Aku mengenal laki laki ini melalui sosial media di sela sela kegiatan kuliah semester 6 yang menjenuhkan. Ternyata dia teman dari seorang temanku di kampus.

Sosok lelaki tampan yang sangat menawan, dengan kulit yang putih bersih dengan sedikit perawatan.
Mata yang tajam dan bulat, rambut yang lurus dengan modelnya yang kekinian.

Tak terasa komunikasi dari DM instagram berlanjut ke Whatsap untuk berhubungan lebih intens lagi.
Lambat laun hubungan kita semakin dekat dengan penuh kelembutan dan keromantisan.

Puisi puisi telah engkau ciptakan hanya untukku seorang. Kau suarakan dalam bingkai lagu syahdu kekinian.
Mungkin saat itu hatiku telah meleleh seleleh lelehnya.

Aku terjerumus rasa sayang yang kian bertumbuh. Melupakan hal yang seharusnya tak ku sentuh yaitu dekat dengan laki laki yang tak halal bagiku.

Pikiranku memilih dekat dengannya bukan karena aku ingin pacar. Namun aku ingin seseorang yang mungkin bisa menjadi imam hingga menuju pelaminan.

Keinginan untuk menikah muda semakin kuat tatkala kau mendekat. Menginjak angka 23 menurutku adalah waktu yang tepat.

Aku ditembak olehnya dengan bunga mawar yang dirangkai dengan indah. Tubuhmu yang menunduk dibawah membuatku semakin luluh lantah.
Sial, tak ada hal buruk untuk menolaknya karen semua terjadi dengan sempurna. Malam itu, aku menariknya berdiri dan menerima bunga darinya. Dalam artian aku telah menerimanya menjadi kekasihku.

Pertemuan hari demi hari adalah hal yang mudah karena aku kost pas dibelakang fakultas kampus ku. Jauh dari orang tua membuatku semakin bebas berhubungan dengannya.

Aku punya penjanjian sebelum kita jadian. Yaitu dia tidak boleh menyentuhku lebih dari sekedar berpegangan tangan. Berpegangan tanganpun aku telah larang kecuali jarang. Aku tahu dalam agamapun berpegangan tangan dilarang, namun aku bingung hubungan pacaran apa yang tidak memperbolehkan hanya berpegangan salah. Dalam hati kecil, sebenarnya pacaranpun salah ku lakukan.

Aku memiliki sahabat sahabat yang baik di kostku yang ku tinggali. Sekitar 8 orang total denganku. Namun sahabat paling dekat denganku adalah teman satu kamarku Weni. Weni juga adalah teman satu offering di kampusku.

Setiap hal yang terjadi di keseharianku weni pasti mengetahuinya termasuk hubungan baru ku dengan laki laki bernama Vano ini. Namun dia tidak menyetujui hubunganku dengan vano.

Entah mengapa alasannya. Namun katanya aku tidak cocok dengannya.
Dan lebih buruknya lagi, teman temanku yang lain di kost juga mengaku tidak menyukainya.

Aku kebingunan sendiri atas tingkah teman temanku, padahal dia adalah laki laki terbaik menurutku, dia sangat baik dan romantis. Tidak jarang dia memberikan kejutan kejutan kecil untukku.

Pernah suatu pagi, saat aku tergesa gesa untuk berangkat ke tempat magangku di sebuah Dinas Perbendaharaan Kota. Aku sempat chatting sama dia kalau aku tidak sempat sarapan dan segera ingin berangkat. Namun ketika aku mengeluarkan motorku dari kost, dia sudah duduk diatas motornya membawa Bungkusan berkantong plastik hitam. Dia memberikan kepadaku dengan penuh ketulusan dan senyuman manis.



Cerita berlanjut di Part 2 😁