Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pilottempur1718Avatar border
TS
pilottempur1718
Masjid UI dan Sepinya Kajian Keislaman


Oleh ALKHALEDI KURNIALAM

Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia (UI) masih berdiri kokoh. Masjid yang berada di samping Danau UI tersebut memiliki arsitektur indah dengan kubahnya yang berundak.

Saat Republika menyambangi masjid tersebut pada Senin (13/3/2023) lalu, masjid itu tak ramai seperti dahulu. Padahal, masjid itu dikenang sebagai salah satu masjid dengan aktivitas kajian keislaman yang ramai, bahkan lintas mazhab.

Sepanjang waktu Zhuhur, masuk waktu Ashar, Maghrib, hingga Isya, Republika memang tidak melihat kelompok-kelompok mahasiswa yang melakukan kajian, baik di selasar masjid maupun di lantai bawah. Di sana hanya terlihat lalu lalang mahasiswa atau karyawan yang menunaikan shalat. Mereka sekadar membaca Alquran atau istirahat sejenak.

Koordinator Kajian dan Dakwah Masjid UI, Imam K Hayatullah, mengatakan, pihaknya tidak pernah melarang kelompok mahasiswa untuk menggelar kelompok kajian. Dia menegaskan, Masjid UI tidak pernah melarang mahasiswa melakukan diskusi atau aktivitas keislaman.

Minimnya kelompok kajian mahasiswa di Masjid UI dinilainya karena beragam faktor, yaitu karena masih masa peralihan kuliah online ke offline. "Asumsi saya, dari online ke offline belum maksimal. Generasi sekarang lebih banyak nonton konser, lebih suka nongkrong di mal," ujar dia.

Menurut dia, kajian-kajian keislaman yang digelar Masjid UI secara rutin tidak  menarik banyak mahasiswa untuk datang. Meski pihak masjid mendatangkan pemateri yang terkenal atau dari sisi topik kajian yang menarik.

Sepinya minat mahasiswa untuk melakukan kajian disebutnya tidak hanya terjadi di Masjid UI, tapi juga masjid-masjid lain. Hal ini terungkap dalam komunikasinya kepada pengurus-pengurus masjid kampus lain yang tergabung dalam asosiasi masjid kampus.

"Kita kurang fasilitasi apa, sementara ketika pembukaan sahabat masjid (relawan mahasiswa yang aktif memakmurkan kegiatan dakwah Masjid UI) yang daftar sedikit banget, cuman 99 orang lah. Kita sudah buka kanalnya," ujarnya.

Dia menjelaskan, berbagai kegiatan keislaman secara rutin dilakukan di Masjid UI, mulai agenda harian hingga bulanan. Di masjid tersebut, ada kuliah tujuh menit (kultum) setelah shalat Zhuhur pada Senin hingga Kamis, kajian Ahad pagi rutin, khotmil Qur'an bil ghaib setiap Jumat hingga kajian Ahad pagi spesial yang mengundang tokoh nasional. Imam meyakinkan, kegiatan keislaman mahasiswa tidak pernah dilarang di Masjid UI. Pihak masjid juga berupaya untuk membuat mahasiswa tertarik mengikuti kajian.



"Kalau boleh menjelaskan, saya santrinya Kiai Hasyim Muzadi ketua PBNU dulu. Abah itu nggak pernah menyuruh saya, oh ini masjid kelompok ini doang. Tapi, ya giliran merekanya nggak datang, masa bilang masjid sudah berbeda, masjid larang diskusi?" katanya.

Herri Cahyadi, salah seorang alumni UI, mengenang betapa kajian keislaman sempat ramai di masjid tersebut. Gelora dakwah itu yang Herri ingat selama aktif dalam gerakan dakwah kampus sekitar satu dekade. Saat mulai terlibat gerakan dakwah di Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Salam UI pada 2004 hingga setelah menyelesaikan S2 pada 2012, bahkan setelah studinya rampung pada 2013 dan 2014.

Dia menjelaskan, Masjid UI menjadi masjid yang begitu hidup dengan kajian dan diskusi mahasiswa dengan warna pemikiran dan gerakan yang berbeda-beda. Ada Salam UI, klub baca dan diskusi, tarbiyah, salafi, diskusi umum, mahasiswa yang bergerak di lembaga amil zakat (LAZ) hingga ada juga yang terafiliasi HTI (Hizbut Tahrir Indonesia).

Namun, sayang, geliat tersebut kini sudah tidak lagi dilihatnya setelah mengunjungi masjid tersebut berulang kali belakangan ini. Masjid disebutnya sepi dari ghirah dakwah mahasiswa yang tidak lagi seperti dulu.

"Dan ternyata, bukan saya saja yang merasakan, melainkan juga diamini, di-echo-in (digaungkan) oleh banyak orang, banyak alumni, banyak eks mahasiswa UI juga yang merasakan hal yang sama," kata Herri kepada Republika, Senin (13/3/2023).

Sepinya masjid dari kelompok kajian mahasiswa ini dikatakannya jadi pemandangan yang asing bagi dirinya. "Beberapa kali datang shalat ke UI, saya iseng ke atas memang sepi, Zhuhur, Ashar, sampai Maghrib ya memang sepi sepanjang penglihatan saya. Dan ini kan hal yang nggak biasa saya lihat selama ini, harusnya ada mahasiswa yang lagi rapat lah, mahasiswa yang lagi belajar lah," ujarnya. 

Dia juga mengaku penasaran terkait sepinya masjid dari kegiatan keagamaan. Dia mengaku ada desas-desus yang mengatakan bahwa penyebabnya adalah masuknya salah satu organisasi masyarakat (ormas) atau entitas yang terafiliasi ke ormas tersebut menjadi penyebab sepinya masjid dari kelompok kajian mahasiswa.

"Ada desas-desus yang memang menyebut masjid UI sekarang DKM-nya dikuasai oleh salah satu ormas atau afiliasi ke ormas tertentu. Ya muncul makanya itu ada rasa, kalau kecewa nggak, tapi ada penasaran kenapa bisa seperti ini,"katanya.

Dia mengharapkan Masjid UI bisa kembali menjadi pemersatu sekaligus payung besar gerakan dakwah di kampus. Menurut dia, masjid sudah selayaknya menjadi sentral aktivitas dakwah yang tidak bisa dikuasai oleh hanya satu golongan tertentu.

"Selama gerakannya sesuai dengan sunah, menyeru kepada kebangkitan Islam bukan gerakan teror, bukan radikal, selama dia mengajak kepada Islam, mengajak kepada perbaikan umat, masjid itu harus menjadi payung besar dan itu yang terjadi dulu," katanya

republika.id

aloha.duarr
pakisal212
scorpiolama
scorpiolama dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.4K
94
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
pilottempur1718Avatar border
TS
pilottempur1718
#3
Itu juga yg bikin komplek gw sekarang sepi karena yg non muslim juga merasa buat apa bersosialisasi sementara mereka dibedakan dan itu juga yg memicu gw nolep
aloha.duarr
pakisal212
scorpiolama
scorpiolama dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Tutup