si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Jarang Terekspos, Arhanud TNI AD Ternyata Telah Mengoperasikan Rudal Martlet
Quote:


Meski jarang terkespos, ternyata Batalyon Arhanud TNI AD telah mengoperasikan rudal jenis Lightweight Multirole Missile (LML) Martlet. Hal itu terungkap dari postingan yang diunggah
Pussenarhanud TNI AD melalui akun Instagram resminya sekitar 6 hari yang lalu. Menurut keterangan resmi di akun Instagram Pussenarhanud TNI AD, pada 14 April lalu pasukan dari Batalyon infantri 300 Raider di Yonarhanud 14/PWY melaksanakan kegiatan On The Job Training (OTJ) pembelajaran rudal Starstreak.

Meski hanya menyebutkan nama rudal Starstreak dalam postingannya, akan tetapi pada foto yang beredar juga tampak rudal Martlet. Dalam foto di atas, tabung berwarna biru adalah peluncur rudal Starstreak, sementara tabung warna hijau adalah peluncur rudal Martlet.

Sebelum OJT rudal Starstreak, rudal Martlet lebih dulu telah diuji coba Yonarhanud 14 saat Latihan Penembakan Senjata Berat (Latbakjatrat Terintegrasi) tahun 2022 yang berlangsung di kompleks latihan Air Weapon Range TNI Angkatan Udara Pandanwangi di kota Lumajang, Jawa Timur.


Quote:



Baik Martlet maupun Starstreak adalah rudal buatan Inggris, tepatnya dibuat oleh manufaktur bernama Thales Air Defence. Kedua rudal ini juga telah didonasikan ke Ukraina, tentara Ukraina memakai vairan rudal mam portable; merupakan tipe rudal yang dipanggul seorang prajurit. Sementara rudal Martlet TNI AD menggunakan platform Lightweight Multiple Launcher-Next Generation (LML-NG) dan RAPIDRanger mobile weapon systems.

Menurut artiklel indomiliter.com LML-NG merupakan platform peluncuran yang ditempatkan pada kendaraan taktis 4×4. Satu platform LML-NG biasanya dibekali satu tiang model MANPADS dengan dua peluncur rudal. Peluncuran menggunakan platform LML dilakukan secara manual oleh seorang penembak.

Masih dari sumber yang sama, versi peluncuan kedua yang memakai metode RAPIDRanger mobile weapon systems dipasang pada platform kandaraan taktis VAMTAC ST5 4×4. Antara VAMTAC, sistem Starstreak dan Martlet sudah dirancang agar kompatibel satu sama lain oleh pihak Thales Air Defence.

Metode RAPIDRanger akan menempatkan 4 peluncur rudal Martlet pada kendaraan VAMTAC ST5 4x4, kendaraan ini juga bisa dipasangi peluncur rudal Starstreak sebanyak 4 buah. Selain bisa ditembakkan oleh gunner (penembak) dari dalam kabin VAMTAC, sistem RCWS Mistral dan Starstreak RAPIDRanger juga bisa dikendalikan oleh unit command and control.


Quote:



Dari foto yang dirilis Pussenarhanud platform LML-NG dipasangkan dengan dua jenis rudal yang berbeda secara bersamaan, yakni rudal Starstreak yang memakai tabung biru dan Martlet yang memakai tabung warna hijau. Peluncur rudal Martlet dan Starstreak punya kemiripan desain, bedanya terletsk di bagian belakang tabung; di mana bagian belakang tabung Martlet tampak lebih sempit.

Jika Starstreak dibuay sebagai rudal pertahanan udata jarak pendek (SHORAD/Short Range Air Defence), sebaliknya Martlet digunakan sebagai rudal udara ke permukaan ringan. Awalnya rudal ini menjadi senjata pada helikopter AW159 Wildcat, juga terpasang pada drone copter Schiebel S-100. Pada Juli 2019 pihak Royal Navy berhasil menembakkan rudal Martlet dari dudukan meriam 30 mm (Seahawk Sigma).

Sementara itu pihak Marinir Inggris adalah yang pertama kali mengadopsi Martlet sebagai rudal MANPADS (rudal panggul), dari pemasangan rudal di berbagai platform tersebut menunjukkan bahwa Martlet merupakan rudal yang fleksibel.

Nama Martlet memang tak setenar Starstreak, pasalnya kecepatan luncur Martlet hanya Mach 1.5. Sementara kecepatan luncur Starstreak menembus hingga Mach 4. Di Ukraina, Martlet dioperasikan oleh95th Air Assault Brigade; di mana beberapa pihak menyebut jika Martlet telah digunakan untuk menyengat drone Orion-E milik Rusia.


Quote:



Dirunut dari spesifikasinya, Martlet punya jarak tembak maksimum 6 km dan jarak tembak minimum 400 meter. Sumber tenaga rudal menggunakan two-stage solid propellant dan sistem pemandu multi-mode guidance – laser beam riding and/or semi-active laser guidance dan terminal infrared homing. Untuk detonasinya memakai laser proximity sensor. Dari segi dimensi Martlet punya bobot 13 kg, deengan 3 kg merupakan berat hulu ledak. Rudal ini punya panjang 1,3 meter serta diametr 76 mm.

Berkaca dari konflik Rusia dan Ukraina, sudah seharusnya Martlet menjadi pegangan wajib seluruh pasukan infantri TNI. Artinya kedepan pasukan infantri juga memiliki peran dalam operasi pertahanan udara secara terbatas, dan tidak hanya bergantung pada pasukan Arhanud (Artileri Pertahana Udara) untuk menghajar drone, helikopter atau pesawat musuh. Operasi pertahanan udara secara terbatas ini juga telah dilakukan oleh pasukan infantri Ukraina, di mana pasukan infantri Ukraina telah mengambil peran yang besar selama perang melawan Rusia.




Referensi Tulisan: thinkdefence.co.uk& indomiliter.com
Sumber Foto: suddah tertera di atas
rotten7070
emineminna
scorpiolama
scorpiolama dan 32 lainnya memberi reputasi
33
8.9K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
yosefulAvatar border
yoseful
#3
Nah ini dia, slain sudah pny rudal anti pesawat martel dan startrek, AD harusnya kini sudah pensiunkan si mbah s60, pindahin tuh meriam2 nya yg tersisa ke atas kapal2 patroli milik TNI AL, polairud, bakamla, bea cukai saja lah..... Cukup make bnyk rudal stinger, startrek, martel.... Serta mnggunakan rudal2 anti pesawat yg lbih besar, lbih kuat dan lbih jauh jangkauan jarak tembak nya....
Diubah oleh yoseful 20-04-2022 09:33
gepyan
bukan.bomat
Aramina
Aramina dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup