si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Formil Talk: Bahaya Penggunaan Gawai di Medan Perang
Quote:


Formil Talk Chapter 3: Bahaya Penggunaan Gawai di Medan Perang


Pada hari Minggu ini, penulis kepikiran untuk membuat diskusi tentang bahaya penggunaan ponsel alias gawai di medan perang, dan belajar dari Rusia, ternyata membawa gawai ke medan perang bukanlah pilihan yang tepat. Seperti pada thread yang sudah TS buat sebelumnya, pada tahun baru, tepatnya dini hari tanggal 1 Januari 2023; barak pasukan Rusia dihantam roket HIMARS.

Kejadian itu terjadi di Makiivka, yang merupakan bagian dari Donetsk Oblast. Rusia menyebut 6 roket menghantam barak militer yang mengakibatkan 89 personel meninggal dunia. Sementara Ukraina mengklaim 400 orang meninggal dunia dan 300 lainnya luka-luka. Belum diketahui secara pasti berapa jumlah korban dari kejadian ini, karena selama hampir setahun perang, baik Rusia dan Ukraina suka mengurangi atau melebihkan korban akibat sebuah serangan.

Penggunaan gawai di medan perang sesungguhnya sangat berbahaya, karena pancaran sinyal gawai bisa didteksi oleh lawan. Dalam kasus terbaru yang menimpa Rusia, Ukraina memakai metode analisa location based data. Dengan melacak pancaran sinyal di suatu titik koordinat, maka lokasi tempat berkumpulnya pasukan Rusia bisa diketahui secara tepat. Sinyal ponsel memang menjadi ancaman dalam dunia militer, lantaran ponsel menjadi alat komunikasi personal, dan penggunaan di medan konflik bisa berujung petaka.


Rusia Tak Pernah Belajar dari Pengalaman


Sebenarnya kasus yang menimpa pasukan Rusia di Makiivka bukanlah hal baru, pada Mei 2018 misalnya, sebuah Pantsir-S1 yang beroperasi di Suriah berhasil dihancurkan karena ponsel krunya tertinggal di dalam kendaraan yang berfungsi sebagai sistem hanud tersebut. Menurut artikel indomiliter.com, pada saat kejadian Pantsir kehabisan amunisi, dan sedang menunggu pengiriman.

Operator lalu menunggu agak jauh dari sistem Pantsir-S1, tapi salah satu dari mereka meninggalkan ponsel dalam keadaan aktif di kursi operator. Dari sana intelijen Israel kemudian berhasil mendeteksi pancaran sinyal dari ponsel operator dan membuat posisi baterai Pantsir-S1 dapat diketahui. Israel lalu mengirim jet tempurnya untuk mengeksekusi sistem hanud tersebut.

Dalam kasus Pantsir, Rusia sebenarnya telah membuat standar prosedur yang ketat bagi operator Pantsir-S1. Salah satunya adalah setiap perangkat komunikasi darat (radio dan ponsel) harus dimatikan saat operasi sedang berlangsung. Berkaca dari kejadian di Suriah tersebut, harusnya Rusia lebih ketat lagi dalam membuat prosedur penggunaan ponsel di kalangan tentaranya. Pasalnya ratusan prajurit wajib militer kini mulai dikirim ke garis depan.

Di sisi lain, orang-orang yang diambil melalui mobilisasi parsial, mereka adalah warga sipil yang belum mengetahui ancaman nyata dari penggunaan gawai di medan perang, maka penting untuk melarang mereka memakai ponsel selama bertugas. Dengan wilayah penugasan yang tak jauh dari lokasi musuh, penggunaan ponsel akan membuat celaka.



