Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ibhrsAvatar border
TS
ibhrs
Jika Belum Lunasi Biaya Pengembangan Pesawat, Indonesia Tak Bisa Dapatkan KF-21
Judul kepanjangan, judul aslinya: "Jika Belum Lunasi Biaya Pengembangan Pesawat, Indonesia Terancam Tak Bisa Dapatkan KF-21 Boramae"

JAKARTA - Indonesia telah sepakat membayar sebesar 20 persen dalam pengembangan pesawat tempur KF-21 Boramae bersama Korea Selatan.

Setelah penerbangan KF-21 Boramae minggu lalu, kewajiban Indonesia untuk melunasi biaya pengembangan pesawat tempur kembali dibahas.

Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan berkunjung ke Korea Selatan seakan membuka harapan agar Indonesia melunasi sisa biaya.

Namun kali ini Indonesia terancam belum bisa menerima KF-21 Boramae jika pembayaran tidak dilunasi terlebih dahulu.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh seorang peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea Selatan.

Kendati begitu, Korea Selatan meyakini komitmen Indonesia terhadap proyek KF-21 Boramae.

Terlebih ketika Indonesia mengirimkan 39 insinyur untuk bekerja di Korea Aerospace Industries (KAI).

Dilansir dari laman SBS News, KF-21 Boramae terbang perdana pada Selasa, 19 Juli 2022.

KF-21 Boramae terbang dari Sayap Pelatihan Terbang ke-3 Angkatan Udara di Sacheon, sekitar 300 kilometer selatan Seoul.

Pesawat tempur buatan Korea Selatan dan Indonesia tersebut terbang di atas Sacheon dan Namhae dengan kecepatan 400 km/jam, 1/5 dari kecepatan tertinggi, yaitu 1,8 kali kecepatan suara.

KF-21 Boramae terbang selama 33 menit dan mendarat lagi dengan aman.

Penerbangan pertama KF-21 terjadi 20 tahun setelah militer memutuskan untuk mengembangkan pesawat tempur yang melampaui F-16 dan 7 tahun setelah pengembangan skala penuh dimulai.

Ini adalah proyek pengembangan senjata domestik terbesar dengan total biaya proyek 8,8 triliun won.

Setelah melakukan lebih dari 2.200 uji terbang selama empat tahun ke depan, produksi massal akan dimulai pada 2026.

Selain 120 unit untuk Korean Air Force, Korea Selatan juga membidik ekspor, tapi kuncinya adalah kekuatan serang.

Fakta bahwa unit prototipe pertama terbang dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara terkuat yang ada 'Meteor' dengan jangkauan 200 km dan kecepatan 4,5 kali kecepatan suara juga menjadi landasan untuk menyoroti kekuatan serangan KF-21 Boramae.

Taurus, pesawat super presisi rudal darat-ke-darat dengan jangkauan lebih dari 500 km.

Sebuah rencana juga sedang diupayakan untuk bersama-sama mengembangkan dan memasang KF-21 Boramae.

Jika dipersenjatai dengan Meteor udara-ke-udara dan Taurus udara-ke-darat, KF-21 Boramae diharapkan memiliki daya saing persenjataan yang sebanding dengan Rafale Eropa dan F-35 Amerika.

Penerbangan perdana KF-21 Boramae memang pantas disambut bahagia, namun Indonesia tidak boleh melupakan untuk melunasi biaya pengembangan pesawat.

Media Malaysia Defence Security Asia yang menyinggung sikap Indonesia untuk melunasi pembayaran proyek KF-21 Boramae.

Diketahui KF-21 Boramae yang dikembangkan oleh perusahaan dirgantara, Korea Aerospace Industries (KAI) melakukan penerbangan perdananya yang berlangsung selama 33 menit.

Korea Selatan telah menghabiskan sekitar US $ 6,71 miliar untuk mengembangkan jet tempur bekerja sama dengan Indonesia.

Indonesia disebutkan telah setuju untuk membayar 20 persen dari total biaya pengembangan pesawat tempur KF-21 Boramae sebagai mitra kerja sama.

Biaya pengembangan KF-21 Boramae dibagi menjadi 80 persen dibiayi oleh Korea Selatan, sementara 20 persen atau sekitar US$1,34 miliar dibiayai oleh Jakarta.

Dilansir dari Defence Security Asia, Seoul dan Jakarta menandatangani kesepakatan pada 2010 di mana Indonesia diharuskan membiayai 20 persen dari total biaya pengembangan pesawat, diperkirakan mencapai US$6,71 miliar.

Sebagai imbalan sejumlah pesawat KF-21 yang akan dipasang di Indonesia untuk TNI AU di samping transfer teknologi.

Namun, Indonesia dikatakan gagal membayar kembali US$671 juta dari total pembayaran US$1,3 miliar yang dijanjikan kepada Korea Selatan, dengan alasan utama masalah keuangan negara.

Naun menurut surat kabar Korea Selatan, The Korea Times, baru-baru ini menyatakan bahwa ada harapan bahwa masalah pembayaran Indonesia untuk program pengembangan KF-21 Boramae akan diselesaikan dengan baik.

Hal itu lantaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Korea Selatan untuk pertemuan puncak dengan Presiden Yoon Seok-yeol.

Namun, surat kabar tersebut tidak merinci tanggal pasti kunjungan Jokowi ke Korea Selatan.

Kunjungan Jokowi ke Korea Selatan segera dilakukan setelah pesawat KF-21 melakukan penerbangan perdananya pada 19 Juli lalu.

Pada 19 Juli, pesawat prototipe KF-21 Boramae terbang sambil 'diiringi' dua bendera, Korea Selatan dan Indonesia yang ditempatkan di badan pesawat untuk melambangkan kerja sama kedua negara.

“Masalah pembayaran (oleh Indonesia) diharapkan akan dibahas dalam pertemuan puncak (antara presiden Indonesia dan Korea Selatan),” menurut seorang pejabat senior kantor kepresidenan Korea Selatan seperti dikutip surat kabar The Korea Times.

Pada November tahun lalu, kedua negara telah sepakat bahwa Indonesia akan membayar 30 persen dari total komitmennya untuk program pengembangan pesawat KF-21 Boramae (sebesar US$1,3 miliar dari US$6,7 miliar), namun Jakarta disebut-sebut melanggar kesepakatan tersebut.

“Kami gagal mengubah kontrak pada akhir kuartal pertama tahun ini karena pergantian pemerintahan di Korea Selatan. Namun, Indonesia tetap berkomitmen pada KF-X yang dibuktikan dengan kehadiran 39 engineer-nya yang bekerja di Korea Aerospace Industries dan kami yakin masalah pembayaran akan segera diselesaikan," demikian pernyataan resmi yang dikutip dari berita Korea Selatan.

Peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Korea, Shin Jong-woo seperti dikutip oleh surat kabar mengatakan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA)
berkomitmen untuk tidak melibatkan Indonesia dalam program KF-21 Boramae selama negara tersebut belum menyelesaikan pembayarannya.

Penerbangan perdana pesawat KF-21 Boramae diharapkan dapat memainkan peran positif dalam menyelesaikan masalah pembayaran oleh Indonesia, kata surat kabar itu.

Menurut seorang peneliti yang dikutip oleh surat kabar tersebut, ada minat yang besar terhadap pesawat KF-21 Boramae di pameran kedirgantaraan Farnborough baru-baru ini setelah pesawat tersebut berhasil menyelesaikan penerbangan perdananya.

Pada titik ini ada spekulasi besar yang mengatakan bahwa Indonesia akan menarik diri dari program pengembangan pesawat KF-21 Boramae menyusul isu kegagalan negara untuk memberikan kontribusi pembayaran untuk program pengembangan seperti yang dijanjikan dan tindakannya untuk membeli pesawat seperti F-15 dan Rafale baru-baru ini.

https://zonajakarta.pikiran-rakyat.c...boramae?page=5

Semoga Indonesia ada uangnya emoticon-Nyepi
aliazzz80
jerryreality850
jerryreality850 dan aliazzz80 memberi reputasi
2
1.7K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
samuel.tirtaAvatar border
samuel.tirta 
#14
Bukan masalah uang sebenarnya. Lebih ke TOT.

INDONESIA
Menginginkan akses ke teknologi avionik dan daleman pesawat. Rugi dong udah bayar mahal hanya akses main body doang. Kita menginginkan akses insinyur kita ke avioniknya dan system pesawat, share teknologi gitu. Line clear baru ane bayar sisa kekurangannya.

SOUTH KOREA
Ga bisa dong, utang tetap utang kan sudah MOU. Soal avionik, Ohhh tidak bisa. Itu teknologi US anda bukan sekutu US. Akses diluaran aja, body sayap pesawat knalpot dll gausah masuk dalem2. Insinyurnya belajar bongkar pasang aja itu udah cukup udah klop sama dana ente.

US
Indonesia bukan sekutu hanya mitra potensial. Ente Kroya berani share2 teknologi avionik system ente ane BAN ga boleh lagi pake produk US

Kira2 gitu deh masalahnya.

Win2 solution (ngarep mode on) :.
KROYA
Udah deh, gini aja bro ente beresin sisa tunggakannya, gausah deh akses avionik luaran aja yah. Ane ngasih bonus nih menarik. Ente bisa beli Sejong harga diskon cuman ga sama senjatanya. Senjata ente ngisi sendiri bawa deh Sejongnya terserah sampean mau isi senjata apaan. Plus Pohang ane tambain lagi deh beberapa biji GRATIS tapi kopongan ya.

INDONESIA
Sejong? Wow menarik. Setuju ga pikir panjang deh. Cuman Pohang ogah ah, kapal baheula tek 80an ntar malah jadi berat di ongkos. Ogah ane. Oh ya 1 lagi, gratisin dong 5-6 biji K1A1 full aksesoris. Deal?

US
Nah cocok ini. Kalau Indo sudah punya pengalaman ke Destroyer modern bisalah nanti ane hibahin Ticenderoga yg mau ane pensiunkan. Tapi kopongan yak. Aegisnya ane cabut.

Deal? Deal? Deal?
(Jgn serius cuman karangan ane nih)
Diubah oleh samuel.tirta 31-07-2022 03:37
dungu_83rat
dungu_83rat memberi reputasi
1
Tutup