metalbeeAvatar border
TS
metalbee
Nasib Tragis Film KKN di Desa Penari dan Film Indonesia Lainnya
Film Indonesia dalam satu dekade ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Banyak aktor kita pada akhirnya bermain film Hollywood dan film asing lainnya. Akibatnya film Tanah Air khususnya di wilayah Asia Tenggara sangat diperhitungkan kualitasnya, selain film-film dari Thailand. Namun sayangnya hal itu tidak diikuti kebijaksaan para penonton di negeri ini. Khususnya yang terjadi pada film KKN di Desa Penari dan sederet film lokal lainnya. Apa saja filmnya dan kenapa hal ini harus kita sudahi?
1. Awal Derita



Film KKN di Desa Penari ini merupakan film yang diadaptasi dari cerita fenomenal yang sempat viral memalui akun twitter @SimpleM81378523. Bercerita tentang sekelompok mahasiswa dan mahasiswi yang melakukan kegiatan KKN di sebuah Desa. Film ini direncanakan akan tayang pada 19 Maret 2020 ini harus tertunda karena pandemi Covid-19 yang terjadi. Dan nasib sial film Indonesia dimulai.

Akibat pandemi yang berlanjut dan inkonsistensi pemerintah dalam menghadapi pandemi ini yang cenderung berujung fatal dari berbagai aspek. Khususnya perfilman. Akibat lamanya pandemi di negara kita, banyak film yang terpaksa mencabut kembali tanggal rilisnya. Berulang kali terjadi membuat sebagian kelompok pandir menunjukan taringnya untuk menghujat tanpa mau melihat situasi.

Judul-judul film yang tertunda tadi menjadi bulan-bulanan orang-orang yang katanya, sih, penikmat film. Sutradara filmnya menjadi sasaran hujatan. Seperti yang terjadi baru-baru ini kepada sutradara KKN di Desa Penari, Awi Suryadi. Melalui akun twitternya beliau berkicau berisikan foto dari cibiran netizen karena lamanya film ini dirilis. Sumber.



Dan sialnya perbuatan ini tidak hanya dialami oleh Awi saja. Sutradara film Sri Asih, Upi Avianto dan juga filmaker Bumilangit lainnya. Dari cibiran dengan level terendah hingga level S. Film Sri Asihjuga mengalami nasib yang sama, tertunda karena pandemi. Sampai membuat dirinya (Upi) cukup malas memposting apapun di media sosialnya.



Sepanjang perjalanan film-film ini berjuang untuk rilis, mereka diikuti dengan teriakan dari sekelompok orang yang lebih mementingkan ego mereka sendiri.


Jelas perilaku memalukan orang-orang ini membuat jalan panjang kemajuan perfilman Indonesia sedikit menanjak. Dari pengamatan yang saya dapati, justru yang paling ingin merilis film-film ini adalah pihak studio, sutradara dan kru film itu sendiri. Namun karena pandemi, riskan bagi mereka meluncurkan karyanya. Mulai dari lonjakan kasus akibat penularan virus yang dapat membahayakan orang lain hingga kerugian akibat minimnya penonton karena pembatasan di bioskop. Tentu saja ini tidak baik untuk mereka.

2. Kenapa Ngga Rilis Online Aja?



Pertanyaan ini sering muncul di benak setiap orang untuk memberikan solusi dari kejadian tersebut. Dengan sangat disayangkan hal itu tentu tidak layak jika tidak dipersiapkan dengan matang. Pada umumnya film-film yang rilis secara online ini rentan dibajak. Rekornya, kurang dari 24 jam sebuah film dirilis secara online, film tersebut sudah dapat ditemukan di platformfilm bajakan ataupun aplikasi tertentu.

Dengan kata lain, kerugian tetap tidak dapat terelakan. Tidak ada solusi yang pasti. Di sinilah pengertian kita sebagai manusia dibutuhkan. Masuk akal mengapa penggiat film ini enggan untuk meluncurkan karya ciptaannya. Lebih baik membuat fans menunggu daripada hilang sudah uang yang ditunggu.

Quote:


Ya, kalau begitu cara berpikirnya berarti kamu bukan salah satu fans yang mereka maksud. Mereka yakin yang dimaksud dengan kata "fans" adalah orang yang dengan senang hati menunggu film mereka asalkan tidak menyusahkan orang-orang dibalik film tersebut. Simbiosis mutualisme.

Lumrah sebagai penggemar merasa kesal karena antusiasme kita terhadap suatu film begitu besar. Tapi bukan hak kita untuk memaksa apalagi menghujani mereka dengan sumpah serapah yang tidak seharusnya dikeluarkan dari jari dan mulut manismu itu. Apalagi sengaja membajak filmnya karena dendam yang tercipta dari rasa bencimu atas balasan mereka yang rutin mengatakan, "Sabar, ya".

Lambat laun, hal ini akan berdampak buruk bagi ekosistem perfilman kita yang tengah mengarah ke tren positif. Kurangi bertingkah berlebihan, supaya nasib tragis ini tidak berlarut mendekap filmaker kita. Malah lebih bagus budaya jelek ini hilang.

3. Jadi Apa Yang Harus Kita Lakukan?

Bersabar. Pahami situasi. Bijaklah kemana mengarahkan jarimu dalam berkomentar. emoticon-Toast

Diubah oleh metalbee 03-04-2022 08:13
candidat.master
storefaeyza5765
hadean
hadean dan 11 lainnya memberi reputasi
12
19K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
RifanXAvatar border
RifanX
#18
xixixixi

mau muasin twittard2 edgy yg dongengannya dibikin pelm

kalau ane sih dari awal ramenya juga gapernah lirik satu tweetpun tentang KKN ini

0
Tutup