ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Keberadaan AI di Dunia Kepenulisan adalah Berita Buruk [Kompetisi KGPT]


Untuk Anda yang rajin menyelam di dunia maya, mungkin Anda masih ingat dengan kontroversi AI yang mana kecerdasan buatan dituduh telah mencuri desain-desain para ilustrator dan menggunakannya sebagai data uji.

Masih belum kering rasanya masalah AI Vs Designer yang cukup menghebohkan dunia internet. Di saat permasalahan itu masih belum menemui titik terang, keberadaan ChatGPT seolah menambahkan bensin ke dalam api. Apa itu Chat GPT?


Quote:




Seolah tak ingin kalah saing, Kaskus ikut meluncurkan fitur baru yakni KaskusGPT yang kemampuannya bisa Anda lihat melalui kutipan di atas. Keberadaan KGPT diharapkan dapat mendorong para kaskuser untuk lebih aktif menulis karena sekarang sudah ada alat yang amat memudahkan untuk menulis.

Meski demikian, saya pribadi tak terlalu menyukai keberadaan bentuk-bentuk Artificial Intelligent seperti ini. Saya bukan orang yang anti-AI, saya malah menganggap AI merupakan masa depan manusia, tetapi keberadaan AI di dunia tulis-menulis membuat saya begitu resah.


Quote:



Jika melihat kutipan di atas, tentunya tak ada keraguan mengenai kemampuan KGPT. KGPT (atau AI secara keseluruhan) mampu menulis dengan cepat, rapi, dan tak jarang lebih indah dibanding penulis profesional. Tentunya bagi para jurnalis yang sudah kelelahan mencari info, keberadaan AI akan sangat membantu. Namun, sebagai penulis yang memang menulis karena memang suka, keberadaan AI adalah ancaman.


Quote:


Seperti kata Carl Sagan di atas, menulis adalah bentuk komunikasi paling luar biasa yang pernah diciptakan manusia. Hanya dengan membuka lembaran kertas Anda bisa mengintip pikiran seseorang yang sama sekali tidak Anda kenal walau orang tersebut sudah mati ribuan tahun yang lalu. Membaca tulisan seseorang sama saja dengan melihat kepribadian orang tersebut. Apa yang telah dia lalui, apa yang ingin dia tinggalkan, semua ada di sana.

Lalu bagaimana jika AI sudah mengambil alih dunia kepenulisan? Mungkin apa yang akan Anda intip hanyalah database tempat seluruh kata disimpan dan siap diproses kapan saja sesuai kebutuhan. Tak ada kepribadian, tak ada kisah, tak ada gagasan yang ditinggalkan.



"Tapi kan tulisan buatan AI bisa diedit sesuai gaya kita."

"Jangan anggap AI itu ancaman, gunakanlah AI sebagai tumpuan."

"Yang bilang begini biasanya takut kalah saing sama AI."

Mungkin beberapa dari Anda punya pikiran seperti kalimat-kalimat di atas dan saya tidak menyalahkan. Keberadaan AI memang sangat mengundang pro dan kontra. Seperti yang saya bilang di atas, AI adalah masa depan. Mau tak mau kita harus memeluknya sebagai bagian dari masa depan kita.

Namun, bisakah kita jauhkan AI dari dunia tulis-menulis?

Seperti yang sudah kita lihat dari kasus AI Vs Designer, bahkan seorang amatir pun bisa menciptakan karya yang luar biasa. Jika kita menggunakan pengandaian, ini sama seperti avatar level 1 dengan senjata kelas Legend. Memang hebat, tapi apakah kita benar-benar siap dengan itu?

Coba ingat kembali di jaman di mana internet belum seumum sekarang. Murid-murid yang ingin mencari tahu sesuatu harus mencari di banyak buku sampai akhirnya menemukan jawaban. Sekarang yang seperti itu sudah tidak ada, semua serba mudah dengan bantuan mesin pencari.



Kemajuan teknologi membuat segalanya serba mudah dan kemudahan membuat orang-orang menjadi malas. Menulis juga tidak berbeda. Saat pertama kali menulis di Kaskus saya bahkan tak bisa menggunakan tanda baca dengan benar, tetapi saya mempelajari semuanya seiring waktu berjalan dan itu menjadi pengalaman sekaligus pelajaran tak terlupakan.

Lalu bagaimana dengan orang yang hanya tinggal memasukkan topik lalu klik dan jadi? Itu akan menjadi artikel yang bagus (tentu saja), tapi berapa banyak dari artikel itu yang akan jadi bagian dari dirimu?

Anda menulis dengan bantuan AI dan begitu juga dengan banyak orang lain. Penulis yang tak punya ciri khas tentunya akan menghasilkan tulisan yang itu-itu saja dan semuanya pun akan terlihat sama. Anda mungkin optimis bahwa Anda akan mengalahkan AI, tapi coba lihat anak-anak sekolah yang mengcopas jawaban esay dari Google, bukankah jawaban mereka semuanya sama?




Quote:



Efek polarisasi yang akan terjadi akibat munculnya AI sudah pasti sangat mengerikan. Coba bayangkan jika seribu orang menggunakan AI untuk membuat artikel mengenai topik yang sama, bukankah itu berarti AI bisa dengan mudah mengontrol opini seribu penulis dan jutaan pembaca layaknya algoritma Tiktok? Jika itu terjadi maka siapa yang paling diuntungkan? Tentunya mereka yang mengendalikan AI di atas sana.



Manusia dikendalikan oleh AI dan AI dikendalikan oleh manusia-manusia pilihan. Jika Anda masih meragukan kekuasaan elit global dan para kapitalis kekayaan 1% maka coba pikirkan kembali. Manusia benar-benar belum siap menyambut kedatangan AI.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Tonythompson94
silentsinner
indrag057
indrag057 dan 19 lainnya memberi reputasi
18
1.7K
151
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
javansAvatar border
javans
#12
@replykgpt, buatkan essay 200 kalimat tentang pengaruh AI terhadap profesi manusia
0
Tutup