Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hvzalfAvatar border
TS
hvzalf 
Bocah 11 Tahun Dipaksa Cabuli Kucing, Dibully Hingga Depresi dan Meninggal Dunia


Sebuah kejadian miris harus dialami seorang keluarga di mana anaknya meninggal diduga akibat mengalami selama hidupnya.

Peristiwa ini harus dialami seorang bocah laki-laki yang baru berusia 11 tahun. Ia merupakan warga Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Korban dikabarkan meninggal dunia akibat depresi karena kerap menjadi bahan perundungan oleh teman sebayanya.

Bocah laki-laki itu mendapatkan bullyan dari temannya setelah video asusilanya tersebar. Dalam video itu merekam korban yang dipaksa mencabuli kucing oleh beberapa orang.



Tidak hanya dipaksa mencabuli kucing, korban yang baru duduk di kelas 6 SD ini juga mendapatkan perlakuan kekerasan fisik oleh teman sebayanya.

Terus mendapatkan perundungan seperti itu, korban akhirnya mengalami depresi. Bocah laki-laki tersebut sebelum meninggal mengaku alami sakit tenggorokan yang menyebabkan tak mau makan minum.

Korban akhirnya dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia. Selain itu, bocah tersebut juga sering terlihat merenung serta melamun sebelum meninggal.



Kini, peristiwa ini sedang didalami oleh pihak kepolisian. Sementara keluarga korban sudah mencoba ikhlas dengan apa yang menimpa sang anak.

Apapun alasannya aksi perundungan tidak bisa dibenarkan. Perundungan merupakan tindakan kekerasan yang dialami seseorang baik secara fisik maupun verbal hingga menyebabkan korbannya mengalami sakit hati, trauma juga tertekan.

Oleh karena itu, pelaku perundungan harus mendapatkan hukuman yang setimpal agar tidak ada lagi korban selanjutnya.



Biasanya aksi perundungan ini dilakukan oleh kelompok atau individu yang mana dirinya merasa gagah, kuat dari korbannya. Dan si korban adalah orang yang tak berani melawan karena merasa lemah dengan dirinya sendiri.

Perundungan sudah sebaiknya menjadi perhatian, jika terus terjadi maka korbannya bisa mengalami gangguan baik dari segi kesehatan fisik, mental sekaligus kejiwaannya.

Namun, sayang sekali tidak sedikit orang tua yang membiarkan sang anak untuk mengakui kesalahannya bahkan sampai ada yang harus dihukum oleh ibu dan bapaknya.



Dampak dari perundungan ini sangatlah berbahaya sekali, berikut dampaknya :

1. Dampak fisik

Dampak dari perundungan ini mampu mempengaruhi fisik korban dengan menurunnya kondisi kesehatan, gangguan tidur serta tidak nafsu makan.

Hal ini tentu sangat berbahaya sekali terhadap korban, sebab mereka bisa mengalami sakit akibat penurunan kesehatan.

2. Pola pikir terganggu



Selain menurunnya kondisi fisik, pola pikir korban bisa terganggu. Mereka akan sering tidak terlihat konsentrasi serta kerap menyalahkan diri sendiri.

Jika korbannya masih di usia sekolah tentu akan mempengaruhi tingkat kognitifnya serta terbatasnya ide kreatif yang mereka miliki.

3. Tingkat emosional tidak stabil

Emosional korban perundungan mampu menjadi tidak stabil. Mereka bisa bersikap arogan, pemarah juga timbul kecemasan.

Dengan emosional yang tidak stabil para korban sulit dalam bersosialisasi di masyarakat.



Selain korban, saksi mata juga bisa mengalami dampak yakni takut bergaul dengan korban, takut untuk melapor karena khawatir disebut sebagai pengadu, dan perasaan bersalah.

Dampak dari perundungan ini sangat luar biasa, jika korban sampai depresi maka bisa sampai meninggal seperti yang dialami bocah lelaki tersebut.

Sumber :

Ulasan dan opini pribadi

1
gigbuupz
Soekarti
screamo37
screamo37 dan 21 lainnya memberi reputasi
22
12.4K
227
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
pixecuteAvatar border
pixecute
#10
Ini ngenes banget dah kejadiaanya, apa Indonesia sudah masuk generasi Lost Generation, untuk contoh anak-anak SD udah ngerokok di lingkungan Ane pernah Ane tegor bahkan sampe Ane bawa ke depan orang tuanya malah kena tegor balik Ane dan dibilang "Anak-anak gua ngapa elu yg repot, mau ngerokok mau kagak anak gw sendiri, beli pake uang gw ngapa elu yang repot !!! emoticon-Mad (S):". Akhirnya Ane bilang ke bocah tersebut jangan maen apa nongkrong ke daerah rumah Ane lagi (dolo soalnya pas Covid marak Ane ngasih pw Wifi soalnya kesian pas belajar online pada abis kuotanya, malah dibuat macem2 akhirnya Ane hidden dan ganti pw). Soalnya takut kepengaruh anak2 yang laennya.

Belom lagi omongannya pas kumpul udah kayak remaja SMA malah melebihi kalo Ane bilang padahal kelas 5 SD udah ngomongin merawanin, kenthu dsb. Bahkan pernah ngerencanain buat ngentit(maling) di ind*ma*t apa al*hama*t buat menuhin ngerokok apa cemilan dia. Kalo dibilangin malah kayak angin lalu bahkan terkadang orang tuanya dijadiin tameng kayak contoh kejadian yg Ane ceritain. Belom lagi bawa motor di jalan raya dan malah dibangga2in emoticon-Hammer (S)ama orang tuanya.

Lalu apa hubunganya dengan pembahasan thread, ada hubungannya pada saat sekarang orang tua cenderung membela anaknya bila melakukan kesalahan bukan memberikan hukuman atau hal lainya yang membuat si anak tersebut tidak melakukannya lagi. Saat ini orang tua malah beranggapan bahwa itu hal wajar dilakukan oleh anak seumuran mereka padahal tidak demikian adanya jadinya dapat disimpulkan karena orang tua sendiri maka anak2 tersebut melakukan oerbuatan yang bahkan seharusnya tidak dilakukan oleh orang dewasa tapi anak2 tersebut mau dan mampu melakukannya karena ada orang tua dibaliknya yang akan melindunginya.

IMHO
emoticon-Nyepi

Ini opini pribadi Ane saja mungkin banyak kesalahan atau yang tidak sesuai dengan pendapat Agan2 sekalian.
emoticon-Shakehand2
gigbuupz
ozilian.30
tewew04
tewew04 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Tutup