bekticahyopurnoAvatar border
TS
bekticahyopurno
Luka Tidak Sekata Berakhir Jeda Agar Bisa Dieja
Hubungan Terkadang Butuh Jeda Agar Bisa Dieja



Memang sungguh sakit, sekalipun tidak diungkit, hanya bisa menjerit, rintihan terlunta berderit, kepingan hati sudah tidak bisa dirakit.


Sepertinya sudah tidak bisa diteruskan lagi. Kamu selalu memaksa aku untuk menerima dengan lupa memberi. Kekecewaan begitu sadis menjelma menjadi duri dalam hati. Sudah tidak ada lagi saling mengerti.

Kamu merasa selalu benar, semakin tidak terkendali dan segalanya menjadi samar. Apapun penjelasanku tidak lagi kamu dengar.

Cukup sudah mengirim tangis setiap malam, begitu suram. Kata sepakat dulu kini terajam, menjatuhkan kepercayaan menjadi kelam.

Kiranya demikian gambaran pertengkaran dalam hubungan. Lantas apa yang harus di lakukan? Luka Tidak Sekata Berakhir Jeda Agar Bisa Dieja


1. Sejenak Menyendiri Menata Hati



Saat komunikasi dalam sebuah hubungan tidak ada titik temu. Setiap hari gaduh, perasaan hati mengaduh dan hubungan tidak kembali utuh. Sebaiknya sejenak menyendiri.

Masing-masing saling introspeksi dan menata hati. Jangan mengambil keputusan apapun saat pikiran gersang dan tersebab bisa menjadi bumerang.

Saling berikan ruang hingga semua menjadi terang-benderang. Apakah nantinya terus bersama atau berhenti berjuang.



2. Tanyakan Hati Nurani Agar Tidak Menyesal Nanti




Semua hubungan pasti ada pertengkaran. Itu wajar. Hanya jika pertengkaran tidak terkendali dan membakar hati. Maka hubungan bisa bubar.

Demikian pula sebaliknya, jika hubungan tidak ada pertengkaran artinya keduanya sama-sama sudah tidak peduli. Penting juga untuk diakhiri.

Pertengkaran pasangan baik mereka yang masih pacaran atau menikah adalah bumbu untuk hubungan menjadi sedap.

Hanya jika hubungan masih sebatas pacaran berbeda dengan pernikahan. Jika tahap pacaran, putus nyambung biasa saja.

Sedangkan dalam hubungan pernikahan sudah tidak bisa seperti itu. Harus dipikirkan secara matang dan dewasa. Ada hukum sosial, hukum agama dan hukum negara.


3. Simpan Segala Perselisihan Bukan Dijadikan Hiburan




Kebiasaan era now, saat terjadi perselisihan pasangan. Kemudian membuat status di media sosial, bahkan dijadikan ghibah berjamaah.

Semua itu bukan menjadi lebih baik, justru membuat semuanya semakin memanas dan membikin malu diri sendiri.

Jika akhirnya kemungkinan buruk putus bagi yang pacaran dan cerai bagi menikah. Apapun aib pasanganmu, simpan untuk dirimu sendiri.

Jadikan itu pelajaran. Kecuali saat membuka lembaran baru, kamu bisa terus terang sebelum memutuskan hubungan lagi.

Semisal bercerai dan menjadi janda. Tidak perlu memamerkan kamu janda di media sosial, cukup kamu dan nanti calon suamimu jika akhirnya menikah lagi.


4. Tenangkan Pikiran, Pilih Solusi dan Putuskan




Setelah semuanya tenang, kemudian cari solusi dari semua jalan kebuntuan. Tentu saja, apapun solusi yang dipilih nantinya selalu punya resiko.

Fenomena sering terjadi adalah ngegantung hubungan. Bersama sakit hati, pisah masih cinta. Akhirnya sama-sama menyakiti.

Itulah mengapa harus tegas dan jelas mengambil keputusan. Timbang mana lebih baik dan kamu inginkan. Bagaimanapun juga sabar adalah senjata yang tidak terkalahkan.


Quote:



5. Apapun Terjadi Pilih Bahagia



Kebahagiaan itu dipilih bukan pemberian. Hubungan terkadang butuh jeda agar bisa dieja. Apakah nanti ada koma atau berakhir titik. Bahkan membuat paragraf baru.

Apapun yang terjadi, selalu pilih untuk bahagia. Bagaimanapun juga orang paling bertanggung jawab atas kamu adalah dirimu sendiri. Pasangan hanyalah mitra dalam kesepakatan.

Pahami dan sadari, semua terjadi adalah proses pendewasaan diri dan itu bagian dari perjalanan dari kehidupan.

Demikian pendakian bukanlah tujuan. Tidak peduli seberapa tinggi gunung kamu daki, seberapa keras cadas-beringas kamu lalui. Pada akhirnya kembali turun.



"Bagaimana jika hubungan mengalami trauma?"



Sulit disangkal, beberapa kasus pertengkaran bisa berakhir menjadi masalah perdata dan meninggalkan trauma.

Tentu penanganan berbeda. Jika pertengkaran masih dalam kategori wajar, maksudnya tidak masuk perdata dan mengalami trauma. Ini kasus paling banyak terjadi.

Hal harus di lakukan adalah menyembuhkan trauma itu dulu. Baik konsultasi pada profesional atau secara mandiri.

Tersebab jika trauma itu tidak disembuhkan, itu akan menjadi bom waktu. Entah masih dengan orang yang sama atau hubungan baru. Trauma itu menjadi penyebab kembali terluka semakin parah.

Sedangkan jika sudah masuk wilayah perdata. Konsultasi dengan ahli hukum. Intinya adalah bagaimana mentalmu kembali sehat.


Kesimpulan saat sebuah hubungan mengalami jalan buntu, sering terjadi pertengkaran. Sebaiknya jeda sementara untuk menata hati, introspeksi diri dan menguraikan masalah. Bagaimanapun kunci sebuah hubungan adalah komunikasi yang baik.

Bagimana menurut sahabat kaskuser punya pendapat lain? Yuk diskusikan disini. Belajar bersama bisa dan terimakasih.

Sumber: Opri
Refrensi gambar pinteres
Diubah oleh bekticahyopurno 20-03-2023 09:17
azka81
betiatina
Khadafi05
Khadafi05 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.6K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
ushirotaAvatar border
ushirota
#14
istirahatlah, cuti lalu dekatkan diri dengan keluarga, bukan teman karena teman bisa makan teman
bekticahyopurno
bekticahyopurno memberi reputasi
1
Tutup