Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Beda Klaim Terkait Lima Warga Tewas di Yahukimo, Komnas HAM Lakukan Verifikasi
Beda Klaim Terkait Lima Warga Tewas di Yahukimo, Komnas HAM Lakukan Verifikasi
Terjadi perbedaan klaim antara Organisasi Papua Merdeka dan TNI terkait tewasnya lima orang di Kabupaten Yahukimo, Kamis (14/9/2023). Komnas HAM akan melakukan verifikasi terkait perbedaan klaim itu.




Kantong jenazah lima orang yang dinyatakan TNI sebagai anggota kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. TNI melaporkan kelimanya tewas dalam kontak tembak di Sungai Brazza, Yahukimo, Kamis (14/9/2023).
TANGKAPAN LAYAR GRUP WHATSAPP SPIRIT OF PAPUA
Kantong jenazah lima orang yang dinyatakan TNI sebagai anggota kelompok kriminal bersenjata di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. TNI melaporkan kelimanya tewas dalam kontak tembak di Sungai Brazza, Yahukimo, Kamis (14/9/2023).

JAYAPURA, KOMPAS — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia akan melakukan verifikasi terkait perbedaan informasi ihwal tewasnya lima warga di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Kamis (14/9/2023). TNI menyebut lima warga yang tewas itu adalah anggota kelompok kriminal bersenjata, sedangkan Organisasi Papua Merdeka membantah informasi tersebut.

Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey, saat dihubungi dari Jayapura, Papua, Minggu (17/9/2023), mengaku telah mengetahui adanya perbedaan informasi terkait tewasnya lima warga di Yahukimo. Ia menilai, diperlukan verifikasi data untuk mengungkap fakta yang sebenarnya.

Frits memaparkan, Komnas HAM membutuhkan waktu untuk melakukan verifikasi terkait peristiwa tersebut. Upaya verifikasi itu pula yang sebelumnya dilakukan Komnas HAM dalam kasus penembakan dua warga di Kabupaten Mimika, yakni Eden Bebari dan Ronny Wandik, oleh anggota TNI.

Pada 13 April 2020, Eden dan Ronny yang sedang memancing ikan tewas ditembak oleh empat anggota TNI di sebuah sungai di sekitar area Kuala Kencana, Timika, Kabupaten Mimika. Keduanya ditembak karena diduga sebagai anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).


Pelaksanaan sidang kasus pembunuhan dua warga Kabupaten Mimika, yakni Eden Bebari dan Ronny Wandik, dengan agenda pembacaan tuntutan bagi Sertu Vicente De Oliviera dan Praka Bahari Muhrim di Pengadilan Militer III-14 Denpasar di Bali pada 10 Agustus 2023. Kuasa hukum dan kerabat korban mengikuti persidangan secara daring.

Dua pelaku dalam kasus ini divonis bersalah dan juga diberhentikan dari dinas militer, yakni Letda Gabriel Bowie Wijaya dan Praka Sugihartono. Sementara dua pelaku lainnya, yakni Sertu Vicente De Oliviera dan Praka Bahari Muhrim, divonis bebas karena dinilai hakim sebagai upaya pembelaan diri.

”Investigasi kasus pembunuhan Eden dan Ronny berlangsung selama tiga bulan. Dalam investigasi itu, kami tidak menemukan adanya keterlibatan kedua korban sebagai anggota kelompok kriminal bersenjata,” kata Frits.

Sementara itu, Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III Kolonel Czi GN Suriastawa menyatakan, lima orang yang tewas di Yahukimo itu bukan warga setempat, melainkan anggota KKB di bawah pimpinan Yotam Bugiangge. Yotam adalah mantan anggota TNI di Papua yang membelot ke KKB sejak 17 Desember 2021.

Suriastawa mengungkapkan, lima anggota KKB itu tewas saat terlibat kontak tembak dengan TNI di Sungai Brazza, Yahukimo, Kamis pukul 09.15 WIT. Jenazah lima orang tersebut telah dikuburkan pada Sabtu (16/9/2023).


Tim gabungan TNI-Polri menemukan lima pucuk senjata api rakitan saat penggerebekan markas kelompok kriminal bersenjata di Distrik Deikai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Selasa (1/8/2023). Aparat pun menemukan 8 butir amunisi dan 60 busur panah.

”Tak ada masyarakat yang mengaku sebagai kerabat dari lima orang ini. Akhirnya pihak Kodim 1715/Yahukimo dan aparat kepolisian serta pemda setempat memutuskan untuk menguburkan mereka,” tutur Suriastawa.

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), Sebby Sambom, menyatakan, lima orang itu bukanlah anggota organisasi tersebut, melainkan warga setempat. Ia juga menyebut, kelimanya tewas bukan karena ditembak, melainkan terkena bahan peledak yang disiapkan pihak TNI.


Komnas HAM membutuhkan waktu untuk melakukan verifikasi terkait peristiwa tersebut.

Mereka tewas saat melintasi sebuah jalan yang telah terpasang bom. Padahal, mereka sedang menuju ke Deikai, ibu kota Yahukimo, untuk berbelanja barang kebutuhan pokok,” ucap Sebby.

Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy, menyatakan, konflik antara TNI dan TPN-OPM terus mengakibatkan korban jiwa di kedua pihak dan juga warga sipil. Yan berharap kedua pihak bisa melakukan perundingan dan dialog untuk menghentikan konflik yang terjadi

\https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/09/17/beda-klaim-terkait-lima-warga-tewas-di-yahukimo-komnas-ham-lakukan-verifikasi

Percaya sama siapa? mereka sipil atau KKB?
muhamad.hanif.2
areszzjay
areszzjay dan muhamad.hanif.2 memberi reputasi
-2
169
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
saoyuanAvatar border
saoyuan
#5
Klo gereja yg ngomong, gw lbh percaya pemerintah. Dah rahasia umum klo gereja dukung kkb
0
Tutup