newsmerahputihAvatar border
TS
newsmerahputih
Mengenang Sahur on the Road, Kebiasaan Ramadan Masyarakat Urban


Merahputih.com - Jalanan Jakarta dua tahun belakangan saat tiba waktu sahur tampak lengang. Tak ada kemacetan akibat cegatan sekelompok pengendara kebanyakan anak muda membentangkan bendera, berfoto, sambil beberapa di antara mereka membagikan hidangan sahur berupa nasi bungkus. Tak terdengar kabar pula ada jalan ditutup karena rombongan tawuran di jalan raya.

Pandemi dua tahun terakhir membuat kebiasaan tersebut sirna. Bahkan, kebiasan sahur Warga +62 pun berubah selama pandemi. Rumah menjadi tempat paling nyaman bagi umat muslim melaksanakan ibadah sahur ketimbang tempat makan di luar rumah.

Survei Jakpat menunjukan kebiasaan orang bersantap sahur di rumah menjadi lebih besar di masa pandemi dengan raihan sebanyak 68 responden mengaku masak sendiri untuk hidangan sahur, lalu 22 persen membungkus makanan untuk dimakan di rumah, 19 persen pesan makanan daring, dan hanya 11 persen makan di tempat makan.

Pihak berwenang secara tegas melarang kegiatan Sahur on the Road (SOTR) atau kegiatan membagikan hidangan sahur pada orang membutuhkan dengan berkendara bersama-sama mengunjungi beberapa lokasi tujuan. SOTR umum dilakukan komunitas, teman-teman sekolah, hingga rekan-rekan universitas satu angkatan. Biasanya mereka melakukanya dengan beramai-ramai, berkonvoi menggunakan kendaraan roda dua hingga empat.

Konsep awal kegiatan SOTR sebetulnya dengan berkonvoi bersama membagi-bagikan makanan kepada orang-orang membutuhkan di panti asuhan dan di tempat lainnya.

Namun, kebiasaan tersebut pudar dan bergeser menjadi hanya kebiasaan sahur bersama teman-teman dengan berkonvoi ria bersama menuju satu destinasi tempat di tengah kota atau titik lainnya.

Biasanya peserta SOTR dapat mencapai ratusan orang. Saking banyaknya peserta SOTR dalam satu kelompok, tak jarang malah membuat kemacetan dan kepadatan di jalan raya.

Banyaknya jumlah peserta SOTR tak jarang juga memicu keributan hingga kericuhan antarkelompok akibat saring berebut jalan, tempat, hingga aksi saling sok jagoan di jalan. Kegiatan SOTR awalnya memiliki tujuan positif kerap malah berakhir dengan perselisihan antarkelompok.

Tak sedikit pula peserta SOTR sudah menyiapkan kelompok dengan sejumlah senjata tajam dan lainnya untuk membekali diri bila terjadi kericuhan di jalan dengan kelompok lainnya. Akibatnya SOTR malah menimbulkan korban luka bahkan korban jiwa.

Maka, pihak berwajib melarang pelaksanaan SOTR demi keamanan dan kenyamanan warga masyarakat. Apalagi situasi pandemi Covid-19 tak memungkinkan ada kerumanan orang di ruang terbuka.


Sumber
newsbolaskor
kabarotocom
kabarotocom dan newsbolaskor memberi reputasi
2
759
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
monyet2012.Avatar border
monyet2012.
#5
Inget ana dulu di masa2 jahiliyah, kawan ane yg bertender di Zen club ikut menyeleggarakan SOTR bersama karyawan/LC/Terapis Alexis club keliling Jakarta, setelah setahun penuh melakukan maksiat di bulan romadhon mereka menyisihkan sebagian dari penghasilan/tips mereka utk memberika makan kaum fakir, dengan cara memberika nasi bungkus ditengah malam ya akhi emoticon-Nyepi
waloni
galuhsuda
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Tutup