Pratu F bukan Tewas karena Ditembak OPM tapi Lompat Jurang Sedalam 140 Meter, Kondisi Alam Papua yang Sulit Tugas Berat TNI Pun Tentara Amerika Serikat Pernah Merasakannya Dulu di PD2!


Tentara dan perang adalah sesuatu yang sepertinya tak bisa dipisahkan walau apapun risiko dan bahayanya, terutama untuk membela negara tercinta maka wajib untuk dilaksanakan dan tugas berat ini tidak semua orang di negeri ini sanggup untuk mengembannya lho Gansist!

Maka untuk itu kita sebagai bangsa yang besar hukumnya wajib menghormati para pahlawan bangsa kita terkhusus para prajurit TNI yang telah membela bangsa dan negara ini dengan tumpah darah mereka, ....


Kemuliaan untuk para pahlawan


Mungkin kita mengenal Usman, Harun, Daan Mogot, Supriyadi, I Gusti Ngurah Rai, Slamet Riyadi, The Black Mascot Halim Perdana Kusuma dan banyak lagi yang lain bahkan sebagian besar tentara kita yang gugur adalah pahlawan tak dikenal.

Karena semua pahlawan ya sejatinya nggak mau dikenal begitu juga dengan para pahlawan yang tertulis diatas, yang penting dia telah membaktikan jiwa raganya demi nusa bangsa




Dan kini telah kembali gugur putra putra bangsa Indonesia dalam konflik yang kembali memanas di Papua sebab pemerintah dan TNI sekarang sedang berusaha untuk misi pembebasan pilot pesawat Susi Air kewarganegaraan Selandia Baru, salah satu prajurit tni yang gugur disana adalah Pratu F.

Ceritanya Pratu F bersama 35 prajurit lainnya sedang melakukan operasi di Nduga namun sampai pada satu titik di kawasan Mugi-Mam tersebut dirinya bersama rekan satu tim tiba tiba digempur dan dikepung dari berbagai arah oleh ekstrimis sparatis OPM bahkan ditembaki dari atas tebing hingga dalam keadaan terpojok ini dirinya berinisiatif mundur mencari posisi yang tepat untuk menetralisir keadaan dan kembali menyerang gerombolan tersebut.

Namun sayangnya yang dia lompati adalah jurang sedalam 140 meter, sedangkan menurut Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono menjelaskan bahwa Pratu F gugur tanpa ada luka tembak dan senjatanya pun masih ada, bukan masalah sepele yah bertempur di alam yang sulit semacam di Papua mungkin bisa dilihat gambaran betapa sulitnya tentara Amerika dalam perang dunia dulu saat menaklukkan Papua di pertempuran Numfor, Biak, Rabaul dan lainnya.




Numfor 2 Juli - 31 Agustus 1944


Melawan tentara Jepang yang diperkirakan oleh perwira Amerika jumlahnya kurang dari satu batalyon pun banyak tentara pimpinan MacArthur yang hilang


Beratnya tugas di Papua inilah hingga panglima TNI Yudo Margono dalam dukanya menyampaikan dengan tegas gugurnya Pratu F bersama 4 rekannya sebagai kusuma bangsa untuk mengamankan negara tercinta ini dari gangguan sparatisme yang merongrong keutuhan dan persatuan negara!

Turut berduka juga saya atas meninggalnya putra terbaik Indonesia ini semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran, semoga konflik ini cepat selesai sedangkan menurut Aisah Putri Budiarti Anggota Tim Kajian Papua LIPI(2019) ada sekitar 4 akar masalah penyebab konflik di Papua yaitu, ....


1). Diskriminasi
2). Penyelesaian masalah pelanggaran ham
3). Kegagalan pembangunan
4). Kemiskinan (otsus sudah puluhan tahun tak ada perubahan)
5). Status politik papua dan sejarah politik papua


Mudah mudahan bisa ditangani segera oleh pemerintah Indonesia beberapa penyebab masalah tersebut, padahal kita punya pengalaman mendamaikan konflik di Aceh dulu, mungkin trik dulu tersebut bisa dilakukan pula untuk mengatasi konflik di Papua!

Dan juga kelompok sparatis OPM harus begitu, lihatlah bagaimana Aceh sekarang aman dan damai tidak seperti dulu, atau malah memang sebenarnya mereka nggak mau ada ketenteraman di Papua?


"narasi dan opini sendiri"



Tulisan Sendiri:

@amekachi

Sumber Tulisan dan Gambar: 1 2 3 4 5 6