Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dargombeszAvatar border
TS
dargombesz
Pengalaman horor di kapal LNG carrier SS. Kotowaka Maru
Halo semua,

Panggil saja saya AAN, saya adalah seorang pelaut yang mulai berkarir sejak tahun 2007 hingga sekarang.
Karir saya dimulai dari jabatan terendah yaitu Cadet sampai saat ini jadi Chief Officer dan bekerja untuk Saudi ARAMCO.
Disini saya ingin sekali menceritakan semua pengalaman horror yg saya alami selama di SS. kotowaka maru. Kapal VLCC gas tanker berbendera jepang yg membawa muatan berupa gas yg dicairkan.

Saya gak ngerti gimana caranya merapikan halaman thread ini, jadi bisa di scroll manual ya.
Akan saya update secara rutin karena mumpung punya banyak waktu saat karantina sekarang ini.

Mohon maaf jika ada salah penulisan dalam thread ini.
Bismillah..

Index cerita :
Part 1- LNG carrier overview
Part 2- welcome to the cabin!
Part 3- transferred while asleep
Part 4- navigational watch & coffe time at 4 am
Part 5- routine check of tank sounding in bow thruster room
Part 6- main engine's faulty & sewage tank over capacity

Bonus part 1- kagebunshin/ doppleganger on Tug & Barge
Bonus part 2- the flying dutchman? [TAMAT]

Diubah oleh azhuramasda 30-10-2021 13:21
buahsabar
annaonymus
vicipto
vicipto dan 33 lainnya memberi reputasi
34
9.2K
193
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
dargombeszAvatar border
TS
dargombesz
#33
Bonus part 1- kagebunshin/ doppleganger on Tug & Barge
Tahun 2010 saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan ini dengan jabatan terakhir sebagai tr. 3rd officer.
Salah satu sebabnya adalah karena trauma.

Selain karena durasi kontrak yg sangat panjang (11 bulan) dan belum ada internet.
Juga sempat mengalami incident yg membuat trauma.
Begini ceritanya..

Perjalanan terakhirku bersama kapal LNG pada bulan Maret 2010 di kapal SS. Tangguh Towuti yg berlayar dari LNG tangguh di bintuni, papua ke Ensenada, Mexico yg memakan waktu pelayaran selama 24 hari dengan menggunakan metode yg dinamakan the great circle. melewati sebelah utara pulau hawaii untuk menuju ke mexico dan sebelah selatan pulau hawaii untuk menuju ke papua.

Ini adalah trip ke mexico yg ke-3 kalinya. Waktu itu saya sedang beristirahat setelah jaga muatan.

Kapal sedang melakukan proses pembongkaran muatan yg dipimpin oleh first officer, pak Dadang.
Seperti biasa, sebelum gas cair dialirkan melalui pipa2. Seluruh sistem perpipaan wajib cooling down/ dibekukan hingga suhu -160 C dengan menggunakan inert gas/ nitrogen, dinamakan inerting untuk menyingkirkan kadar oksigen di dalam pipa.

Setelah selesai transfer seluruh cargo dari kapal ke fasilitas tanki di darat. Sekali lagi harus dilakukan inerting untuk membersihkan sisa2 cargo yg mungkin masih ada di dalam perpipaan, dinamakan draining.

Dibawah cargo filling station/ manifold area adalah sebuah kolam luas yg berisi air yg dibatasi dengan jeruji besi untuk pijakan kaki.
Fungsinya adalah untuk mencegah kontak langsung antara plat kapal dengan gas cair yg menetes.

Karena kalau sampai terjadi kontak langsung, maka akan merusak plat kapal sampai robek. Bayangkan saja, satu tetes LNG mampu merobek plat baja kapal yg tebal.

Kami kira prosesnya sudah selesai, karena biasanya gak makan waktu lama untuk draining.
Ternyata tanpa sepengetahuan kami, masih ada sedikit sisa gas cair di dalam manifold itu.

Pada saat pembukaan flange (tutupnya manifold), tiba2 saja terjadi ledakan yg mangakibatkan goncangan pada seluruh badan kapal.
Flange seberat lebih dari 10 kg itu sampai terlempar jauh.

Pak Dadang sampai terkapar jatuh karena tubuhnya sempat terserempet oleh flange yg terlempar itu.

Seluruh unit department yg ada di fasilitas itu (damkar, polisi, medis, dll) langsung meluncur, keadaan benar2 ramai dan tegang.

Itu baru sedikit tetesan yg merembes, gak terbayangkan kalau tankinya yg meledak.

---------------------------------

Tahun 2012, saya diterima bekerja di salah satu perusahaan pelayaran lokal yg menyediakan jasa angkutan batu bara yg diambil dari tanah grogot, Kalimantan Timur untuk dikirimkan ke PLTU Paiton, Jawa Timur.

