Padahal nih ya, berat hewan ini bisa mencapai 200 ton dan besar jantungnya hampir sama dengan mobil VW Beetle. Maksudku, hewan ini tuh besar banget, agan aganwati. Trus, lidahnya aja bisa seberat 2,5 ton, hampir seberat anak gajah remaja. Bahkan mungkin bisa lebih ya. Gile bener.


Ini nih penampakan organ-organ paus biru, agan aganwati. Nah, esofagus atau jalan masuknya makanan ke perut paus ini ternyata kecil banget jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Kalau dipikir-pikir, ya sama aja sih ya sama manusia. Manusia sebesar ini diameter kerongkongannya juga nggak sampai 5 centimeter. Hanya sekitar 2,5 centimeter. Artinya kalau dibuat perbandingan dengan ukuran tubuh, sepertinya sama saja ya.


Aku nggak tahu, agan aganwati baru tahu atau sudah lama tahu. Tapi dari fakta ini, aku jadi mempertanyakan cerita Nabi Yunus yang ditelan ikan paus. Sepertinya itu salah terjemah deh, bukan ditelan, tapi dilahap, tanpa tertelan. Atau ukuran paus jaman Nabi Yunus jauh lebih besar daripada paus saat ini? Nggak tahu juga deh, kalau dilihat dari sudut pandang keyakinan, hal ini tidak boleh dipertanyakan. Keyakinan ya harus diyakini, bukan ditanyakan. Kalau ditanyakan artinya ya tidak nggak yakin, artinya tidak iman. Selesai.


Dan sungguh ini bentuk dinamisnya alam semesta, agan aganwati. Paus yang begitu besar ini, tidak jahat, tidak suka iseng kayak kucing, cakar sana cakar sini. Dia juga makan makhluk yang kecil di laut semacam plankton dan krill. Paus yang memiliki ukuran yang sangat besar ini, bisa dikatakan hewan yang baik hati. Seandainya ada kasus manusia terlahap paus,itu bukan karena disengaja, tapi karena memang dia lagi makan, dan orang yang terlahap itu masuk ke wilayah berburunya.