Setelah pidato Presiden Vladimir Putin yang berapi-api, pada 24 Februari lalu akhirnya Rusia melancarkan serangannya ke Ukraian. Pada hari pertama serangan (24/02/2022) kabar buruk justru menimpa Rusia, pasalnya pesawat An-26 milik Russian Aerospace Forces dilaporkan jatuh di wilayah Voronezh, Rusia Tengah. Menurut laporan kantor berita TASS pesawat jatuh di area tidak berpenghuni, dalam kecelakaan itu seluruh awak pesawat tewas.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab kecelakaan tersebut, namun kantor berita Rusia TASS mengatakan jika masalah teknis pada pesawat menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Sumber tidak resmi menyebutkan bahwa, An-26 membawa 22 pasukan infanteri bersenjata lengkap ditambah dengan 5 orang kru. Dalam insiden ini An-26 sedang dalam misi penerbangan terjadwal untuk mengirimkan kargo militer dan juga pasukan.





Pesawat Era Perang Dingin

An-26 merupakan salah satu pesawat uzur yang masih beroperasi dengan Russian Aerospace Forces, disebut uzur karena pesawat ini dikembangkan dan diproduksi semasa era Perang Dingin (dekade 1960-an). Pesawat ini dikembangkan dari basis pesawat penumpang An-24, bisa dibilang An-26 adalah hasil modifikasi An-24.

Pada perkembangannya An-26 kemudian melakukan penerbangan perdana pada 21 Mei 1969 dan mulai beroperasi pada 26 Mei 1975. Pesawat bermesin turboprop ini diproduksi mulai 1969 sampai 1986, lokasi produksinya berada di Kiev dan Ulan-Ude. Total 1.398 pesawat An-26 berhasil diproduksi, dan ratusan lainnya masih beroperasi hingga saat ini.

An-26 ditenagai mesin 2× Progress AI-24VT turboprop dengan kekuatan masing-masing mesin mencapai 2.820 hp. Pesawat punya kecepatan jelajah 440 km per jam dan punya jarak jelajah hingga 2.500 km dengan bahan bakar penuh. Ketinggian terbang maksimalnya adalah 7.500 meter dengan kecepatan menanjak 8 meter per detik.





Pesawat yang oleh NATO diberi kode Curl ini juga dikonversi sebagai platform perang elektronik dan diberi nama An-26RTR Curl-B yang memiliki banyak antena blade di atas dan di bawah kabin. Selain itu, pesawat ini juga bisa digunakan untuk misi pemadam kebakaran dari udara. Pesawat ini pada masanya cukup laris di pasar ekspor, dengan negara-negara di kawasan Afrika dan Timur Tengah menjadi penggunanya. Selain itu negara bekas pecahan Uni Soviet juga banyak memiliki pesawat satu ini. Termasuk Ukraina.

Mengutip artikel indomiliter.comdalam konfigurasi penumpang, An-26 dapat membawa 40 penumpang; sementara dalam konfigurasi kargo dapat membawa payload hingga 5.500 kg. An-26 juga pernah mendapat tugas sebagai pesawat pengebom sekunder dengan konfigurasi rak bom yang berada di bawah sayap. Rak ini terpasang mulai dari bagian depan hingga ke bagian roda pendarat belakang.

Menurut indomiliter.com An-26 versi pesawat pengebom ini dulu juga digunakan oleh Angkatan Udara Vietnam selama Perang Kamboja-Vietnam dan Angkatan Udara Sudan selama Perang Saudara Kedua Sudan dan Perang di Darfur. Pasukan Rusia juga pernah berlatih menggunakan An-26 sebagai platform pengebom.





Sebagai produk paling laris semasa Uni Soviet, An-26 kemudian juga di copy paste oleh China; versi China tersebut diproduksi oleh Xian Aircraft. Sayangnya produksi tersebut dilakukan secara ilegal, tanpa seizin Soviet. China kemudian menyebut pesawat An-26 versi lokal ini sebagai Y-14, yang kemudian dikembangkan lagi sebagai Xian Y7.

Sebelum memproduksi An-26, pabrik Xian Aircraft sudah lebih dulu meproduksi An-24 versi lokal mulai tahun 1966. Pesawat tersebut kemudian melakukan penerbangan perdananya pada 25 Desember 1970. Sementara versi An-26 terbaru China yang disebut sebagai Y-7 memulai penerbangan perdana pada 20 Februari 1984. Pesawat ini tidak diproduksi dalam jumlah banyak, hanya 103 unit saja. Selain digunakan militer, Y-7 juga banyak digunakan untuk penerbangan sipil.