mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Jokowi Curhat Dimusuhi Banyak Negara, Ternyata Ini Sebabnya


Foto: Presiden Jokowi Resmikan Pabrik Smelter Nikel PT. GNI, Kab. Konawe, 27 Desember 2021
Jakarta, CNBC Indonesia - Sikap Indonesia memutuskan semakin fokus memacu hilirisasi sumber daya alam (SDA) di dalam neger ternyata menyimpan cerita tak terduga. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor komoditas tertentu dalam bentuk barang mentah.
Sebut saja nikel yang sudah dimulai sekitar 3 tahun lalu.


Di hadapan ekonom INDEF dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Jokowi mengungkapkan lagi rencananya menambah deretan komoditas yang akan dilarang mentah.

"Tahun ini, setop timah. Tahun depan bauksit, ke depannya lagi, tembaga," ujar Presiden Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom, dikutip Jumat (9/9/2022).

Jokowi bukan tak menyadari, kebijakan tersebut akan mendapatkan penolakan keras dari negara-negara tetangga maupun sahabat yang selama ini membutuhkan komoditas sumber daya alam Indonesia.

"Musuhnya memang negara maju yang biasa barang itu kita kirim ke sana. Ngamuk semuanya. Nikel kita sudah di bawa ke WTO. Sudah. Enggak apa-apa, kita hadapi," kata Jokowi pernah dalam suatu kesempatan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun mengungkapkan, Presiden Jokowi hampir dimusuhi banyak negara akibat sikapnya itu.

Indonesia memang sudah teguh untuk melarang ekspor biji nikel raw material, dan memilih untuk mengekspor nikel bernilai tambah. Dan, ternyata itu membuahkan hasil dengan meningkatnya nilai tambah di dalam negeri karena hilirisasi.

Sebenarnya bagaimana sih cerita awal Jokowi hampir dimusuhi banyak negara itu?

Berawal dari saat Presiden Jokowi menghadiri pertemuan G-20 di Roma, Italia akhir tahun lalu.

Dalam pertemuan itu, Jokowi disodori rencana kerja sama rantai pasok global. Dia pun mengaku sempat tergiur mengikuti perjanjian itu.

Dan, pada saat bersamaan, sudah ada 16 negara yang sudah berkumpul menandatangani kesepakatan global supply chain itu.

Namun Jokowi lalu berubah pikiran setelah membaca detail rencana kerja sama tersebut.

Jokowi memutuskan untuk menarik diri dari perjanjian tersebut. Pasalnya, dalam kesepakatan ada klausul yang mengharuskan Indonesia terus mengekspor bahan mentah.

"Begitu baca, masuk ke ruangan, ndak, ndak, ndak. Ndak, kita nggak ikut. Semua bubar, enggak jadi. Hanya gara-gara kita enggak mau tanda tangan, semua jadi buyar lagi, karena saya tahu sebenarnya yang diincar hanya kita saja," tegasnya.

Jokowi mengatakan, dibutuhkan keberanian dalam mengambil suatu kebijakan. Apalagi menurutnya, posisi Indonesia dalam hal memiliki peran yang cukup besar.

"Di WTO kalah, ya enggak apa-apa. Tapi kalau enggak berani coba, kapan kita akan lakukan hilirisasi. Kapan kita setop kirim raw material. Sampai kapanpun kita hanya jadi negara pengekspor bahan mentah," kata Jokowi.
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...a-ini-sebabnya

Modal keberanian... bukan sekedar cari untung besar lewat ekspor bahan mentah terus meskipun gagal di WTO
nomorelies
T2Y
T2Y dan nomorelies memberi reputasi
2
1.7K
57
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
masukinmanaAvatar border
masukinmana
#8
Quote:


Itu Jokowi kagak bakal jadi Presiden kalau bukan Anies yg jadi Timsesnya waktu itu.

Semua kejadian saling berkaitan bre. Semua ada benang merahnya, sebab-akibat, tabur-tuai.

Jangan merasa Anies adalah musuh dalam selimut Jokowi. Ingat, Anies itu salah satu Pandawa 5 timses Jokowi. Kerja Anies dan timses lah yg membuat Jokowi terangkat waktu itu.

Kalau kemudian dalam perjalanan ada persaingan atau ketidakcocokan, itu hal biasa. Tapi bukan berarti lalu bermusuhan.

emoticon-Leh Uga
buncitbubar
rizaldi.sarpin
harsontol
harsontol dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup