- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
TS
aymawishy
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
Di saat kau merasa hidup sendiri
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Quote:
Hai, aku Anes, nama panggilan dari pemilik akun aymawishy ini. Semasa sekolah, aku tinggal di sebuah Kabupaten di Jawa Timur bagian timur.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Ohya..
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Pokok Isi Cerita
Quote:
#Bagian 1
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
Quote:
#Bagian 2 : Proses Perekrutan Pramugari
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
Quote:
#Bagian 3
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
Quote:
#Bagian 4 : Initial Flight Attendant’s Ground Training
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
Quote:
#Bagian 5 : Flight Training
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
Quote:
#Bagian 6 : Kehidupan Seorang Pramugari
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:38
snf0989 dan 45 lainnya memberi reputasi
46
59.9K
Kutip
1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
aymawishy
#83
Part 24 - Accedere
Spoiler for Accedere:
“Kenapa suka angka sembilan?”, tanyanya disaat pesawat sudah berhasil lepas landas dari Soetta menuju Juanda pagi itu.
“Hm karena dulu saat aku kecil, aku paling ga bisa nulis angka sembilan.”
“Ohyaa? Bukannya harusnya jadi angka yang ga kamu suka?”
“Harusnya sih gitu. Tapi karena itu, aku berusaha mati-matian untuk bisa nulis angka sembilan loh!”
“Hahaha.. ternyata kamu pekerja keras sejak kecil ya?”
“Hahahaha.. kalau Mas suka angka berapa?”, aku balik bertanya sebelum meneguk air mineral dari botol.
“Sama! Aku juga suka angka sembilan.”
“Ohyaa?”
“Iyaa. Tau ga kalau angka berapapun dikalikan sembilan, dan kemudian angka-angka hasilnya dijumlahkan, maka hasilnya sembilan?”
“Seriusan?”
“Coba deh! 3 kali 9 sama dengan 27. 2 tambah 7 sama dengan 9!”, ujarnya antusias saat menjelaskan.
“Hm coba aku. 28 kali 9 sama dengan?”, aku mulai menghitung.
“252!”, jawabnya spontan. ’Rey kayanya jago itung-itungan hehe’, bathinku.
“2 tambah 5 tambah 2 sama dengan 9!!”, jawabku girang.
“Nah kan! Itulah kenapa aku suka sembilan.”, dia tersenyum sembari menatapku lembut. Maksudnya menatap lembut tuh bukan menatap mesum yaa wkwkwk.
“Ohya btw kog Mas bisa nebak aku suka angka sembilan sih? Peramal ya dulunya?”
“Hahahaha bukan peramal, tapi dukun!”, dia terbahak.
Selama penerbangan, kami banyak mengobrol ke hal-hal kocak ga penting dan ga jelas. Tapi tetep seru dan asik sih. Aku yang awalnya ngantuk, karena ketawa terus jadi ilang ngantuknya.
Keakraban kami terus berlanjut tanpa aku tahu darimana dia tahu digit terakhir nomor handphoneku yang menjadi angka favoritku.
Kami jadi sering bertukar kabar melalui pesan whatsapp. Bahkan kami juga sering telponan. Tapi, karena aku yang makin sibuk menyelesaikan skripsiku, aku sering mengabaikannya.
