Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rajin.meremasAvatar border
TS
rajin.meremas
Walhi Mengutuk Penembakan Demonstran Tolak Tambang di Parigi Moutong
TEMPO.COJakarta - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mengutuk penembakan yang terjadi terhadap massa demonstrasi penolakan tambang PT Trio Kencana di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Peristiwa itu mengakibatkan seorang peserta aksi meninggal, dan kurang lebih 60 orang ditangkap paksa.

“Tindakan kekerasan dan penangkapan tanpa prosedur oleh aparat menambah daftar panjang catatan hitam kekerasan terhadap warga yang memperjuangkan ruang hidupnya,” ujar Manajer Kampanye Isu Tambang dan Energi Eksekutif Nasional Walhi, Fanny Tri Jambore dalam keterangannya pada Minggu, 13 Februari 2022.

Walhi mencatat, sepanjang tahun 2021 hingga saat ini, setidaknya terdapat 182 warga mengalami kekerasan oleh aparat kepolisian. Dengan catatan ini, kata Fanny, Walhi mendesak Kapolri untuk melakukan evaluasi secara serius ditingkat jajaran Polri. 

“Kejadian berulang ini harus dihentikan. Kapolri harus memberi perhatian serius berkaitan dengan konflik-konflik agraria dan lingkungan,” kata Fanny.

Terkait kasus di Sulawesi Tengah ini, Walhi berharap adanya proses yang transparan untuk mengusut tuntas peristiwa yang menewaskan satu orang warga di sana. Selain itu, Fanny meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi yang serius terhadap pemberian izin-izin tambang.

“Khususnya yang telah menimbulkan sejumlah konflik karena mengancam keselamatan wilayah kelola rakyat dan ruang hidupnya. Harus ada evaluasi yang serius kali ini,” tutur dia.

Peristiwa itu berawal dari unjuk rasa yang melibatkan warga tiga kecamatan yaitu Kecamatan Toribulu, Kasimbar, dan Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. Awalnya, sebagian warga ini berunjuk rasa pada 7 Februari menuntut Gubernur Rusdy Mastura mencabut izin tambang PT Trio Kencana.

Lalu, Rusdy melalui Tenaga Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan Antar Lembaga dan HAM, Ridha Saleh, berjanji untuk menemui massa aksi. Sehingga, massa kembali menggelar aksi pada 12 Februari, sejak pagi hingga malam hari, tapi Rusdy tak kunjung datang.

Kemudian, massa  memblokir jalan di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan. Aparat kemudian membubarkan paksa pengunjuk rasa yang berujung pada penembakan ini. Korban meninggal adalah Erfaldi (21 tahun) mahasiswa dari Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong. 

Hari gini nyari duit cuma ngandelin SDA. sadar woy 76 tahun merdeka Riset naekkin ini BRIN malah dipimpin nenek nenek



wadas belum kelar ada lagi yang baru.




db84x3
db84x3 memberi reputasi
1
972
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
khususfilmAvatar border
khususfilm
#6
Kalo mereka udah nyerang pake sajam dengan niat bunuh, ya harus ditembak. Memangnya aparat sansak mereka yang kalo diserang harus diam ? Jangan mentang2 atas nama rakyat lalu rakyat bisa nyerang seenaknya pake sajam. Sampah lah yang begini. emoticon-Ngakak

Lagian walhi ngapain ikutan ngomong nih ? Bukan ranahnya.
Diubah oleh khususfilm 14-02-2022 02:45
itkgid
riko911
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup