Jepang masih bekerja keras untuk menjaga kedaulatan wilayahnya, yang terbaru nih Gan, Negeri Sakura melakukan misi pencegatan terhadap pesawat intelijen China yang diidentifikasi sebagai Y-9DZ. Mengutip artikel eurasiantilmes.compencegatan itu dilakukan pada hari Kamis (08/06/2023). Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa, dua jet tempur JASDF diluncurkan untuk mencegat pesawat tersebut. Tetapi tidak dijelaskan pesawat tempur apa yang digunakan untuk misi pencegatan.

Pesawat yang dimaksud berhasil dideteksi terbang di 225 km sebelah selatan Kepulauan Yaeyama, sebuah kepulauan di barat daya Prefektur Okinawa, Jepang. Pihak JASDF juga berhasil memotret pesawat yang dikenal juga punya kemampuan untuk peperangan elektronik tersebut.

Beberapa analis mengatakan bahwa, Y-9DZ merupakan varian terbaru dari pesawat intelijen elektronik milik China. Pesawat ini bisa menjalankan misi Intelligence, Surveillance, Reconnaissance (ISR). Pesawat Y-9 dilengkapi beberapa antena untuk mendeteksi, menerima, dan mengklasifikasikan sinyal elektronik.



Seperti tampak pada ilustrasi di atas, pesawat Y-9DZ dilengakpi beberapa antena pada beberapa titik. Antena tersebut mampu mencegat sinyal yang dipancarkan dalam spektrum frekuensi jarak jauh yang luas untuk menunjukkan dengan tepat arah dan lokasi dari sistem radar milik musuh.

Antena tersebut digunakan untuk menemukan dan mengidentifikasi sinyal yang dipancarkan radar darat, laut, dan udara. Setelah data dikumpulkan, maka akan dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Data itu kemudian dibagikan kepada para pilot pesawat tempur untuk digunakan melumpuhkan sistem radar lawan.

Sama seperti mentornya (Rusia), pesawat buatan China ini telah dibuat dalam berbagai varian Gan. Mengutip artikel Janes.com, versi pesawat ISR dari Y-9 pertama kali muncul pada 2014. Versi ISR ini dikenal sebagai Gao Xin, yang berarti pesawat yang memiliki misi khusus. Secara umum, varian pesawat ISR buatan China diberi kode GX (Gao Xin). Versi Y-9DZ dibuat untuk menggantikan varian Y-8G/GX-4.



Sebagai tambahan informasi, Y-9 sendiri dikembangkan dari varian Y-8. Di mana versi asli Y-8 dibuat berdasarkan basis pesawat An-12 Cub yang dibuat dibawah lisensi oleh Shaanxi Aircraft Corporation sejak 1972. Pesawat versi China tersebut kemudian dikenal dengan kode desainasi Y-8. Pengembangan lebih lanjut menghasilkan Y-9, yang terbang pertama kali sekitar tahun 2010.

Upgrade pada Y-9 termasuk rangkaian avionik digital, mesin WJ-6C yang lebih bertenaga, dan baling-baling komposit berbilah enam. Kecepatan jelajah diperkirakan sekitar 300 knots (556 km/jam) dan enduranceterbang sekitar 10,5 jam. Varian baru Y-9 yang ditunjukkan oleh CCTV (media China) pada awal Maret 2019. Artikel Janes.com menyebutkan bahwa, Y-9 sebagai pengganti varian Y-8G/GX-4 ECM yang terbang pertama kali sekitar tahun 2004. Ada 8 unit Y-8G/GX-4 diyakini beroperasi dengan PLAAF, satu diantaranya dilaporkan jatuh pada 2018.

Salah satu pebedaan Y-9 versi awal dan versi Y-9DZ terletak pada ekornya, pada versi terbaru ekor lebih panjang dan tampak ada penambahan perangkat seperti antena. Sementara pada varian awal Y-9 ekornya lebih membulat. Di luar desain ekor yang berbeda, beberapa bagaian pada pesawat masih sama. Misalnya perangkat jamming suite yang ditempatkan pada pod di atas tailplane dan antena panel datar di kedua sisi tailplane. Radome pada dagu serta bagian samping dan belakang badan pesawat kemungkinan juga dijadikan wadah untuk jamming suite.

Di sisi lain, kemunculan baru dari Y-9 versi ISR ini merupakan alarm bagi Jepang. Meski misi penerbangan asli dari Y-9 tidak diketahui, tetapi kemampuannya menangkap sinyal radar milik lawan tentu bisa jadi ancaman. Secara diam-diam China pun terus meningkatkan kemampuan ISR mereka, di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah Pasifik dengan Amerika, terutama terkait masalah Taiwan. Dan kemampuan ISR mungkin adalah salah satu hal yang diprioritaskan saat ini.







Referensi Tulisan: eurasiantilmes.com& Janes.com
Sumber Foto: sudah tertera