Sepertinya sudah banyak yang tahu tentang keberadaan danau yang indah ini. Namun, mungkin sedikit yang mencari tahu kapan danau ini mulai dikenal oleh orang Indonesia. Jadi, aku ingin berbagi info dengan agan aganwati. Berdasarkan berselancar internet. Danau kaco ini tidak sengaja ditemukan oleh para pemburu burung pada tahun 2000 dan mulai terekspos para tahun 2011-2012.[1]

Lalu apa arti sebenarnya dari Kaco itu sendiri? Kaco memiliki arti 'kaca' karena air di danau ini nampak jernih sekali seperti kaca. Tapi, informasi valid sejarah danau Kaco ini, belum menemukan sumber yang menjelaskan bagaimana bisa danau ini terbentuk.
Perlu diketahui, Danau Kaco ini termasuk danau alami yang terbentuk langsung di alam. Berdasarkan proses terjadinya dan dilihat dari beberapa klasifikasi danau alami, danau kaco bisa masuk ke dalam salah satu dari dua klasifikasi danau ini, danau tektonik atau danau vulkanik.


Danau Kaco bisa saja terbentuk karena proses tektonik, yaitu terbentuk karena adanya proses pergeseran atau pergerakan patahan atau lempeng Bumi. Atau, bisa jadi dulu Danau Kaco merupakan kawah dari sebuah gunung yang meletus yang kemudian terisi oleh air.


Ini bisa saja terjadi jika dilihat posisi Danau Kaco yang berada di ketinggian 1.289 mdpl dan ukurannya cenderung kecil hanya 30 x 30 meter saja. Kan seperti kawah gunung yang tidak aktif kan ya? Mungkin ada agan aganwati yang ahli geografi dan sedang melihat video ini, sangat diharapkan untuk komentar mengenai bagaimana terbentuknya Danau Kaco ini secara geografis.[2]


Lalu, bagaimana dengan warna biru airnya itu? Dari mana asalnya itu warna kok bisa biru sekali dan terdapat warna biru kehijauan di area yang dangkal? Pendapat paling ilmiah yang aku temukan dari beberapa sumber adalah karena kandungan mineral tertentu di sedimen danau ini yang menghasilkan pancaran warna cyan.
Ditambah lagi dengan pengaruh cahaya matahari yang ditangkap oleh air. Kalau diperhatikan, di bagian tengah danau kan terlihat biru gelap kehitaman kan ya? Itu dikarenakan adanya perbedaan kedalaman air dan itu mempengaruhi warna yang tercipta di danau ini. Sampai sekarang, belum ada orang yang mengetahui berapa kedalaman pasti Danau Kaco ini. Selain itu, warna itu bisa jadi tercipta karena adanya beberapa warna cahaya yang ditangkap oleh air yang kemudian mata kita melihatnya sebagai warna biru seperti ini. Selain beberapa hipotesis tersebut, adanya biota air seperti fitoplankton dan algae dari golongan chlorophyceae, cyanophyceae juga dapat menghasilkan warna biru kehijauan.[3][4][5]



Setelah tahu beberapa hipotesis tentang bagaimana danau ini terjadi, aku mau berbagi cerita di balik Danau Kaco yang dipercaya orang sekitar sana. Atau biasa kita sebut sebagai legenda.
Di balik indahnya penampakan Danau Kaco, ternyata memiliki legenda kelam di dalamnya. Aku nggaktahu, ini cerita pantas atau tidak untuk diceritakan turun temurun. Karena cerita ini tidak ada edukasinya sama sekali. Tapi, demi mengobati rasa penasaran, aku akan tulis di trit ini.
Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Raja Gagak. Raja Gagak memiliki seorang putri yang sangat cantik jelita. Saking cantiknya, sang ayah sampai ingin memilikinya. Nama putrinya adalah Putri Napal Melintang. Aku tidak bisa menggambarkan kecantikan sang Putri Napal ini, hanya saja, apa nggak ada wanita yang lebih cantik lagi? Kok ambisi sekali sih sang ayah sampai ingin memiliki putrinya sendiri?


Tidak hanya sang ayah yang terlena terhadap kecantikan putrinya, kecantikan Putri Napal Melintang juga menarik hati para pemuda yang tahu akan keberadaannya. Akhirnya, ada seorang pemuda yang menitipkan intan kepada Raja Gagak sebagai tanda bahwa dia ingin menikahi putrinya. Karena Raja Gagak tidak rela putrinya dimiliki orang lain, Raja Gagak membawa lari putrinya dan meninggalkan intan titipan pemuda tersebut di dasar danau.

Nah, dari intan itulah, kilauan cahaya Danau Kaco muncul. Legenda Danau Kaco ini memiliki beberapa versi, ada yang mempercayai bahwa Raja Gagak tersebut merupakan seorang Raja yang sangat tamak dan juga serakah. Semua lelaki yang ingin meminang putrinya, diwajibkan menyerahkan emas intan berlian kepada Raja Gagak. Akibat sifat buruknya itu, sang raja sampai tidak mampu menahan dirinya sendiri dan kemudian menghamili putrinya sendiri. Demi menutupi sifat bejatnya itu, Raja Gagak menenggelamkan putrinya di dasar danau bersama semua harta pemberian para lelaki yang hendak meminang Putri Napal Melintang. Sejak saat itulah danau tersebut berkilauan cahaya.