Negara yang Melarang Penggunaan Gawai di Medan Perang


Beberapa negara besar telah melarang personelnya memakai gawai selama bertugas gan, dan penulis menemukan artikel terkait pelarangan penggunaan gawai di kalangan militer yang ditulis Maria Farrell di website The Conversationalist. Maria adalah istri dari personel tentara Inggris, dalam tulisanya dia menyebutkan, selama penugasan sang suami ke Afghanistan; seluruh personel Inggris dilarang menggunakan gawai selama bertugas. Penggunaan gawai pun dibatasi dan diawasi.

Selama penugasan sang suami, Maria hanya sempat menghubungi seminggu sekali, meski hanya dengan durasi yang singkat. Sementara itu, di Afghanistan, pasukan AS sedikit lebih longgar dalam aturan gawai. Menurut Maria, suami temannya yang merupakan personel Korps Marinir AS masih boleh memakai iPad selama di pangkalan atau kamp, serta bisa menghubungi keluarganya. Tetapi di tahun 2018, AS melarang penggunaan aplikasi yang mengharuskan penggunanya menghidupkan fitur GPS selama penugasan di lapangan di seluruh wilayah Afghanistan.

Quote:


Dalam kasus di Afghansitan, tentara dari AS atau Inggris secara teori dapat membeli kartu SIM prabayar lokal dan memasukkannya ke dalam telepon yang mereka bawa. Dan ini akan menjadi langkah yang buruk. Pengidentifikasi unik di telepon dapat diverifikasi melalui basis data industri global, yang segera memungkinkan penyedia kartu sim lokal menentukan asal ponsel.

Dengan badan-badan intelijen Rusia, Iran, dan China yang secara luas diyakini bertengger di jaringan Afghanistan, mereka dapat membangun gambaran tidak hanya tentang pergerakan pasukan; tetapi juga kemungkinan individu yang teridentifikasi untuk dilacak ketika mereka pulang. Inilah mengapa beberapa negara melarang penggunaan ponsel, dan berikut adalah beberapa negara tersebut:


Amerika


Negeri Paman Sam sebenarnya sudah menyadari bahaya pemakaian ponsel sejak 2011, pada tahun yang sama mereka meluncurkan latihan untuk memanfaatkan aplikasi di gawai untuk digunakan berbagi data dan berkomunikasi antar pasukan dengan aman. Pada 2011, US Army mencoba 85 aplikasi yang kompatibel dengan Android, iPhone dan iPad untuk bisa digunakan dengan aman selama latihan perang di gurun.

Aplikasi yang dimaksud digunakan untuk memantau kamera pengawas atau mengunduh informasi terkini dari basis data jarak jauh, tidak diketahui apakah program ini masih dijalankan atau tidak. Sebagai pemilik satelit GPS, agaknya AS lebih longgar dalam penggunaan gawai di kalangan militernya. Tetapi, mereka tetap terus mengembangkan berbagai teknologi berupa aplikasi pendukung untuk membuat pengoperasian gawai oleh tentaranya tetap aman.


Turki


Turki melarang tentara di pangkalan serta mereka yang bertugas dalam operasi militer mengoperasikan gawai mulai tahun 2015. Negara ini juga sempat memblokir akses ke Twitter saat mereka hendak melakukan misi pengeboman ke Suriah.


Rusia


Rusia mengikuti langkah Turki pada tahun 2019, ketika parlemennya dengan suara bulat memilih untuk melarang penggunaan tablet dan smartphone oleh angkatan bersenjata yang sedang bertugas. Tetapi, kasus serangan di Makiivka menunjukkan jika aturan itu tak sepenuhnya bisa dijalankan.

China


Pada tahun 2016 China mulai membatasi di mana dan kapan tentara di pangkalan domestik dapat menggunakan ponsel cerdas mereka. Hal itu dilakuan setelah setelah mereka menyadari bahwa, aplikasi taksi online yang biasa digunakan tentara untuk kembali pada malam hari dipakai untuk mengumpulkan data yang dapat diidentifikasi di sekitar instalasi militer. China mengatakan program deteksi lokasi GPS dari aplikasi tersebut diaktifkan secara otomatis, sehingga memperlihatkan lokasi penelepon dan informasi pribadi.


