Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

khodijahsiti92Avatar border
TS
khodijahsiti92
Anugerah Hijab Tanpa Batas
Cerpen Hijrah

Oleh: Siti Khodijah

#Real Story#



Namaku Faizah Nurul Fatah, teman-teman lebih suka memanggilku dengan sebutan Fai. Aku hidup 4 bersaudara sebagai anak perempuan semata wayang. Setiap hari teman bermain setia ku adalah Kak Farhan, Kak Rio, dan adik laki-laki si bungsu namanya Rudi. Berhubung diriku perempuan sendiri sehingga dalam bermain sering nangis. Untungnya kakak pasti berhasil menghibur. Permainan yang kami lakukan pasti permainan laki-laki semua seperti layang-layang, kelereng, mancing, dan lain-lain. Adapun teman perempuan hanya beberapa saja dengan permainan seperti anak perempuan pada umumnya yaitu main boneka, masak-masakan dan lain-lain. Begitulah lingkungan bermainku.

Tampilanku pada saat itu sangat sederhana hanya mengenakan kaos oblong lengan pendek, dan celana panjang atau rok pendek sampai menutupi lutut dengan rambut panjang diikat kuncir ekor kuda. Itulah ciri khas penampilan aku dulu.

Berbeda terbalik dengan tampilanku saat ini yang memakai jilbab lebar, baju gamis atau rok panjang, berkaos kaki dan wajah yang sedikit dirawat mamakai make up. Kata orang tampilanku saat ini anggun solehah. Entahlah aku masih belum sempurna. Hanya mencoba memantaskan diri untuk menjadi lebih baik. 

Prosesnya tidaklah mudah merubah diri menjadi seperti ini, memerlukan cucuran keringat dan air mata. Auratku adalah kehormatan dan mahkota hidupku. Demi Engkau ya Rabb aku berhijab melewati banyak kerikil dan duri yang melukai, namun pasti aku tetap bertahan demi meraih ridha dan Cinta-Mu. Inilah kisahku dari sakit getir aku berhijrah dan dengan hijab aku bertahan.
***

"Alhamdulillah ya Rabb, puji syukurku panjatkan dalam sujud ini air mata mengalir akhirnya diriku Engkau beri kesempatan mendapat beasiswa kuliah gratis." Gumamku dalam sujud.

Setelah sujud berakhir diriku berdo'a untuk kedua orang tua dan keselamatan dunia akhirat. Setelah itu segera bergegas mengenakan hijab pergi keluar mushola sekolah dan segera mengendarai sepeda.

"Kreeeek ( suara pintu dibuka ), Assalamu'alaikum bu aku pulang!" sambil ku buka pintu rumah perlahan.

"Wa'alaikumsalam Fai sudah pulang anakku sayang," sambil mengulurkan tangan kemudian mencium keningku.

"Iya donk bu, Fai pulang cepat tadi hanya pengumuman kelulusan dan beberapa siswa berprestasi yang dapat beasiswa kuliah. Ibu tau ga tadi Fai masuk dalam beasiswa itu bu." Sambil memeluk erat ibu meluapkan rasa senang.

"Alhamdulillah anakku sayang, kamu memang cerdas Fai. Ibu bangga nak. Selamat ya sayang. Sekarang Fai makan dulu, pasti dari tadi sudah lapar."

"Hemmm Ibu tau ja kalau Fai lapar banget. Fai ganti baju dulu ya bu."

"Iya, cepetan ya nak nanti keburu dingin lauknya."

"Iya bu."

Aku bergegas melepas hijab dan ganti pakaian dengan celana panjang serta kaos oblong lengan pendek, rambut terurai menutupi bahu. Segera aku duduk menyantap makanan yang sudah ibu sediakan. Selanjutnya aku melakukan kegiatan rutin  membaca kitab-kitab hadits dan syarah fiqih untuk persiapan ngaji sore di Ustadz Fikri dekat rumah.
***

"Assalamu'alaikum wr.wb," suara ustad Fikri membuka tausiyah kepada anak-anak menjelang pulang ngaji.

"Wa'alaikumsalam wr.wb," sahut anak-anak dengan semangat.