Disana saya diangkat menjadi 2nd officer untuk di kapal tug & barge (kapal penarik tongkang batu bara).
Kapal kecil yg mempunyai mesin dengan horse power besar untuk menarik tongkang sepanjang lebih dari 100 meter.

Pekerjaannya tentu tidak sesulit dan sebanyak di kapal LNG, tapi soal horror sama seramnya.

Pekerjaan utama saya adalah merawat semua alat navigasi di kapal dan mekanisme peralatan yg ada di tongkang.

Jadi, waktu itu entah sudah trip ke-berapa.
Selesai pembongkaran muatan di Paiton, kapal menuju ke anchorage untuk sedikit perbaikan pada anchor winch (mesin kontrol jangkar)

Proses drop anchor (buang jangkar/parkir) di kapal ini agak rumit untuk dijelaskan.
Kami lebih sering menggunakan jangkar dari kapal tongkang daripada dari kapal penariknya sendiri. Karena jangkarnya tongkang lebih besar dan lebih pakem.
lebih singkatnya, kapal disandarkan pada tongkang yg sudah berlabuh jangkar.

Selesai perbaikan, semua anggota crew yg ada di tongkang segera kembali ke kapal untuk persiapan keberangkatan ke kalimantan.

Jangkar diangkat, crew sudah dihitung lengkap. Berangkatlah kami.
Waktu itu sudah malam selepas maghrib.

Sekitar jam 8 malam, waktu applause jaga dari chief officer ke Captain.
Pak suwondo (Chief officer) melihat ke arah tongkang yg sangat gelap, hanya ada cahaya lampu navigasi yg berwarna merah di sisi kiri dan hijau di sisi kanan

Jarak antara kapal ke tongkang sekitar 200 meter ditarik menggunakan tali wire besar.

Pak Suwondo secara samar2 melihat seperti ada seberkas cahaya senter kecil yg agak redup.

Begitu diperjelas menggunakan binocular, di balik gelapnya malam dia melihat ada siluet seseorang yg sedang mengayun-ayunkan senternya ke arah kapal.

Orang itu terlihat berdiri sambil mondar mandir seperti orang frustasi sambil sesekali mengarahkan senternya ke arah kapal.

Captain yg diberi tahu laporan itu langsung segera memanggil semua crew ke bridge. Semuanya tanpa terkecuali.

Pas dihitung ulang ternyata ada 1 orang yg hilang. Andi namanya, seorang juru mudi yg tadi ikut ke tongkang untuk membantu perbaikan.

Dicarilah lagi ke seluruh penjuru kapal, apakah benar Andi yg hilang.
Ternyata tidak membuahkan hasil. Dan mungkin benar bahwa seseorang yg ada di tongkang itu adalah Andi.

Tapi crew yg lain segera membantah dan tidak percaya karena Andi tadi ikut balik ke kapal bersama mereka sambil membawa galon air, dan penghitungan awal sebelum kapal berangkat tadi sudah dinyatakan lengkap.

Salah satu teman sekamar Andi juga bilang bahwa Andi tadi sudah ada di kamarnya dan mengeluh tidak enak badan.

Akhirnya daripada menebak2, Captain memutuskan untuk menjemput siapapun itu yg ada di tongkang.

Begitu kapal mendekat, sudah terlihat jelas bahwa orang itu adalah Andi.
Merinding kami semua dibuatnya.

Setelah itu Andi pun bercerita bahwa tadi pada saat perbaikan Andi ditugaskan untuk membawa beberapa peralatan dari kapal ke tongkang.

Merasa sudah tidak ada lagi tugas yg harus dikerjakan, Andi pun pergi ke bagian belakang tongkang dan tidur disana tanpa diketahui siapapun.

Dia bangun karena suara riak air di sekitar tongkang yg menandakan bahwa tongkang sudah melaju cepat.

Dia pun kaget dan bergeas ke arah depan.
Benar saja ternyata kapal sudah pergi, dan Andi pun tertinggal di tongkang.

Dia menyalahkan dirinya sendiri dan teman2nya yg mengapa tidak mencari dirinya dahulu sebelum kapal berangkat.

Andi pun pasrah bahwa mungkin dia harus menunggu sampai besok pagi untuk ditemukan.

Andi juga bercerita bahwa selama menunggu di tongkang itu dia selalu diganggu.

Untungnya dia sudah ditemukan, dan Andi yg awalnya tadi ngaku tidak enak badan. Hanya tinggal selimut yg tergulung rapi di kamarnya.

Bonus Part selanjutnya: the flying dutchman?

Bersambung..
sydney89
annaonymus
delet3
delet3 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup