Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan dari lembaga riset Data.ai mencatat, Indonesia mengalami pertumbuhan unduhan aplikasi finansial terbesar selama empat tahun terakhir dengan naik sebanyak 185%.

Data.ai menyebutkan, jumlah unduhan aplikasi finansial di Indonesia mencapai 382,1 juta sepanjang 2021. Jumlahnya meningkat dibandingkan 2020 yang sebanyak 210,1 juta.

Sementara di tahun 2019 dan 2018, unduhan aplikasi finansial hanya sekitar 194 juta dan 134 juta.


"Meskipun bukan pasar terbesar secara global, Meksiko, Indonesia, Argentina, dan Brasil mengalami pertumbuhan terbesar selama empat tahun terakhir, masing-masing naik 250%, 185%, 180%, dan 175%," kata Data.ai dalam laporan resmi, dikutip Sabtu (16/4/2022).

Dari sekian banyak aplikasi finansial tersebut, Binomo menjadi aplikasi finansial yang pertumbuhan jumlah download-nya keempat terpesat di Indonesia.

Padahal, Binomo tercatat sebagai platform penyedia jasa transaksi efek maupun aset keuangan tanpa izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Binomo bahkan tidak memiliki kantor di Indonesia dan merupakan badan usaha milik asing.


Tak hanya itu, Bappebti bahkan telah berkali-kali memblokir aplikasi Binomo. Namun nyatanya aplikasi tersebut masih bisa lolos dan kembali bisa diakses oleh masyarakat.

Menurut riset tersebut, meskipun bank ritel banyak digunakan Gen X dan Baby Boomers, Gen Z kemungkinan besar menggunakan aplikasi trading di seluruh wilayah. Selain itu, mereka juga lebih suka menggunakan aplikasi pengiriman uang karena semakin nyaman menggunakan ponsel sebagai alat pembayaran daripada uang tunai.

Berikut ini urutan aplikasi finansial yang paling banyak diunduh di Indonesia, berdasarkan riset dari data.ai:

1. DANA

2. Neo: BNC Bank

3. BRImo BRI

4. Binomo

5. AdaKami

6. Mandiri New Livin

7. OVO

8. Easycash

9. RubikTrade

10. Indodax Trading Platform.

https://www.cnbcindonesia.com/tech/2...nggak-kapok-le