zhang menyebut bahwa pilihannya ini didasari oleh niat balas dendam kepada orang tuanya. Karena orang tuanya yang terus memaksa dirinya belajar dan belajar semasa kecil. Sehingga ia merasa momen-momen masa kecilnya telah direnggut oleh orang tua.


Sumber Gambar

Bayangkan saja, dia sudah masuk kuliah di usia 10 tahun, lulus S2 di usia 13 tahun, mendapat gelar Doktor di usia 19 tahun dan sudah menjadi dosen di usia 21 tahun. Sampai akhirnya kini ia memilih menjaid pengangguran di suai 28 tahun. Ini sebagai bentuk balas dendam atas dirinya yang sejak dulu dipaksa belajar demi mengejar prestasi akademis tanpa mempedulikan kebahagiaannya sebagai anak-anak.

Sayang sekali sebenarnya. Yang sudah lalu seharusnya biarlah berlalu. Toh akibat semua paksaan itu, kini di masa kini dirinya menjadi orang yang hebat. Tidak semua orang bisa sepertinya. Mungkin menyebalkan dengan orang tua yang ambis denga prestasi. Tapi kalau pada akhirnya di usia dewasa kita mendapat keuntungannya kenapa harus kita tinggalkan.


Sumber Gambar

Jadi sayang saja menurut TS. Karena proses belajarnya sewaktu kecil pasti berat. Dan kini saat ia sudah sukses malah membuang kesempatan menjadi orang hebat. Ada baiknya kita melihat ke depan, bukan malah terjebak dengan masa lalu. Ya semua orang beda-beda. Semoga Zhang Xinyang bisa segera move on dari masa anak-anak yang hilang darinya. Dia harus bangga denga dirinya karena orang yang masa kecilnya bahagia belum tentu bisa sehebat dia saat ini. Gelar PhD di usia 16 itu hebat.

Masa kecil adalah masa yang sangat berharga. Meski tidak semua kenangan di masa kecil indah, kita tetap dapat merayakan dan mengenang momen-momen bermain, tertawa, dan bahagia di masa kecil kita. Tapi semua itu biarlah menjadi kenangan indah saja di masa kini.

emoticon-2 Jempol

Jadi gimana menurut kalian? Apakah keputusan Zhang Xinyang sudah tepat? emoticon-Bingung (S)
 
Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi


emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
ipanpun
screamo37
aldo12
aldo12 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
5.1K
153
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
shuliangAvatar border
shuliang
#20
Gw jg ada cerita nyata ttg seorang teman ane yg krg lbh mirip2 kaya kasus pemaksaan org tua kaya diatas. emoticon-Smilie

Ceritanya dulu gw pas masih zaman kuliah jurusan informatika di sebuah kampus swasta daerah kemanggisan, sktr semester 3 gw ketemu sama si teman ini. Org nya tergila2 sama jepang2an kaya macam anime2. Setiap pelajaran di kelas kerjaan nya ngegambar melulu ga pernah perhatikan dosen nerangin sama sekali. Kalo diajak bicara dia suka keluarin kata2 istilah dari film anime pake bhs jepang... Sampe suka dibully sama teman ane yg lain. Nilai nya jg ancur2an.

Lalu dia pernah sempat cerita kalo dia dipaksa masuk jurusan teknik informatika yg dia sbnrnya ga suka sama org tuanya... Awalnya dia ingin ambil jurusan yg terkait dgn seni tp org tuanya blg kalo seni itu ga ada masa depan nya punya.

Waktu pas semester berikut nya kita bareng2 ketemu sekelas lg. Temen ane yg suka ngebully dia seblumnya jd merasa kasihan. Akhirnya sering dibantu dikasi contekan pas ujian, trus kalo ada tugas suka dibuatin jg sama teman yg suka ngebully ini biar nilai nya ga ancur2 banget.
Singkatnya kita semua lulus bareng, meskipun IPK dia pas2an di 2 koma'an.

Tp stlh lulus masalahnya dirinya blum kelar. Si temen ane ini rupanya masih sering bolak-balik ke kampus. Kerjaannya cuman nongkrong sama bengong2 doank sendirian. Sering mondar-mandir ga jelas ke gang2 sama tmpt makan sktran kemanggisan jg. Kejadian itu trus berlangsung krg lbh sampai 3 thn'an.

Kalo kata temen2 ane yg udah kerja tp masih ngekost di kemanggisan kdg masih sering ketemu berpapasan. Mereka pada cerita kalo si temen ane ini dari kelakuan dia, jiwanya spt ada yg “hilang" sewaktu kuliah jd nya sering mondar-mandir di kampus.

Org tua nya pun jg tipe yg sederhana bkn org kaya, jd nya ga bisa kasih dia kerjaan. Ntah gmn nasib dia skrg...

emoticon-Mewekemoticon-Mewek
Diubah oleh shuliang 16-10-2023 03:59
masboy.design
jlamp
caerbannogrbbt
caerbannogrbbt dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup