Di tengah kehidupan birokrasi yang serba UUD (ujung-ujungnya duit), akan ada perasaan puas serta bangga terhadap diri sendiri ketika gansis telah berhasil menuntaskan prosedur yang ada. Sekaligus menjadi bukti bahwa segala sesuatu pasti bisa asal ada tekad yang kuat.

Tentunya bukan cuma soal bikin SIM secara resmi, tapi berbagai hal lainnya kayak bikin KTP, Surat Ijin Usaha, daftar masuk sekolah, pengurusan sertifikat, akte jual beli, pembuatan kartu subsidi, dan surat perijinan lain yang ane belum tau saking banyaknya.

Dan biasanya hal ini terbawa di kehidupan sehari-hari, semacam ga bikin rumah mepet jalan tanpa talang, menutup jalan saat hajatan, menyerobot antrian, posisi berdiri di eskalator bahkan sampai urusan merokok dan buang ludah. Rasanya ada yang mengganjal kalau tidak sesuai dengan peraturan atau norma yang ada.

Meskipun harus menguras kantong, tenaga, dan pikiran tidak mengapa. Akan ada kebanggaan tersendiri karena telah menjadi warga yang tertib dan beradab. Hal inilah yang ga bisa diukur secara materil.

Dan hal ini ga bisa serta merta gitu aja, harus ada pembiasaan. Misalnya dari yang paling gampang, buang sampah pada tempatnya. Padahal kalo dipikir-pikir, contoh di atas itu hal normal yg emang udah seharusnya. Tapi berhubung pada edan semua, jadi berasa beda sendiri.

Harus diakui bahwa di Wakanda, mengurus segala sesuatu sesuai aturan yang berlaku tidak akan mengubah keadaan. Korupsi akan terus merajalela, perilaku permisif terhadap pelanggaran akan tetap dijumpai dimana-mana. Tapi hal itu bukan masalah karena setidaknya gansis bukan bagian dari mereka. Dan udah berusaha semampunya untuk ngga ikut dalam lingkaran setan tersebut.

Coba kalo setiap orang berpikir begitu, lama-lama budaya korupsi akan hilang sendiri. Kalo pun masih ada, ga akan kayak sekarang, masih bisa senyum saat ditangkap.

Selain itu akan ada kepuasan batin karena taat aturan pemerintah itu sejalan dengan aturan agama. Sehingga diri akan merasa hidup lebih diberkahi.

Kontra dengan pernyataan ane di trit sebelumnya, sebenarnya mengurus sesuatu sesuai prosedur tanpa uang pelicin pasti lebih murah. Tapi syarat dan ketentuan berlaku, misalnya di kasus bikin SIM jangan sampe lebih dari 3 kali gagal. Atau di kasus usaha misalnya, asalkan sabar menunggu surat ijin terbit dan menahan launching produk. Atau di kasus daftar sekolah, asalkan sesuai dengan syarat umur maupun zonasi, kemampuan siswa dilihat dari raport, maka ga perlu pake nyogok.

Kalo emang pertimbangan biaya ini jadi hal yang utama, maka sebaiknya sebisa mungkin mengurus segala sesuatu sendiri dan menjalani semua tahapan prosedurnya dengan baik.