Pada thread sebelumnya kita sudah banyak mengenal senjata anti tank dan anti pesawat yang dikirim ke Ukraian. Nah, pada kesempatan kali ini TS akan membahas senapan serbu gan, di mana senjata ini juga dikirimkan ke Ukraina. Mengutip artikel Army Recognitionpada 27 Februari 2022 Belgia telah sepakat memasok 3.000 FN FNC ke Ukraina.

Masih dari sumber yang sama, saat ini pasukan Belgia sudah mulai meninggalkan FNC demi FN SCAR yang lebaih baik. Paket transfer senapan serbu kali ini juga termasuk pasokan peluru 5.56 mm, karena kaliber ini tidak digunakan oleh tentara Ukraina; tanpa peluru yang cukup akan membuat FNC tidak dapat digunakan. Selain senjata tersebut, Belgia juga menyumbangkan 200 senjata anti tank M72. Kelebihan senjata ini adalah mudah digunakan, seperti Panzerfaust yang dipakai Jerman selama Perang Dunia 2.







Tentu kita sudah tidak asing dengan Senapan Serbu 1 (SS1) buatan PT Pindad yang dulu jadi standar senapan serbu TNI, di mana media-media lokal mainstream telah lama menjejali kita dengan berita kehebatan SS1. Asal-usul SS1 sebenarnya berasal dari FN FNC ini gan sist, di mana Indonesia menjadi pengguna pertama FN FNC pada tahun 1982. Cukup mengejutkan, karena tentara Belgia baru mengadopsi FNC sebagai senapan serbu standar pasukannya pada tahun 1989.

Sekilas cerita tentang FNC, merupakan akronim dari "Fabrique Nationale Carabine"adalah senapan serbu standar NATO dengan kaliber 5,56x45 mm yang dikembangkan oleh produsen senjata Belgia FN Herstal antara tahun 1975 dan 1977 untuk uji coba standarisasi NATO, sebagai alternatif yang lebih murah dari senapan M16.

Desain senapan didasarkan pada prototype FNC 76, yang berasal dari senapan FN CAL yang gagal secara komersial (CAL singkatan dari Carabine Automatique Légère/Light Automatic Carbine). Prototype CAL ini segera ditarik dari kompetisi NATO setelah berkinerja buruk karena pengembangannya yang terburu-buru.





Meski desain senapan serbu terbaru sudah diperbarui, namun hal itu belum menarik minat dari pembeli. Dan yang menarik negara pertama yang mengadopsi FNC justru Indonesia, yang membeli sekitar 10.000 senapan pada tahun 1982 untuk angkatan bersenjatanya. Di mana kontrak pembelian dilakukan pada 1980. Pemerintah Indonesia kemudian memperoleh lisensi untuk memproduksi FN FNC secara lokal melalui perusahaan BUMN PT Pindad, varian pertama dikenal sebagai Pindad SS1 dan varian kedua yang kini mulai jadi senapan serbu standar TNI adalah Pindad SS2.

Sementara uji coba untuk angkatan bersenjata Swedia diadakan antara 1981-1982, menggunakan prototype yang diperbarui untuk membuktikan utilitas dan efisiensi desain; dan hasilnya memuaskan baik staf militer Swedia dan Angkatan Darat Belgia. Swedia mengadopsi versi FNC untuk produksi dalam negeri pada tahun 1986, menamakannya Ak 5 dan diproduksi oleh Bofors Carl Gustaf.

Meski sedikit dimodifikasi, senjata itu tetap menjadi senapan serbu utama tentara Swedia. FNC akhirnya diadopsi oleh angkatan bersenjata Belgia pada tahun 1989, sebagai pengganti FN FAL kaliber 7,62x51mm NATO; setelah dikeluarkan dalam jumlah kecil untuk unit infantri udara selama beberapa tahun. FNC sekarang mulai digantikan oleh berbagai model dari FN SCAR.





Jika kita lihat ilustrasi di atas, memang tidak banyak perbedaan antara varian asli dan varian yang dibuat negara lain secara lisensi. Perbedaan mencolok ada pada kemampuan adaptasi lingkungan. Sebagai contoh FN FNC versi Indonesia didesain khusus untuk pengoperasian di wilayah yang lembab dan kondisi hutan khas wilayah tropis. Sementara FNC versi Eropa didesain untuk operasi di wilayah yang dingin.

FNC beroperasi dengan gas operated long-stroke piston dan rotating bolt. Kecepatan tembak FNC yakni 700 proyektil per menit dan punya jarak tembak efektif 250 sampai 400 meter. Punya kaliber yang sama dengan M16, jenis munisi dan magazine untuk keduanya sama.