Sebanyak 28 tugu perguruan silat di Kabupaten Ngawi telah berhasil dibongkar oleh anggota perguruan silat secara sukarela. Tugu-tugu ini berada di fasilitas umum milik pemerintah dan telah dibongkar sejak tanggal dikeluarkannya imbauan hingga Sabtu, 16 September 2023.

Kapolres Ngawi, AKBP Argowiyono, mengungkapkan, "Sejak ada imbauan pembongkaran tugu (fasilitas umum) dari Pemprov Jatim, di wilayah Ngawi sampai dengan Sabtu, 16 September 2023, sudah 28 tugu perguruan silat yang dibongkar secara sukarela oleh mereka sendiri."

Pembongkaran tugu perguruan silat ini melibatkan 19 kecamatan di Kabupaten Ngawi. Prosesi pembongkaran tugu tersebut turut disaksikan oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) di wilayah masing-masing dan pihak terkait lainnya.

Argowiyono memberikan apresiasi kepada perguruan silat yang telah dengan sukarela membongkar tugu-tugu ini. Dia berharap bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat di Ngawi akan tetap terjaga, dan tindakan ini akan menjadi momentum untuk meningkatkan solidaritas antar kelompok dan golongan.

"Kami sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas pembongkaran tugu ini. Mereka dengan sukarela mematuhi surat edaran dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur," ungkap Argowiyono.

Salah satu contoh dari pembongkaran tugu ini terjadi di Kecamatan Karanganyar. Ketua Ranting PSHT Karanganyar, Karmidi, menyatakan bahwa tindakan pembongkaran secara sukarela ini merupakan wujud ketaatan terhadap aturan sebagai warga negara yang baik.

"Dengan mengedepankan kepentingan negara dan menghindari fanatisme, kami, sebagai warga negara yang baik, melakukan pembongkaran demi kebaikan," ujar Karmidi, selaku penanggung jawab Ketua Ranting PSHT Karanganyar.

Surat edaran Nomor 300/5984/209.5/2023 yang dikeluarkan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur pada tanggal 26 Juni 2023 telah menjadi dasar bagi tindakan pembongkaran tugu perguruan silat ini. Surat edaran ini berisi imbauan kepada seluruh perguruan silat di Jawa Timur untuk membongkar sendiri tugu, patung, dan simbol-simbol perguruan silat, sebagai respons terhadap meningkatnya konflik antar kelompok pesilat.



Info lengkapnya DI SINI