Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia ikut menyoroti kasus viral seorang dokter berinisial TK menganiaya staf Karen's Diner karena tidak dipanggil sesuai nama profesinya saat datang ke restoran. Dokter TK di Bali memukul dan menjambak staf terkait, yang kini berujung laporan polisi.

Ketua Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr dr Beni Satria, MH (Kes), SH, MH memastikan tidak ada kewajiban seorang tenaga medis tetap dipanggil dokter, seperti layaknya sedang berpraktik. Bahkan, hal itu tidak diatur dalam bentuk aturan manapun.

Selama ini, pemanggilan dokter sesuai profesinya di masyarakat, juga hanya dilandasi kebiasaan atau kedekatan pribadi. Terlepas dari persoalan di luar praktik menangani pasien, kasus penganiayaan semacam ini dipastikan dr Beni tetap perlu ditindak etik.

"Tentu penilaian etik ini harus dilakukan oleh Majelis Etik Kedokteran Indonesia, bahwa profesi dokter melekat di masyarakat, maka setiap tindakan, perbuatan, sikap dan perkataan seorang yang memiliki gelar profesi harus dipertanggungjawabkan," tuturnya saat dihubungi detikcom Kamis (18/5/2023).

dr Beni mengingatkan perilaku dokter TK terancam hukuman pidana umum, bukan merupakan pidana medik lantaran tidak terjadi dalam kegiatan praktik kedokteran. Namun, berkaca pada kasus ini, para dokter diimbau untuk selalu mengedepankan etik dalam berperilaku.

Penting untuk selalu menjaga sopan santun, termasuk di luar praktik.

"Walau apa yang dilakukan di atas, tentu harus dipisahkan antara dokter di pelayanan kesehatan dan dokter di pergaulan masyarakat," terang dia.

"Ketentuan kode etik seorang dokter, telah menyebutkan Seorang dokter wajib berperilaku berwibawa, tutur kata sopan, perilaku santun, sehingga memberikan cerminan seorang dokter yang baik," sambung dr Beni.

Detik.com