"Ustadz ingin bertanya kepada anak-anak. Hari ini siapa yang sholat lima waktunya full dikerjakan? coba acungkan tangan!"

"Saya ustadz!"

"Anak solehah. Fai sekarang udah bagus sholatnya, yang istiqomah ya untuk tabungan amal ayah dan ibu di akhirat kelak. Selain Fai hayo siapa lagi cung!" ujar ustadz Fikri dengan lantang.

"Saya ustadz," ujar Dodi.

"Dodi anak soleh pintar ya sekarang udah full sholatnya, bagus."

"Anak-anakku sekalian yang belum full sholat lima waktunya harus berusaha terus melengkapi karena sholat adalah tiang agama, maka kita sebagai umat Islam wajib mengerjakan agar agama Islam tetap tegak di bumi Allah SWT. Pesan ustadz selain sholat lima waktu tolong kalian kerjakan pula perintah-perintah wajib lainnya. Khususnya anak-anak perempuan belajarlah berhijab  dalam kegiatan sehari-hari di rumah karena menutup aurat itu wajib bagi kaum laki-laki dan perempuan. Adapun aurat laki-laki itu dari pusar sampai lutut. Jadi anak-anakku sekalian belajarlah dari sekarang untuk melaksanakan kewajiban tersebut agar kelak setelah dewasa sudah terbiasa dan tidak menjadi beban. Ingat amal baik kita juga amal baik kedua orang tua kalian. Sehingga harapan Ustadz mudah-mudahan kita semua menjadi ahli syurga. Aamiin. Bisa dimengerti pesan Ustadz anak-anak?"

"Iya Ustadz kami mengerti."

"Baiklah sekarang kalian boleh berdo'a pulang."

"Baik Ustadz."

Itu nasehat Ustadz Fikri yang masih terngiang di telingaku hingga saat ini. Beliau selalu memerintahkan kami untuk tidak meninggalkan sholat wajib dan menutup aurat. Walaupun nasehat itu sering terdengar namun untuk berhijab dalam diriku baru ada niat di hati saja namun untuk aplikasinya sangat sulit hingga duduk di bangku kelas 12 Aliyah atau SMA belum mampu seutuhnya berhijab. Pada akhirnya cambuk keras itu datang menyadarkanku untuk berhijrah dengan hijab.
***

"Fai siang ini kita ke liqo yu," ajak temanku si Zalfa.

"Liqo itu apa Zal?"

"Semacam kajian agama Fai, lumayan untuk mengasah iman kita yang sering oleng."

"Tumben pikiran kamu lurus hehe becanda, hayu jam berapa? lama aku juga kangen ikut kajian."

"Sekarang ja berangkatnya Fai mumpung sekolah juga udah free setelah UN."

"Oke kita cuss sekarang."
***

"Assalamu'alaikum Ummi Nina."

"Wa'alaikumsalam Nak Zalfa solehah. Oya ini teman kamu siapa namanya Zal? Ummi baru liat sekarang."

"Perkenalkan ummi ini namanya Faizah atau dipanggil Fai, dia baru pertama Zalfa ajak ke liqo ini ummi."

"Alhamdulillah bagus itu Zal, yang sering-sering ajak Fai kesini, ummi senang banget."

"Iya ummi nanti pasti Zalfa ajak lagi ke pertemuan liqo berikutnya."

"Nah Fai perkenalkan ini teman-teman liqo kita namanya yang kerudung merah Ukhty Fifi, kemudian ukhty Naya, Ukhty Naurah, dan Ukhty Rina."

"Salam kenal ya teman-teman perkenalkan namaku Faizah." Dengan canggung saya bersalaman dengan mereka satu persatu."

"Baiklah kita mulai acara liqo ini ya. Pertama-tama kita buka dengan membaca basmalah bersama-sama. Bismillahirrahmannirrohim. Kemudian acara selanjutnya tilawah bersama dan tausiyah dari Ummi Nina."

Pada liqo ini hatiku tertampar oleh nasehat Ummi Nina yang mengambil tema menutup aurat. Kalimat Ummi Nina yang mengatakan bahwa:
"Wahai anak-anak solehah yang hadir disini ingatlah satu hal di akhirat nanti tidak ada yang dapat menolong kita kecuali amal kebaikan. Kita yang saat ini berhijab jangan pernah merasa sempurna, karena hijab ini adalah bentuk ikhtiar kita semoga kita termasuk ahli syurga. Orang berhijab pun banyak yang terjerumus dalam neraka akibat salah meluruskan niat dan menata hati melakukan kebaikan karena Allah SWT. Maka jika diantara saudara kita ada yang belum berhijab segeralah kita ajak untuk berhijab sebab hijab itu wajib bagi muslimah seperti Allah tegaskan dalam surat An-Nur ayat 31:

Quote:


Seketika hatiku luluh menangis mendengar nasehat ummi Nina. Hingga liqo tersebut selesai diriku masih mematung merenungi kata perkata apa yang ummi Nina ucap.

"Fai!" ummi Nina menepuk pundakku.

"Iya ummi," Aku tersentak kaget tadi melamun.

"Kamu melamun ya Fai hehe, ummi hanya ingin berpesan nanti jilbab kamu dilebarkan lagi ya solehah karena jilbab yang baik dan benar itu menutupi dada. Mohon maaf kalau Ummi rewel karena Ummi sayang anak-anak didik Ummi." Senyum Ummi Nina mengembang membuat hatiku tenang.

"Baik Ummi nanti saya ganti jilbabnya dengan yang lebih lebar." Hatiku tersipu malu karena baru kali ini aku tau ternyata hijabku salah Ya Allah ampuni aku karena ketidaktahuanku sering memakai hijab kecil, tipis.
***

Seminggu kemudian.

"Fai sudah 1 minggu ini kakak perhatikan kamu hijabnya ga dilepas-lepas sampai tidur pun masih dipakai. Ga gatal rambut nya?."

"Fai takut ada yang intip rambut Fai Ka. Fai takut dosa itu aurat."

"Ya Allah Fai kakak dukung kamu sekarang berhijab tapi tau tempat Fai kalau sudah dikamar tertutup ga papa dilepas. Pertama tidak ada yang melihat kecuali kaka, ibu, ayah dan adek. Kedua kasian rambut kamu yang ingin bernafas karena pengap seharian ditutup hijab. Sayangi kesehatan rambut kamu juga donk dek."

"Ooo gitu ya ka. Fai baru tau kalau rambut selalu ditutup 24 jam kurang sehat. Makasih sarannya ya ka. Fai sayang kakak." Aku pun tersenyum memeluk kakak bangga."

Sejak saat itu aku memutuskan berhijab walaupun banyak cibiran dari kanan kiri tentang aku sok alim, sok suci, sok jadi bu haji, sok jadi ustadzah padahal rakyat jelata. Semua komentar pedas mereka aku tutup rapat-rapat hingga akhirnya ibu pun ikut berhijrah dengan hijab. Alhamdulillah satu persatu teman-temanku pun banyak yang berhijab setelah aku memutuskan untuk berhijab secara utuh.

Lika liku berhijab setiap orang menemui tantangan berbeda. Diriku pun tak kuat jika Allah SWT tidak menguatkan hati dengan hijab. Inilah yang dinamakan hidayah, tidak ada seorangpun yang tau kapan datang dan darimana. Liqo Ummi Nina hanya satu kali aku ikuti karena pada saat itu aku baru masuk kuliah sehingga masih adaptasi dengan lingkungan kampus dan tugas-tugas. Adapun nomer kontak Zalfa hilang sehingga aku kesulitan menghubunginya sampai sekarang. Semoga Allah SWT kelak akan mempertemukan kami kembali. Aamiin.

Itulah kisahku Faizah si anak tomboy berhijrah menjadi wanita muslimah berhijab syar'i.

#Tamat#
Diubah oleh khodijahsiti92 04-11-2019 20:38
trifatoyah
YenieSue0101
istijabah
istijabah dan 6 lainnya memberi reputasi
7
634
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
monicasellaAvatar border
monicasella
#13
ane pengen banget kek gitu gan ente gitu dah emoticon-surprised
khodijahsiti92
khodijahsiti92 memberi reputasi
1
Tutup