amboerdahAvatar border
TS
amboerdah
STRATEGI STRATEGI MENCAPAI KEKAYAAN




.
.
.
Menurut Robert T Kiyosaki ada perbedaan dari pola cara mengelola keuangan si miskin, si kelas menengah sama si kaya. Si miskin begitu dapat income dari hasil kerjanya dia langsung habis di pengeluaran nya.
.
Sedangkan si kelas menengah begitu dapat income hasil dari kerja nya langsung lari ke Liabilitas. Btw liabilitas adalah pengeluaran dari aset yang tidak menghasilkan. Seperti cicilan mobil, cicilan motor, hp, kulkas, tv, dsb nya. Artinya si kelas menengah fokus ke gaya hidup dari sana semua hasil kerjanya habis untuk pos liabilitas ini
.
Si kaya begitu dapat income dari hasil kerja nya dia langsung lari ke aset. Aset yang berkembang atau bertumbuh atau bahkan menghasilkan cashflow (pemasukan) lagi. Sehingga dari cashflow ini lari lagi ke pos pembelian aset baru. Dengan terus bertambah nya aset dari waktu ke waktu maka otomatis suatu saat akan terus menggulung jadi besar maka akan cepat si kaya terus makin kaya. Dan mencapai finansial Freedoom.
.
Finansial freedom adalah dimana ketika seseorang mendapatkan pemasukan (income) tanpa harus kerja lagi. Bahkan gaya hidup mewah pun sudah bisa tercover dengan aset aset yang menghasilkan cashflow (income) lagi
.
Nah sekarang ini versi saya untuk membangun kekayaan yang dimana hal ini sedang di praktekkan dalam hidup saya
.
Saya tidak tertarik dengan strategi kaya ala Robert T Kiyosaki. Mungkin diantara Anda tertarik mengikuti nya silahkan. Tapi ini cara saya yang terapkan dalam strategi pengelolaan keuangan pribadi
.
Income dari hasil kerja, saya langsung masuk post pengembangan diri. Maksudnya ini post saya dedikasikan pengeluaran untuk membangun jaringan. Misalnya saya ikut banyak seminar untuk melebarkan sosial networking saya. Supaya saya bisa kenal dengan orang orang yang memiliki passion yang sama tentang bisnis maupun investasi. Jadi tujuan saya ikut seminar bukan untuk belajar ilmu nya doang. Tapi dibalik itu saya ingin kenal dan berteman sebanyak mungkin orang atau komunitas komunitas yang memiliki passion yang sama
.
Selanjutnya saya siapkan dana darurat sebagai cover sebisa mungkin tiap bulan terus bertambah.

Para pakar keuangan biasanya dana darurat ini digunakan semisal untuk keperluan mendadak atau tidak terduga. Kalau semisal nya tiba tiba sakit sudah gak kerja lagi.
.
Tapi saya gunakan dana darurat ini sebagai cover untuk backup dana kebutuhan dasar sewaktu-waktu kalau ada peluang bisnis.
.
Saya fokus rintis bisnis kalau ada dana yang nganggur saya sudah gak bingung lagi pake dana campur campur dengan uang bisnis. Apalagi usaha baru jalan langsung rame atau langsung mendapat keuntungan besar itu sangatlah sulit.
.
Saya belajar dari pengalaman sebelumnya. Nabung ketika terkumpul dana langsung pake bisnis habis tanpa di sisain Untuk kebutuhan pribadi makan dan kosan. Semuanya dibebanin ke usaha, ya pada akhirnya jadi gak fokus. Karena berharap dapat untung besar diawal butuh untuk kebutuhan pokok akhirnya bisnis gak jalan. Uang habis dan sebulan langsung tutup akhirnya balik lagi kerja. Gitu aja terus siklusnya.
.
Sedangkan kalau saya punya dana cover minimal bisa mengcover kebutuhan selama 6 bulan saya bisa fokus untuk jalanin usaha. Gak Untung pun saya terima Karena toh kebutuhan dasar makan, Untuk kost dllnya masih ada.
.
Dana darurat ini kalikan saja pengeluaran bulanan Anda berapa. Misalnya sebulan 3 jt kali 6 bulan berarti dana darurat 18 jt itu untuk mengcover kehidupan anda selama 6 bulan seandainya anda bangun bisnis baru belum bisa menguntungkan. Bahkan cenderung minus pun gak usah khawatir karena anda masih aman.
.
Post selanjutnya income saya lari ke dana untuk bangun bisnis baru atau usaha baru. Artinya saya akan terus nabung sebanyak mungkin di post ini dikumpulin ketika ada peluang usaha langsung eksekusi. Saya gak pernah berfikir apakah bisnis ini akan gagal. Pokoknya kalau gagal pun saya dapat keuntungan yaitu belajar langsung dari praktik-praktik. Dan ada banyak usaha baru yang saya bangun kemudian tutup karena gagal.
.
Saya sadar dari sebelumnya sebelum nya bahwa bangun bisnis usaha itu gak mudah dan gak gampang. Ada banyak faktor-faktor kegagalan kegagalan nya. Terutama minim nya pengalaman dan jam terbang itu sangat berpengaruh
.
Nah saya punya cita cita. Kalau nanti sukses mengembangkan bisnis atau usaha sudah bisa menguntungkan. Income dari bisnis ini larinya ke post investasi. Beliin aset aset yang menghasilkan lagi cash flow
.
Jadi kenpa dari awal saya gak terlalu fokus beli aset, atau fokus ke investasi. Pertama saya bukan tipe orang yang sabaran. Artinya kalau seandainya saya bisa nyimpen uang seumpama 2 jt sebulan. Itu untuk bisa sampe punya aset 1 miliar kurang lebih butuh 42 tahun. Dan mungkin kalau anda suka dengan cara ini gak apa apa. Anda bisa nabung bersih 2 jt sebulan beliin aset terus kerja sampe 42 tahun setelah itu anda berhenti bekerja. Anda bisa hidup dari deviden. Atau cash flow aset Anda. Kalau menurut saya terlalu lama
.
Makanya saya investasi di skill. Jago berbisnis itu skill loh. Saya bukan tipe orang yang sabar. Karena kalau gak sekarang investasi ke pengalaman nya kapan lagi?
.
Gak apa apa rugi berkali kali jatuh bangun bisnis. Tapi saya yakin gak harus sampe 42 tahun mungkin skill maupun insting bisnis saya sudah terbangun. Dan ketika sudah terbangun bisnis apapun yang saya pegang atau kelola akan menghasilkan. Dan kalau income saya sudah besar dari bisnis ibarat nyari uang 1 miliar itu gak harus nungguin 42 tahun
.
Atau anda pake cara teman saya. Ingat 5 tahun yang lalu. Teman saya dia merantau 2 tahun sudah kebeli tanah, rumah, motor dikampung nya. Karena tanah dikampung masih murah murah. Sedangkan saya merantau sudah 4 tahun belum kebeli apa apa dikampung. Saya gak terlalu peduli di omongin tetangga bahkan keluarga. Karena saya yakin dengan diri saya. Kalau saya sedang beli pengalaman, beli ilmu, beli skill.
.
Ada banyak strategi untuk jadi kaya. Nah kakek nenek saya dulu nya orang miskin banget tidak punya apa apa. Tapi berjalan waktu dia bisa jadi orang paling kaya dikampung nya.
.
Aset nya berupa tanah sawah banyak ada dimana mana. Itu kalau saya perhatikan gaya nya mirip apa yang diajarkan Robert T Kiyosaki. Dia hanya tukang kredit pakaian keliling. Hasil dari jualan pakaian itu ia tabung sudah cukup banyak dia beliin hewan ternak kaya ayam, domba, sapi/kerbau. Kalau ada orang orang yang mau jual tanah/sawah. Dia jual hewan ternak nya akhirnya dia sekarang punya tanah/sawah. Dari tanah dia tanamin kayu atau jadikan kebun. Kayu atau kebun nya bisa di jual. kalau sawah dia kan dapat pemasukan lagi dari hasil padi. Begitu terus semakin menggulung banyak banget harta nya
.
Ketika kakek nenek saya aset tanah atau sawah nya sudah banyak dia berhenti dari kerjaan utama nya. Yaitu jualan pakaian kelieling nya. Dia sekarang fokus nguruisn hewan ternak, sawah, tanah, kebun dllnya
.
Cuma sayangnya kekurangan, semakin banyak aset aset itu dia semakin sibuk. Bahkan anak anak nya cucu cucunya ikut sibuk ngurusin. Bahkan dulu saya sempet benci sama orang kaya. Ngeliatin teman teman dari keluarga biasa mereka bisa bebas main. Lah saya ingat dulu sibuk kerja banting tulang kesawah, ikut ngangon hewan ternak
.
Habis sekolah langsung kerja. Teman saya sekolah langsung main. Bagaimana tidak iri. Sebenarnya itu bagus untuk membentuk mental kerja keras saya. Cuma respon saya dulu jelek banget. Namanya masih anak anak dunia nya main. Malah suruh kerja keras
.
Makanya masa kecil saya kurang bahagia. Sibuk kerja keras. Akhirnya ketika awal awal merantau saya kaya bebas gitu, kaya balas dendam sama diri sendiri dan keluarga. Gak bisa pegang uang. Foya foya untuk gaya hidup dan main main. Setelah 4 tahun baru sadar dan mikirin masa depan
.
Tapi setelah dipikir-pikir hari ini justru kerja keras keuletan itu dibutuhkan untuk benar-benar bisa bangun bisnis.
.
Saya sadar mungkin banyak bisnis yang saya bangun beberapa tahun terakhir gagal terus. Karena saya kurang kerja keras, kurang semangat antusias. Karena kalau malas malasan bangun bisnis nya sambil foya foya. Ya nasib pun akan begitu begitu saja.

Dampak nya merubah habit yang dibentuk hampi 4 tahun itu bukan perkara mudah. Walaupun masa kecil habit kerja keras dibentuk tapi karena respon nya buruk. Hal itu saya anggap bukan sebagai kenikmatan dalam Bekerja keras tapi suatu penyiksaan dan pemaksaan diri. Akhirnya sadar saya harus mengikuti cara nenek kakek saya dulu. Kerja keras tanpa henti dan itu dia lakukan bukan terpaksa melainkan gairah (kenikmatan) memang ada di rasa capek
0
463
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
zolda.Avatar border
zolda.
#1
Nabung adalah jalan ninja bagiku gan emoticon-Cool
amboerdah
amboerdah memberi reputasi
1
Tutup