Hari dimana kepergiannya sudah berjalan tiga tahun yang lalu, tapi rasa itu masih ada. Kehilangan yang luar biasa, kehilangan arah hidup, jatuh bangun kehidupanku dimulai justru saat Ayahanda tercintaku telah tiada. Kehidupan memaksaku menjadi perempuan yang tegar. Satu per satu "wajah" orang - orang terdekatku mulai terkuak dari balik topeng kemunafikan mereka. Selama ini aku terlalu polos menyangka semuanya baik - baik saja. Kenyataan berbanding terbalik dengan apa yang selama ini aku lihat.

Keluarga yang dulu aku pandang sebagai suatu hal yang indah dan membahagiakan, kini telah berubah menjadi panggung sandiwara untuk memperebutkan harta. Aku mungkin terlalu polos menilai manusia. Sakit dalam dada dan luka dalam jiwaku masih menganga menatap realita yang sama sekali tak pernah aku duga.

Ketidakjelasan status yang dipermasalahkan semua anggota keluarga karena berhenti kuliah membuat pikiran ini terbuka. Meski almarhum Ayahandaku pernah datang dan mengingatkanku untuk menyelesaikannya, tapi aku disini berdiri seorang diri mengejar mimpi yang mungkin bagi sebagian orang sudah terkubur mati. Bahkan dulu sempat terpikir jika masa depan bukan milikku lagi hanya karena urusan ini.

Jalan hidup dan takdir yang digariskan Sang Pencipta selalu indah meski harus menerjang rasa pahit dan sakit yang luar biasa. Aku, hanya perempuan manja yang pada akhirnya menyelami dunia yang penuh dengan manusia - manusia serigala berbulu domba dan meraih hal besar berkat dukungan dari arwah almarhum Ayahandaku. Dia disana selalu mengawal putrinya yang lemah ini.

Senyumnya masih bisa aku saksikan, suaranya masih sanggup aku dengar, meski kita telah berbeda dunia. Bedanya dia tak dapat menyentuh ragaku lagi seperti sedia kala, ketika jasadnya masih bernafas di sampingku.

Season 1