Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

riandyogaAvatar border
TS
riandyoga
Apa Bener Generasi Boomer Penyebab Krisis Lahan?
Hai GanSis! saya pernah dengar dan mungkin GanSis disini juga sama, bahwa generasi boomer merupakan generasi yang sudah membuat generasi sekarang mengalami krisis lahan untuk tempat tinggal.

Quote:


Penjelasan singkatnya, para baby boomers dituding memanfaatkan lahan tidak pada fungsi sesungguhnya. Mereka hanya mementingkan keuntungan pribadi sehingga menjadikan lahan sebagai objek investasi, sehingga harga lahan atau tanah meningkat di masa sekarang. Dan tentu saja itu bikin milenial ketar ketir.

Tapi, memang apa salahnya orang berinvestasi pada lahan pribadi maupun real estate? Toh memang ada nasihat jika punya lahan, sebisa mungkin jangan dijual, justru sebaliknya harus beli lagi.

Kenyataannya sekarang, nasihat demikian tidak semua orang mengikutinya, namun ada juga yang menjadikan sebagai pegangan, bahkan terkesan ekstrim.

Sejumlah orang menggebu untuk menguasai lahan seluas mungkin. Beli real estate beserta rumah bukan untuk ditinggali, tapi untuk investasi. Bahkan perumahan subsidi juga diborong. Sehingga ada yang lebih berhak malah gak kebagian.



Oke GanSis, kita bahas santai aja. Pertama saya tidak ada niat ingin membela para tuan tanah. Hanya saja yang saya tulis ini berdasarkan apa yang saya lihat dan dari apa yang dilakukan oleh orang-orang tua di sekitar saya.

Mungkin ini cikal bakal adanya praktik menjadi tuan tanah atau orang (atau kelompok) yang menguasai lahan luas alias tanahnya dimana-mana.

Harus diakui mereka visioner, mampu melihat masa depan bahwa harga lahan bakal meroket. Sementara sebagian lainnya lebih suka menjual lahan karena menganggap lahan tidaklah terlalu berharga, ataupun merasa tidak ada beban karena lahan yang dijual merupakan warisan.

Dari yang saya dengar di sekitar saya, orang-orang jaman dulu itu gemar menjual lahannya untuk membangun rumah. Misalkan bapak Aan punya lahan seluas 100 m², nah yang 50 m² ini dijual untuk bangun rumah. Praktis Pak Aan kini hanya punya setapak rumah.

Praktek seperti itu, konon dulu lumrah terjadi. Karena harga lahan dulu juga cukup murah. Oia, daerah saya memang di kampung, jadi you know lah gimana. Ketika ada tawaran untuk lahan ditukar rumah, pastinya akan tergiur. Dan satu lagi, jual tanah untuk modal nikah.

Saya awalnya diceritakan gini sempat merasa jengkel. Tanah ditukar rumah, tapi rumahnya semi permanen alias dari kayu, bahannya juga bukan yang bagus. Gak sepadan banget setelah lihat rumahnya.

Ya aku gak tahu praktek yang begini baik atau gak. Yang jelas sejak itu semakin banyak orang yang lahannya berkurang hingga nol. Sementara tuan-tuan tanah semakin cuan. 

Jadi kenapa sekarang hanya segelintir orang atau kelompok saja yang seolah menguasai sebagian besar lahan di negeri ini. Sebabnya karena ada peluang. Peluangnya besar banget, asalkan punya duit dan jaringan yang kuat. Kebetulan mereka-mereka termasuk generasi baby boomers, sebab generasi setelahnya sudah semakin sulit cari lahan murah dan cuan.

Para tuan tanah biasanya paling cepat tahu kalau ada lahan yang mau dijual. Biasanya mereka akan borong. Lalu dijual lagi dengan harga berkali lipat, DAN HERANNYA LAKU. Entah itu dengan cara kavling atau gimana, yang penting laku dan cuan.

Jadi disini ya baby boomers tidak bisa 100% disalahkan juga akibat krisis lahan dimasa sekarang. Karena mereka lakukan itu juga karena banyak yang jual murah dimasa lalu. Walaupun tindakan demikian tidak bisa dibenarkan juga karena mereka gemar menguasai lahan dan menjualnya dengan harga yang GAK NGOTAK.


Yasudah, sampai disini saja. Silahkan berkomentar, apa tanggapan GanSis tentang praktek-praktek penguasaan lahan sehingga harga lahan melambung tinggi?


Rianda Prayoga
Binjai, 19 April 2022
Diubah oleh riandyoga 19-04-2022 03:34
emineminna
jiresh
freerain
freerain dan 18 lainnya memberi reputasi
17
4.9K
133
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
wong.ngendiAvatar border
wong.ngendi
#13
ngga bisa disalahin. it's just business.. jual-beli tanah terjadi atas deal kedua pihak, ada juga poin pemilik lahan "kenapa mau?" dulu pas tanahnya mau dibeli.. yang ane tangkep kok milenial malah pada nyalahin pemilik lahan/properti yg banyak kalo mereka gak sanggup beli? misal lu mau beli barang, tapi lu gak mampu beli, trus lu nyalahin yg punya barangnya? ya harusnya lu cari duit sampe mampu beli atuh
anggrekbulan
riandyoga
nikosurfing
nikosurfing dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup