Aku menyimak dengan seksama apa yang disampaikan dengan Mom Ule.
Selain menjelaskan tentang ground trainingsecara sekilas, beliau juga menyampaikan aturan-aturan yang harus kami patuhi selama beberapa bulan ke depan.

Setelahnya, sambutan disampaikan oleh bagian legal yang aku lupa siapa namanya.
Tapi, aku ingat dengan sangat jelas, apa yang disampaikannya.

Begini kurang lebihnya :

Mengikuti ground training dan juga flight training itu, BERBIAYA. Dimana biaya itu akan ditanggung oleh perusahaan lebih dulu. Nanti, jika kami sudah mulai aktif terbang, perusahaan akan memotong gaji pokok kami dan juga jam terbang kami selama dua puluh empat bulan (dua tahun).
Untuk rincian biaya training kami kurang lebih sebesar 55.000.000 rupiah. Jadi, potongan tiap bulannya sekitar 2.292.000 rupiah.

Nah, karena itulah, kami terikat kontrak selama tiga tahun lamanya.
Jika kami mengajukan resign sebelum masa kontrak habis, maka kami akan dikenakan penalti sebesar 5.500 USD + biaya training 55.000.000 rupiah.

Setelah penjelasan tersebut, kami diminta untuk menandatangani kontrak.
Pihak legalnya sih memberikan waktu kepada kami untuk berdiskusi terlebih dahulu dengan pihak keluarga, bahkan kami diperkenankan untuk memilih antara ingin lanjut dengan kontrak yang ada atau berhenti saat itu juga!

Dengan bismillah, saat itu juga aku menandatangani kontrak itu. Yang artinya, aku punya hutang sebesar 75.000.000 rupiah dalam sekejap!!

20juta hutang ke Mama Tyas, 55juta hutang ke perusahaan!

Banyak juga ya hutangku? 😣😢

Yaa gimana lagi, mau mundur juga udah sejauh ini! Jadi mau ga mau, aku harus terus maju meski dengan konsekuensi yang berat begini.

———

Setelah penjelasan dari pihak legal, pihak HRD memberikan informasi yang cukup mencengangkan!

Aku yang sudah membubuhi tanda tangan pada kertas kontrak beberapa saat lalu, jujur merasa sedikit menyesal.

Kenapa?

Sebab, diinformasikan kepada kami, bahwa gaji pokok yang akan kami terima senilai 2.250.000 rupiah saja! Ditambah dengan uang tunjangan FA sebesar 250.000 rupiah. (Ini gaji pokok disaat kami sudah aktif terbang ya)
Jadi total gaji pokok yang akan kami terima sebesar 2.500.000 rupiah!
Dan, gaji pokok itu belum dipotong dengan biaya training!! 😣😖

Demi apa saat itu aku bener-bener galau dan kecewa!!

“Yaa Allah, kenapa gaji pokoknya sekecil itu? Masa jumlahnya lebih kecil dari gaji aku saat jadi call center??”

“Kalau tiap bulan aku harus bayar biaya training sebesar 2.292.000, berarti gapok aku abis dong?”

“Aduh, kenapa begini banget sih?”

“Gimana aku ngebayar hutang ke Mama Tyas kalau begini ceritanya?”

“Gimana aku bisa transfer ke Papa kalau gini?”

Sumpah, rasanya aku ingin nangis saat itu!
Tapi berhasil aku tahan!


“Teman-teman calon kandidat FA, untuk messnya nanti berada di belakang kantor kita ini ya! Kalian bisa menempatinya di hari Minggu, tanggal 4 Juni 2017, tepat sehari sebelum ground trainingdi mulai. Nanti, ketua kelas yang sudah terpilih, bisa mewakili untuk melihat messnya setelah acara ini berakhir.
Ohya, kalian yang sudah menandatangani kontrak ini nanti, diwajibkan untuk tinggal di mess, meskipun tempat tinggal kalian di Jakarta! Paham ya?”, ujar Mba Anastasya di akhir briefing dan sign contract sore itu.

“Pahaam!”, jawab kami serempak dengan nada lemah. Ternyata tidak hanya aku yang lemes setelah tau gaji pokok FA itu kecil!

“Selama tiga bulan ke depan, kami harap kalian bisa mematuhi segala aturan yang ada di mess juga yang ada di kelas!”, ujar Mba Anastasya lagi.

“Mba izin bertanya, bagi yang berdomisili di Jabodetabek, apa boleh meninggalkan mess di akhir pekan?”, tanya rekanku yang belum ku ketahui siapa namanya.

“Untuk kenyamanan bersama, selama tiga bulan ke depan, kalian tidak diperbolehkan meninggalkan mess! Sebagai gantinya, kalian boleh dikunjungi oleh keluarga di akhir pekan!”, jawab Mba Anastasya.

“Kak izin bertanya, untuk biaya sewa mess, tiap bulan dikenakan berapa ya?”, tanya rekanku yang satunya.

“Lima ratus ribu!”, Mba Anastasya dengan sabar menjawab satu per satu pertanyaan dari kami.

“Untuk sarapan, makan siang, dan makan malam, apa disediakan oleh perusahaan, Mba?”

“Sarapan dan makan siang dapat dari perusahaan.”

‘Hmm kalau gitu, aku bisa untuk ga makan malam!’, bathinku.

“Oya, biaya sewa mess itu, sudah include sarapan, laundry, listrik, dan air ya!”, tambah Mba Anastasya.

Sekitar tiga puluh menit kami bertanya-jawab dengan Mba Anastasya.

Akhir dari briefing dan sign contract kala itu adalah pengumpulan berkas kontrak.

Siapa sangka kalau ternyata 22 kandidat yang lain juga menyetujui perjanjian kontrak itu! Sama sepertiku.

Entah, apakah mereka juga menyesal seperti yang ku rasakan atau tidak!