Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

des.moinesAvatar border
TS
des.moines
China Beri Bunga Proyek Kereta Cepat 3,4 Persen, Padahal Dulu Jepang Cuma 0,1 Persen
Liputan6.com, Jakarta Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terus dirundung masalah seiring pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, bahwa bunga pinjaman dari China Development Bank (CDB) tembus 3,4 persen.

Angka ini muncul setelah pemerintah Indonesia bernegosiasi agar bunga pinjaman proyek kereta cepat dapat turun menjadi 2 persen dari awalnya 4 persen.

Jika mengulas lagi perencanaan proyek kereta cepat Jakarta Bandung, Jepang adalah negara yang pertama kali berminat untuk menggarap proyek ini.

Mengutip dari BBC Indonesia dan artikel yang telah tayang di merdeka.com, keseriusan Jepang terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, ditunjukkan dengan menggelontorkan dana sebesar USD3,5 juta pada tahun 2014. Uang tersebut ditujukan sebagai modal studi kelayakan.

Berdasarkan kalkulasi Jepang, nilai investasi untuk proyek ini sebesar USD6,2 miliar dengan komposisi 75 persen biaya ditanggung Jepang dalam bentuk pinjaman dengan tenor 40 tahun dengan bunga 0,1 persen per tahunnya.

Di tengah perjalanan, China muncul dengan menawarkan diri turut serta menggarap proyek kereta cepat dengan nilai investasi USD5,5 miliar. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat itu dijabat oleh Rini Soemarno, menunjukan kecenderungan memilih China sebagai pihak penggarap proyek.

Alasannya Lebihi Menguntungkan

Alasan Rini saat itu, proposal yang ditawarkan China lebih menguntungkan dibandingkan Jepang.

"Ini semua adalah investasi dari badan usaha dengan berpartner dengan China. Jadi betul-betul tidak ada beban kepada pemerintah," ujar Menteri Rini di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Di tahun 2016, China terpilih sebagai pihak yang mengerjakan kereta cepat Jakarta-Bandung. Dengan komposisi pembiayaan, 75 persen berasal dari pinjaman melalui China Development Bank (CDB) dan sisanya merupakan setoran modal dari konsorsium dua negara yaitu Indonesia-China.

Pembagiannya, konsorsium BUMN Indonesia menyumbang 60 persen dan 40 persen berasal dari konsorsium China.

Total pinjaman Indonesia ke CDB mencapai Rp8,3 triliun. Utang itu akan dipakai untuk pembiayaan pembengkakan biaya kereta cepat.

China Ingin APBN Jadi Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Pemerintah Indonesia mencoba negosiasi dengan Pemerintah China terkait penjaminan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Hal ini mengingat pemerintah China ingin penjaminan langsung oleh pemerintah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Demikian disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Septian Hario Seto.

Seto menuturkan, pemerintah China ingin penjaminan langsung oleh pemerintah melalui APBN. Sementara itu, Pemerintah Indonesia ingin agar penjaminan dilakukan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).

“Ini terkait penjaminannya selama ini kita mau ada PII ya, mereka mau penjaminan langsung, kita coba negosiasi itu,” tutur dia dikutip dari Antara, Senin, 10 April 2023, ditulis Rabu (12/4/2023).

Seto menuturkan, pinjaman akan diberikan kepada PT KAI sebagai pimpinan konsorsium Indonesia di KCIC. Uang pinjaman akan diserahkan kepada KCIC yang bertanggung jawab atas proyek KCJB.

Dari nominal cost overrun senilai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun, pemerintah akan suntikkan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,2 triliun. Sisanya akan ditambal dari utang termasuk dari China Development Bank (CBD).

Negosiasi

Sementara itu, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah Indonesia masih negosiasi dengan China terkait tingkat suku bunga pinjaman untuk kenaikan biaya (cost overrun) proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Luhut mengatakan, tim teknis dari kedua negara telah sepakati nilai cost overrun proyek sebesar USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun.

Ia menambahkan, pembicaraan detil dari dua belah pihak sepakat USD 1,2 miliar. "Terkait pinjaman terhadap KAI terkait pinjaman cost overrun, kami sedang finalkan negosiasi tentang suku bunga. Suku bunga sudah turun dari 4 persen, sekarang kita ingin lebih rendah lagi, kita lihat. InsyaAllah akan beres,” ujar dia.

https://www.liputan6.com/amp/5261252...cuma-01-persen

Kasian, semua akibat ambisi pribadi..
didududi
lindungibali
skull18
skull18 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
2.1K
83
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
sagal2010Avatar border
sagal2010
#15
Mantap bray Indonesia punya kereta cepat tahun ini, ayo drun kita jajal kereta cepat setelah peresmian.
MRT jaman JKW
LRT jaman JKW
Bullet train jaman JKW
Nikmat mana yg kau dustakan?
.bindexee.
Mistaravim
Mistaravim dan .bindexee. memberi reputasi
0
Tutup