Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
KSAU Thailand: Harga F-35 Lebih Murah dari Gripen Varian Terbaru | Serius Nih?
Selain Indonesia, negara anggota ASEAN lainnya yakni Thailand ternyata punya niat serius untuk meminang F-35. Ketertarikan Thailand ini cukup menarik, pasalnya ketika Indonesia mengabarkam ingin meminang F-35, Amerika secara halus menolaknya. Amerika justru menawarkan F-16 Viper dan mensyaratkan Indonesia harus mengoperasikan F-16 Viper terlebih dahulu sebelum diberi izin membeli F-35. Lalu, bagaimana dengan Thailand ?

Sejauh ini memang belum ada tawaran resmi dari Amerika kepada Thailand untuk akuisisi F-35, namun Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Kerajaan Thailand Marsekal Napadej Dhupatemiya mengatakan angkatan udara membutuhkan armada jet tempur baru karena pesawat F-5 dan F-16 yang sudah tua telah beroperasi lebih dari tiga dekade. Napadej mengatakan bahwa, seiring bertambahnya usia pesawat, biaya perawatan dan resiko keselamatan cenderung meningkat.

Minat untuk meminang F-35 ini pertama kali dilaporkan oleh media Thailand, yakni Bangkok Post pada 31 Desember 2021 lalu. Mengutip artikel Bangkok Post, KSAU Napadej mengatakan jika F-35 yang diproduksi oleh Lockheed Martin muncul sebagai pilihan terbaik saat ini. Menurut Pak KSAU Napadej biaya untuk membeli F-35 sekarang lebih murah, di mana harga F-35 telah turun menjadi US$ 82 juta. Di mana harga awal F-35 mencapai US$ 142 juta saat pertama kali diluncurkan ke pasar.

Lebih lanjut KSAU Thailand tersebut juga mengatakan jika harga F-35 lebih murah dari Gripen E varian terbaru, di mana Gripen dibanderol US$ 85 juta per unit. Produk Lockheed Martin kini berada di jangkauan anggaran Thailand. Pak Napadej menambahkan jika harga F-35 bisa turun menjadi US$ 70 juta per unit, tergantung pada negosiasinya kelak.



Quote:



Rencana KSAU Thailand untuk akuisisi F-35 bukan sekadar ucapan di bibir saja, saat ini perencanaan anggaran untuk proyek akuisisi F-35 akan dimulai pada tahun fiskal 2023, yang dimulai pada Oktober. Dan Angkatan Udara Thailand sudah siap untuk menjawab semua pertanyaan jika memilih untuk melanjutkan pembelian F-35. Sebuah tim juga akan segera dibentuk untuk mempelajari program pengadaan pesawat agar angkatan udara bisa segera memperoleh anggaran pendanaan.

Menurut KSAU Napadej, angkatan udara tidak hanya sekadar membeli senjata, tetapi juga menerapkan keamanan untuk membela rakyat dan kepentingan bangsa. Dia menyatakan keyakinannya bahwa jika publik berada di halaman yang sama dengan angkatan udara, publik juga akan mendukung program tersebut.

Napadej mengatakan jika keunggulan teknologi AS membuat jet F-35 akan sesuai dengan kebutuhan Thailand untuk meningkatkan kekuatan udaranya, yang merupakan bagian penting dari peperangan modern.

Angkatan Udara Thailand menyadari keterbatasan anggaran yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, pihak angkatan udara berencana untuk melakukan pembelian secara bertahap dan hanya akan membeli 8 sampai 12 unit F-35.


Quote:



“Kami tidak memerlukan armada penuh jet F-35. Kami mungkin hanya menggunakan delapan hingga 12 dan menggunakan drone untuk terbang bersama pesawat berawak,”kata KSAU Napadej. "Ini akan membantu menghemat biaya. Ini relatif baru tetapi teknologi ini kemungkinan akan berkembang cepat," tambahnya.

KSAU Napadej mengatakan angkatan udara juga tertarik pada operasi udara modern, yang melibatkan Loyal Wingman, sebuah kendaraan udara tak berawak dalam peperangan. Drone ini akan terbang bersama pesawat tempur berawak dan akan membantu pilot dalam menjalankan misinya.

Pak Napadej juga tertarik dengan program Loyal Wingman yang dikembangkan oleh Angkatan Udara Australia dan Boeing, drone itu kelak akan terbang dalam tim dengan pesawat berawak untuk memberikan dukungan dan dapat dilengkapi juga dengan sistem senjata. Berdasarkan rencana, jet tempur baru akan dioperasionalkan dari Wing 1 yang berbasis di Nakhon Ratchasima.

Saat ini armada pesawat tempur Thailand terdiri dari F-16A/B yang sebagian sudah menjalani upgrade, sementara beberapa unit F-16A/B mulai pensiun secara bertahap. Thailand memiliki sekitar 20 unit F-16 yang masih bertugas. Selain itu Thailand juga memiliki 12 unit Saab Gripen, sebagai catatan Thailand juga masih mengoperasikan F-5 Tiger. Sementara untuk mendukung latihan pilot ada pesawat T-50 TH dan Alpha Jet. Untuk pesawat tempur kelas ringan Thailand mengandalkan AT-6.



Thailand Sebenarnya Pengguna Alustsista China


Sudah menjadi rahasia umum jika Negeri Gajah Putih adalah salah satu pengguna loyal alutsista made in China di kawasan, di mana pada akhir bulan Desember 2021 lalu galangan kapal China meluncurkan kapal LPD Type 071E pesanan Thailand. Selain itu dalam waktu dekat Thailand juga akan segera menerima kapal selam diesel listrik S26T yang juga dibuat oleh China.

Cita rasa China juga tergambar jelas pada inventaris kendaraan tempur (ranpur) Thailand, misalnya Korps Marinir Thailand saat ini telah mengoperasikan tank amfibi Norinco ZBD05 yang versi ekspornya disebut VN16. Dan pada 28 Mei 2021 Thailand mulai menerima kedatangan tiga unit VN16.

Pengiriman tank amfibi ini termasuk cepat, hanya delapan bulan setelah kontrak pembelian ditandatangani. Total Marinir Thailand akan mendatangkan 6 unit VN16, sisanya akan dibeli pada tahun fiskal 2022. Kabarnya, di tahun ini akan ada pesanan tambahan 3 unit lagi, sehingga nantinya Marinir Thailand mengoperasikan sembilan unit VN16. Sementara Batalyon Tank Amfibi sebenarnya menginginkan 12 unit, kemungkinan pesanan Thailand akan bertambah di masa depan.

Selain itu, Thailand juga mengoperasikan sekitar 400 kendaraan pengangkut personel Type 85 buatan China, di mana mereka mulai menerima kendaraan ini pada tahun 1987. Dan pada tahun 2019, Thailand mulai melakukan upgrade pada ranpur tersebut.


Quote:



Dengan pengguaan alutsista produksi China yang masif, sebenarnya cukup menarik untuk melihat langkah Thailand selanjutnya dalam upaya mereka mencoba meminang F-35. Apakah Amerika akan menyetujuinya atau tidak ? Dan apakah Thailand harus diwajibkan membeli F-16 Viper terlebih dahulu seperti pada kasus Indonesia dulu ?

Tapi, mengingat pernyataan tegas dari KSAU Thailand yang ingin segera mengganti armada F-16 dan F-5 yang menua dengan F-35, maka mereka tentu akan menolak jika harus membeli F-16 Viper. Pasalnya Thailand ingin mencari pesawat generasi 5 terbaru, dan bukan mencari pesawat yang berada setengah strip di bawahnya. Dan juga menarik untuk melihat respon seperti apa yang akan diberikan Kongres AS atas keinginan Thailand ini ?



--------





Referensi Tulisan: Bangkok Post& Army Recognition
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 03-01-2022 11:37
gabener.edan
emineminna
pannotia.server
pannotia.server dan 24 lainnya memberi reputasi
25
5.8K
45
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
PhaantomPainAvatar border
PhaantomPain
#6
Ingin sih boleh lah yang tinggi2 cuma kalau kenyataannya.... gw juga dulu ingin bgt target beli cbr250rr cuma jadinya dapet re--.... anyway

daripada menyatakan target.... yang penting itu gimana gerak cepat negosiasi dan realisasi, jangan kayak negara wakanda mau beli yang onoh kelamaan keburu caatsa muncul langsung kagak jadi.... emoticon-Leh Uga
Diubah oleh PhaantomPain 03-01-2022 03:49
black.robo
si.matamalaikat
ajiwildan
ajiwildan dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup