Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Indo Defence 2022 - PT DI Tampilkan Pesawat N219 Amphibi
Quote:


Masih dari ajang Indo Defence 2022, PT DI menghadirkan konsep pesawat amfibi yang mengambil basis pesawat N219 Nurtanio. Selama Indo Defence 2022, PT DI menampilkan 3 varian pesawat N219 mulai dari versi sipil, militer dan amfibi. Dikutip dari artikel Antara Sulsel, Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan menyebut pesawat N219 Amphibi dapat lepas landas di darat maupun permukaan air, seperti danau, sungai besar, teluk, hingga laut.

Menurut Gita, pengembangan pesawat pesawat N219 Amphibi ditujukan untuk memenuhi rute penerbangan perintis guna menjangkau pulau-pulau tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP). Sementara wilayah di Indonesia yang dapat dijangkau menggunakan pesawat N219 Amphibi antara lain Pulau Belitung, Pulau Derawan, Pulau Sebukuh, Pulau Rumberpon, Raja Ampat, Teluk Cendrawasih, Danau Sentani, Bunaken, Wakatobi, Pulau Moyo, Bali, Karimun Jawa, Kepulauan Seribu, Teluk Kiluan, dan Danau Toba.

Sekilas tentang N219, pesawat ini dikembangkan oleh PT DI dan Badan Riset & Inovasi Nasional (sebelumnya LAPAN). Pesawat kemudian melakukan penerbangan perdana pada tanggal 16 Agustus 2017. Pada 10 November 2017 pesawat diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden Joko Widodo. Pesawat N219 kemudian memperoleh Type Certificate (TC) pada tanggal 22 Desember 2020 yang diterbitkan oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), Kementerian Perhubungan RI. Saat ini pesawat telah mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 44,69 persen.

Quote:


Untuk jadwal penerbangan pertama dam sertifikasi N219 versi amfibi, artikel Airspace Reviewmenyebut akan dilaksanakan pada 2024. Dan rencananya pesawat bisa diproduksi dan dipasarkan pada 2025. Sementara itu mengutip artikel indonesia.go.id, pesawat ini memiliki kecepatan hingga 296 km per jam pada ketinggian maksimal 10.000 kaki (3.000 meter). Dengan payload 1560 kg, pesawat punya jarak jelajah hingga 231 km. Take-off untuk ketinggian 35 kaki (10 meter) dari darat membutuhkan jarak 500 meter, sedangkan dari air, membutuhkan jarak 1.400 meter.

Untuk landing dari ketinggian 50 kaki (15 meter), pesawat membutuhkan jarak 590 meter untuk di darat, dan 760 meter untuk di laut. Sementara untuk berat lepas landas maskimal pesawat ini adalah 7.030 kg dengan total kapasitas bahan bakar 1.600 kg.

PT DI menyebut permasalahan utama dalam pengembangan pesawat N219 Amphibi ini adalah soal anggaran. Dalam perencanaan pengembangan hingga 2024, anggaran tersebut diberikan melalui LAPAN dan BPPT. Tetapi setelah perubahan organisasi, LAPAN dan BPPT masuk ke dalam organisasi BRIN, hal itu mempengaruhi perencanaan pengembangan yang sudah ditetapkan hingga 2024.

Permasalahan lain dari sisi teknis juga muncul, seperti tingkat korosif yang tinggi saat mendarat di laut. Karena pesawat N219 Amphibi sudah masuk dalam program Prioritas Riset Nasional (PRN), maka PT DI berharap masalah anggaran pengembangan pesawat bisa segera diatasi.

Quote:


Sementara itu selama event Indo Defence 2022, PT DI mendapat beberapa kontrak pembelian pesawat. Mengutip artikel Airspace Review, PT DI mendapat kontrak pengadaan 1 unit pesawat CN235-220 dari Kementerian Pertahanan RI serta penandatanganan kontrak pembelian pesawat N219 sejumlah 11 unit oleh perusahaan swasta Karya Logistik Indonesia (KLI) dengan konfigurasi angkut penumpang.

TNI AD juga berencana memesan 10 unit N219 versi militer, dengan pintu belakang yang dimodifikasi dengan sliding door untuk konfigurasi troops, transport logistics, dan medevac. Di sisi lain, kehadiran pesawat N219 Amphibi kelak diharapkan juga bisa digunakan oleh TNI AL untuk kebutuhan operasi maritim. Selain patroli lewat laut, untuk meronda kawasan laut Indonesia yang super luas juga dibutuhkan pesawat untuk patroli via udara.


-------------------



Referensi Tulisan: Airspace Review, indonesia.go.id& Antara Sulsel
Sumber Foto & Ilustrasi: PT DI & Airspace Review
pakisal212
azhuramasda
69banditos
69banditos dan 11 lainnya memberi reputasi
12
2.5K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
yosefulAvatar border
yoseful
#2
1.
PT DI menyebut permasalahan utama dalam pengembangan pesawat N219 Amphibi ini adalah soal anggaran. Dalam perencanaan pengembangan hingga 2024, anggaran tersebut diberikan melalui LAPAN dan BPPT. Tetapi setelah perubahan organisasi, LAPAN dan BPPT masuk ke dalam organisasi BRIN, hal itu mempengaruhi perencanaan pengembangan yang sudah ditetapkan hingga 2024.

2.
Permasalahan lain dari sisi teknis juga muncul, seperti tingkat korosif yang tinggi saat mendarat di laut.

3.
TNI AD juga berencana memesan 10 unit N219 versi militer, dengan pintu belakang yang dimodifikasi dengan sliding door untuk konfigurasi troops, transport logistics, dan medevac.




---- > lho, masalah2 tsb, soal bujet RND nya APBN, serta mslh cacat produk, sampe skrg, PT DI msh blum mem fix nya toh.....

Meskipun pihak TNI AD jg berencana tuk mau pesan bbrp biji ini pesawat baling2 ampibi....

Waduh..... Piye, iki, rek....
Diubah oleh yoseful 03-11-2022 06:38
gabener.edan
jagotorpedo
69banditos
69banditos dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup