Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumut Nihil Selama Tiga Bulan Berturut-turut














TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, perkembangan wisatawan mancanegara (wisman) masih nihil.

Catatan ini dihitung per Desember 2021, tidak ada satupun wisman yang berkunjung.

Momen ini sudah terjadi selama tiga bulan terakhir mulai Oktober hingga Desember 2021.

Koordinasi Fungsi Statistik Distribusi Dinar Butar-butar menyebutkan jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2020, jumlah wisman mengalami penurunan 100 persen, dari 54 kunjungan pada Desember 2020 menjadi 0 kunjungan pada Desember 2021.

"Selama periode Januari sampai Desember 2021 jumlah wisman yang berkunjung ke Sumatera Utara mencapai 230 kunjungan," ungkap Dinar, Sabtu (5/2/2022).

Adapun penurunan ini turun hingga 99,48 persen dibanding jumlah wisman pada periode yang sama pada tahun 2020.

Dilihat dari berdasarkan empat pintu, penumpang dari Kualanamu pada Januari-Desember 2021, berjumlah 218 orang pada Pelabuhan Belawan sebanyak 12 orang, dan Pelabuhan Laut Tanjung Balai dan Bandara Silangit tidak ada tercatat keterangan wisman.

Penurunan jumlah kunjungan wisman Desember 2021 terhadap November 2021 tidak dapat dibandingkan atau masih sama dengan bulan yang lalu, tidak searah dengan total kunjungan wisman yang masuk ke Indonesia Desember 2021 yang mengalami kenaikan sebesar 8,66 persen atau dari 150.577 menjadi 163.619 kunjungan.

https://medan.tribunnews.com/2022/02...berturut-turut

Orang kalau ke medan dan sumut itu karena terpaksa, kalau bukan urusan keluarga, maka urusan dinas,contohnya gw

siapa pula yang dengan sukarela datang ke sumut murni untuk tujuan wisata ?

apa yang mau dilihat ? lihat kaum mupetnistan dan anak-anaknya loncat-loncat sambil mam pisang di dahan pu'un ?

dengan seluruh jalanan kota, jalan tol, jalanan menuju objek wisata dikuasai total oleh preman jizyaaa bermandat resmi dari pulisi dan aparat pemkot, selamat nyawa dan harta pulang dari sumut saja sudah termasuk muzizat,keberuntungan sekali seumur hidup

Om Bob canangkan wisata medis masuk akal sih, berhubung turis yang kena tradisi kearifan lokal mupetnistan, selalu berakhir di UGD, (wisata medis) sebelum ke kamar mayat (wisata rohani), jadi secara teknis termasuk wisata medis merangkap wisata rohani khas ketimuran dengan nilai-nilai ontak gurun yang kental

Mending lu tanganin dualisme mandat lu sendiri, bob

satu kapal dengan 10 nahkoda pasti terapung-apung di lautan bebas tanpa kemajuan

dualisme mandat walikota dan mandat gubernur ditanganin gak ?

Preman musnah,maka wisata dengan sendirinya maju kok