// 31 Januari 2017 Rey 22.23 : Nes, masih belum kelar skripsiannya? //
// 31 Januari 2017 Rey 23.47 : Nes, kabarin ya kalau udah kelar. Aku take off ke Jakarta dulu yaa.. //
// 1 Februari 2017 Anes 02.34 : Mas, sorry banget akunya baru kelar nih. Nanti sore sepulang kerja, aku harus ke kampus untuk nyerahin bab empat bab lima nih. Makanya mau ga mau harus cepet dikelarin. Doain yaak! //
// Anes 02.34 : Safe flight Mas. //
// Rey 02.40 : Semoga lancar yaa Nes. Ini kamu kerja jam berapa nanti? //
// Anes 02.41 : Loh udah landing yaa? Cepet juga yaa hehehe. Aamiin. Makasih hehe. Ntar aku kerja jam delapan. //
// Rey 02.42 : Gila! Jam delapan kerja jam segini belum tidur! Iyaa, ini baru banget parking pesawatnya. //
// Anes 02.43 : Gimana mau tidur, Masnya ngechat muluuuu //
// Rey 02.43 : Hahaha dasar, akunya malah yang disalahin! Yaudah met tidur yaa. //
— — —
Pagi itu aku kebagian duty di call center. Alhamdulillah hari itu tidak ada drama delay dan semacamnya, jadi pekerjaanku bener-bener santai. Hingga di penghujung jam empat sore kurang tiga menit, ada seorang penelpon minta berbicara denganku.
“Nes, nih ada penumpang yang mau dihandled kamu.”, kata Mas Ajun saat setelah dia menerima telpon.
“Oke, tolong sambungin ke aku ya Mas.. Makasiih..”, karena aku tergesa, aku tak bertanya secara detail itu dari siapa.
“Selamat Sore dengan Anes bisa dibantu?”, sapaku saat setelah aku menerima sambungan telpon tersebut.
“Sore, Nes. Ini aku Rey.”
“Astagaaa! Ngapain nelpon ke kantor??”, bisikku.
“Memang bakal kamu angkat kalau aku telpon?”
“Huhu iya sih. Maaf yaa. Aku bener-bener jarang buka HP.”
“Haha iya tau. Makanya aku telpon ke kantor. Ini udah mau ke kampus?”, tanyanya dengan suara berat khasnya di balik telpon.
“Iyaa bentar lagi mau ke kampus.”
“Lembar skripsiannya udah diprinted?”
“Udah tadi saat istirahat aku printed ke foto-copyan langganan. Mas udah makan?”
“Iya bentar lagi aku makan..”
“Pasti bangun tidur kan?”
“Hahaha iyaaa. Yaudah kamu hati-hati yaaa. Semoga lancar ketemu dosen pembimbingnya..”
“Aamiin. Thanks yaa..”
“Anytime, Nes. Bye..”
Yaa begitulah kedekatanku dengan Rey. Tapi, aku berusaha untuk mengontrol emosiku supaya ga baper dibaikin dan diperhatiin sama dia. Yaa secara dia cakep, attitude juga baik dan santun, mana ada cewek yang ga ngejar-ngejar dia? Atau mana mungkin dia ngedeketin aku doang? Mustahil. Hehehe.
Jalanan menuju kampusku sungguh padat dengan kendaraan beroda empat maupun beroda dua. Apalagi sedang ada perbaikan jalan, yaa yang normalnya macet sekitar 500 meter, jadi macet sekitar 1 kilometer-an. Alhasil, yang harusnya di jam 17.30 aku sudah sampai kampus, sore itu jam 18.00-an akunya baru tiba di parkiran. Sungguh, ini mah cape di jalan!! Huhuhu.
Saat aku berjalan dari parkiran menuju ruang dosen, ada satu kekhawatiranku, yaitu bagaimana jika dosen pembimbingku sudah masuk kelas. Info dari bagian akademik, beliau malam ini kebagian ngajar sampai jam sembilan malam! Hufh bayangin pulang jam segitu dengan hujan yang sama lebatnya seperti sekarang membuatku bergidik.
Tapi, kekhawatiranku hilang saat aku tiba di depan ruang dosen dan melihat Bu Tika, dosen pembimbing kesayanganku tengah sibuk memberikan bimbingan kepada dua mahasiswanya. Nah dari situ aku mulai belajar untuk tidak mengkhawatirkan segala sesuatu yang belum terjadi, karena hal itu sangat melelahkan hehe.
Bu Tika dengan hangat menerima lembaran skripsiku. Bahkan selagi menunggu, beliau memberiku secangkir teh manis hangat beserta snack. Sekitar lima belas menit beliau mantengin tulisanku, ternyata ada sedikit yang perlu di revisi di bab empat dan bab lima, juga di bagian daftar pustaka.
“Anes, ini udah oke sebenernya. Hanya perlu direvisi dikit lah.. Udah saya tandain yaa bagian-bagian yang perlu direvisi. Ohyaa, abstraksinya lengkapi juga ya Nes!”
“Baik Bu..”
“Yuk bisa yuk ikut sidang di Februari!!”, ujarnya menyemangati.
“Hihihi bismillah ya Buk! Semoga..”
Jujur setelah disemangatin begitu, akupun semakin bertekad untuk menyelesaikan revisiannya dalam waktu dua sampai tiga hari!
Dan selama itulah, aku sama sekali tak memberi kabar Rey. Saat dia kirim pesan, aku abaikan. Saat dia menelpon, aku diamkan. Jahat sih.
Tapi, gimana yaa, saat itu aku mikirnya, skripsiku jauh lebih penting dari sekedar membalas pesan atau menerima telpon dari dia hehehe.
Kata Papaku, “Kamu harus berani bilang tidak! Sebab dengan itu, kamu akan tahu mana yang menjadi prioritasmu!”. Dan aku selalu mempraktekkannya dalam keseharianku.
Benar saja bahwa hasil tak akan mengkhianati usaha. Di Sabtu pagi, tanggal 4 Februari 2017, aku kembali membuat janji temu dengan Bu Tika.
“Pagi, Bu Tika..”, sapaku pada Bu Tika yang sedang sibuk membaca sesuatu.
“Hai Nes, pagi! Sini coba Ibu lihat hasil revisiannya!”, perintahnya dan aku segera mengambil lembaran yang diminta di dalam ransel hitamku.
“Bismillah, permisi, ini Bu…”, aku menyerahkannya dengan hati yang sudah mantap dan yakin!
Kemudian beliau membacanya dengan seksama sembari mengangguk-nganggukkan kepalanya.
“Wah udah oke nih, Nes!! Aku ACC yaaa! Good job!! Seneng deh saya kalau ada mahasiswa yang rajin gini!”, Bu Tika memujiku, membuat pipiku jadi merah merona hehe.
(Sekalian aku lampirkan bukti lembar bimbingan skripsinya ya hehe)
Karena hari itu bertepatan dengan hari Sabtu, bagian administrasi libur (kalau ga salah), akhirnya aku diminta untuk kembali ke kampus pada hari Senin, tanggal 6 Februari, untuk membuat surat pernyataan bahwa skripsi yang ku buat adalah hasil karyaku sendiri.
Sekitar tiga hari setelah aku membuat surat pernyataan itu, disampaikan oleh pihak kampus bahwa aku akan melakukan ujian skripsi pada tanggal 18 Februari 2017.
Alhamdulillaaah!!!
Di saat itulah, aku mulai bisa santai dan kembali membuka handphoneku. Sebenarnya selama ini aku sesekali menggunakan handphoneku untuk mengabari dan meminta doa Papa. Dan aku yakini, kemudahan yang diberikanNya padaku, tak lain dan tak bukan karena diijabahnya doa Papaku. Ya ga? Hehehe.
Karena rasa bersalahku pada Rey, akupun mencoba untuk mengabarinya.
// 9 Februari 2017 Anes 15.00 : Mas, maaf yaa aku belakangan ini fokus untuk ngerevisi skripsiku. Jadi maaf ya akunya baru ngabarin. Doain yaa, tanggal 18 ntar aku sidang. //
Disaat aku mengharapkan balasan dari Rey, Rey malah tidak sama sekali membaca pesanku.
‘Hm sepertinya dia udah males sama aku hehehe’
***
I'm looking for a place
I'm searching for a face
Is anybody here I know
'Cause nothing's going right
And everything's a mess
And no one likes to be alone
Diubah oleh aymawishy 20-10-2022 10:34
delet3 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Kutip
Balas
Tutup