India


Tentara India yang bertugas di sepanjang "Garis Kontrol Aktual" antara bagian Himalaya yang dikuasai India dan China dilarang menggunakan aplikasi China, seperti Weibo dan WeChat. India juga pernah mematikan jaringan internet selama 6 bulan di wilayah Kashmir karena masalah keamanan instalasi militer.


Tentara Juga Manusia


Tentara juga manusia gan sist, punya rada punya hati, dan melarang pemakaian gawai di era modern di kalangan personel militer menjadi sebuah dilema. Misalnya saat bertugas di luar negeri dalam jangka waktu yang lama. Semisal tentara AS yang ditugaskan ke Afghanistan. Melarang pemakaian ponsel membuat para tentara merasa terisolasi dari dunia luar, khususnya keluarga mereka. Di sisi lain, pihak keluarga juga ingin memastikan kerabatnya baik-baik saja.

Wajib militer di Korea Selatan pernah dilarang untuk tidak boleh memiliki gawai selama kegiatan wajib militer selama dua tahun, tetapi pada 2018 aturan itu direvisi dan dilonggarkan. Sehingga peserta wajib militer masih bisa berkomunikasi dengan keluarganya. Di sisi lain, di era digital, tentara pun sulit untuk lepas dari gawai (sama seperti warga sipil). Terkadang mereka juga mengunggah foto atau video kegiatan mereka sebagai sebuah kebanggaan karena sudah menjadi bagian dari militer.

Sementara di Ukraina dan Rusia, gawai digunakan sebagai salah satu alat propaganda bagi kedua belah pihak yang berperang. Dengan menunjukkan video atau foto aksi mereka di medan perang, bisa menyiutkan nyali lawan atau menambah motivasi kawan. Meski sudah ada aturan untuk tidak menggunakan ponsel di medan perang, akan tetapi ketergantungan terhadap gawai sendiri masih cukup tinggi. Semisal di Ukraina, ponsel jadi alat propaganda yang efektiv untuk menarik simpati dan dukungan masyarakat internasional.

Quote:


Ponsel alias gawai sangat tidak aman. Mereka adalah simpul yang paling rentan dalam jaringan, dan dirancang untuk menghasilkan dan mengeksploitasi data pengguna dan membaginya dengan berbagai pelaku, mulai dari produsen perangkat, pemilik sistem operasi, pembuat konten, perancang perangkat lunak dan aplikasi, perusahaan telepon, dan mitra jaringan. Dan sebenarnya masih banyak aplikasi yang membocorkan data terus-menerus, sebagai akibat dari desain yang buruk atau kegagalan pengguna untuk menginstal pembaruan.

Di era modern musuh akan selalu mengeksploitasi kerentanan, baik teknologi dan manusia. Kebijakan resmi tentang tentara dan ponsel akan terus berkembang seiring dengan perubahan tuntutan keamanan operasional serta tempat penugasan yang berbeda-beda. Dan seiring berkembangnya aturan, cara orang untuk melanggarnya juga akan berubah.

Lalu, bagaimana pendapat Agan atau Sista soal penggunaan gawai di kalangan militer saat ini ? Jangan lupa untuk berkomentar di bawah, sampai jumpa emoticon-Cendol (S)



-------------------







Referensi Tulisan: The Conversationalist, indomiliter.com& Insider
Sumber Foto: sudah tertera
zheniafathiya
muhamad.hanif.2
azhuramasda
azhuramasda dan 15 lainnya memberi reputasi
16
3.6K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
jlampAvatar border
jlamp
#11
Perang modern memang begitu... Mencari celah kerentanan pihak lawan dari posisi sinyal.

Inget film Rambo first blood... Do'i dapat di telusuri saat handy talky nya aktif.

Lagian perang gerilya nir gawai teknologi canggih udah nggak musim.
si.matamalaikat
eyefirst2
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup