Kabar kurang menyenangkan kembali datang untuk Rusia, setelah Su-35 jatuh di kota Izyum. Di kota yang sama, kini giliran helikopter serang Alligator andalan Rusia tersengat rudal anti tank Stugna P. Video tersengatnya Alligator beredar di Twitter pada hari Selasa (05/04/2022), dalam video tersebut terlihat dari monitor gunner sebuah helikopter Alligator yang terbang rendah berhasil disengat Stugna P.

Meski kodrat aslinya adalah rudal anti tank, tetapi senjata satu ini juga kemampuan untuk melumat pesawat/helikopter yang terbang rendah. Kejadian tersengatnya Alligator terjadi hanya dua hari setelah Su-35S Rusia juga tersengat rudal panggul pada hari  Minggu (03/04/2022). Tersengatnya Alligator ini bukan yang pertama kali, pasalnya pada masa awal invasi Rusia; 4 helikopter Alligator telah disengat rudal anti pesawat FIM-92 Stinger.







Selama ini kita banyak melihat sepak terjak senjata anti tank dan anti pesawat yang dipasok Amerika dan NATO, jarang sekali senjara asli Ukraina menunjukkan kemampuannya dalam konflik dengan Rusia tersebut. Tapi dalam insiden pada 5 April lalu, akan menjadi angin segar bagi industri pertahanan Ukraina kelak setelaha konflik usai. Pasalnya rudal anti tank buatan lokal berhasil mendapatkan cap battle proven dengan menjatuhkan helikopter Rusia.

Stugna P mulai diperhitungkan sejak senjata ini sukses memulai debutnya dengan menghancurkan truk Ural yang meangangkut milisi pro Rusia di Donbass, truk tersebut berhasil dihancurkan dari jarak 5.600 meter. Stugna P punya julukan "Ukrainian Javelin"karena rudal ini punya kemampuan mirip Javelin, di mana rudal anti tank Javelin juga punya kemampuan menyerang pesawat yang terbang rendah.

Menurut artikel indomiliter.com rudal Stugna juga mampu diluncurkan melalui laras tank, seperti rudal Falarick dan 9M117M1 Arkan. Stugna dapat ditembakkan dari laras meriam kaliber 105 mm, 115 mm (tank T-62) dan 120 mm (tank T-72 dan T-84).

Punya kecepatan high subsonic, Stugna P bisa menjebol lapisan baja ERA (explosive reactive armour) milik tank yang punya ketebalan 800 mm dari jarak 100 hingga 4.000 meter. Stugna P bisa dioperasikan pada rentang suhu -40 hingga 60 derajat celcius. Stugna P mengusung sistem pemandu semi automatic dengan laser beam. Selain dipanggul, rudal ini juga bisa dipasang dengan dudukan tripod.





Unit peluncur Stugna-P terdiri dari tripod, wadah rudal, perangkat pemandu, dan komputer yang digunakan untuk mengontrol semua operasi penembakan dan memungkinkan operator untuk mengontrol stasiun peluncur dari jarak jauh dengan jarak aman hingga 50 m. Sistem pembidik panduan lasernya disebut sebagai PN-I yang dapat digunakan pada siang dan malam hari dengan jarak tembak 50 hingga 5.000 m.

PN-I memiliki berat 17,2 kg dan dilengkapi sistem pengawasan dan penampakan televisi, laser range finder, sistem panduan laser, dan sistem kontrol untuk rudal. Stugna P biasanya menambakkan peluru kendali tipe RK-2S, RK-2OF, RK-2M-K, dan RK-2M-OF. Munisi tersebut juga dapat dilengkapi dengan berbagai jenis hulu ledak termasuk kumulatif tandem, fragmentasi eksplosif tinggi, atau thermobaric.

Rudal Stugna P punya berat 29.5 kg dengan panjang 1,360 mm, senjata anti tank ini didesain olehLuch Design Bureau yang berpusat di Kyiv; ibu kota Ukraina. Di lingkungan militer Ukraina, Stugna P dioperasikan oleh 95th Air Assault Brigade, di mana rudal ini memasuki layanan pertama kali pada April 2011. Meski awalnya rudal ini banyak memakai komponen buatan Rusia dan Belarus, tapi kini Ukraina telah berhasil memproduksi seluruh komponennya di dalam negeri. Rudal Stugna P dibanderol dengan harga US$175 ribu (belum termasuk sistem peluncur).







Referensi Tulisan: Army Recognition& indomiliter.com
Sumber Foto: sudah tertera