ukhtyfit81Avatar border
TS
ukhtyfit81
Gadis Belia yang Ternoda
Part1


dokpri



"Tolong! Tolong!" Aku berteriak sekeras mungkin agar aku bisa lepas dari jeratannya. Namun, sayang situasinya sangat sepi tidak ada seorang pun di kampung ini, mereka sedang bekerja ke ladang.

Kebiasaan orang-orang di sini pergi pagi pulang petang. Jadi, kalau jam segini pasti sepi, walaupun ada orang paling yang cuma sekedar lewat.

"Tolong ... tol ...."

Cengkraman tangannya kuat sekali, ia bungkam mulutku dengan satu tangannya sedangkan tangan yang satunya mengunci tubuhku, tangan kekar itu tak mampu kutepis tenaganya tidak sebanding dengan tenagaku yang hanya gadis kecil, pemuda itu menyeret paksa ke belakang rumah yang sangat sepi.

Ya Allah tolong aku!
Hatiku menjerit meminta pertolongan.

"Apa yang kamu mau, hah?" tanyaku setelah ia melepaskan tangannya dari mulutku.

"Aku mau bersenang-senang denganmu, cantik!" ucapnya menyeringai.

Perlahan aku mundur satu langkah, dua langkah, ia terus mengikuti. Aku pun berlari sekuat tenaga tanpa memperhatikan jalan, lalu tiba-tiba kakiku tersandung dan terjatuh.

"Aw." pekikku.

"Kau tidak akan bisa lari dariku!" Lelaki itu tersenyum menyeringai, tatapan matanya seakan ingin memangsa.

Lelaki itu berdiri tepat di hadapanku. Perlahan aku bergeser ke belakang menggunakan bokongku karena aku tak sanggup untuk berdiri. Lelaki itu terus maju, lalu ia jongkok tepat di hadapanku. Ia memegang bahuku lalu mendorongnya hingga aku terlentang.

Aku mencoba untuk bangkit. Tetapi, lelaki itu dengan sigap mengunci tanganku. Aku tidak bisa berontak lagi. Ia meciumi leher dan merobek paksa pakaianku. Lalu dengan beringas ia melancarkan aksinya.

Aku terus berusaha berontak. Namun, sia-sia ia mencengkram tanganku dengan kuat, kupejamkan mata menahan rasa nyeri atas cengkramannya, air mata terus meluruh menganak sungai.

Keperawananku terenggut paksa oleh lelaki bejad itu, bahkan aku tak sudi menyebut namanya.

Masa depanku hancur, harapanku hilang bersamaan dengan terenggutnya harga diriku.

Setelah ia puas melancarkan aksinya, aku tergeletak di tanah tanpa sehelai benangpun.

"Awas! Kalau kamu mengadu kamu akan mati di tanganku!" ancamnya.

"Dan bukan cuma kamu yang akan mati. Tapi, Ayah Ibumu akan kuhabisi, camkan itu!" tambahnya lagi.

Setelah mengancam lelaki bejad itu pergi, aku bangkit walau tubuhku lemas dan nyeri di seluruh tubuh, memunguti pakaian yang sudah berserakan dan robek, cepat aku memakainya dan buru-buru pulang.

Aku meringkuk di lantai dingin, guyuran air sower membasahi seluruh tubuhku. Aku terus menggosok kulitku berharap bisa menghapus jejak yang lelaki brengsek itu tinggalkan di tubuhku.

Aku meremas pahaku, air mata tak berhenti mengalir bersamaan air yang mengguyur tubuhku.

"Ratih, kamu di dalam?" ucap wanita di luar sana.

"Kenapa kamu tinggalin toko tanpa menutupnya," ucapnya lagi.

Entah berapa lama aku berada di kamar mandi dengan guyuran air sower hingga tubuhku menggigil.

Aku bangkit, lalu menyambar handuk yang tergantung, lalu keluar dengan badan yang terasa dingin dan menggigil.

"Kamu kenapa, sakit?" Ibu menempelkan punggung tangannya di keningku saat baru saja aku keluar dari kamar mandi.

Aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Ibu. Bibirku kelu walau hanya untuk mengeluarkan sepatah kata.

"Badanmu panas, Tih." ucap Ibu, lalu wanita itu memapahku ke atas ranjang dan membaringkan tubuh lemahku.

"Ya sudah, kamu istirahat. Ibu buatkan bubur dulu." Ibu beranjak pergi setelah menyelimuti tubuhku.

Wanita yang masih terlihat cantik itu memang perhatian kepadaku. Namun, sayang ia selalu sibuk bekerja tanpa kenal waktu hingga aku selalu di tinggalkan sendirian dan di suruh menjaga toko yang ia kelola.

Ibu bekerja sebagai petani begitu pun dengan Ayah, mereka menanam sayuran di kebun dan memperkerjakan orang lain, walau kebun yang di kelola di mana-mana. Tapi, Ibu dan Ayah tidak segan untuk ikut andil dalam mengelola perkebunan, mereka tidak bisa percaya kepada pekerjanya jadi mau tidak mau mereka ikut turun tangan, hingga lupa dengan anak semata wayangnya.

Hingga kejadian naas itu terjadi. Mengingat semua itu membuat hatiku hancur, bayangan itu terus menghantui, bagaimana dengan leluasanya lelaki itu mengambil mahkota yang telah kujaga 15 tahun lamanya.

"Sayang, makan dulu yuk!"

Aku meringkuk membelakangi wanita itu dengan air mata yang terus menerus membasahi pipi. Aku terisak hingga isakanku terdengar olehnya.

"Kamu nangis?" tanyanya.

"Ibu ...." Aku memeluk tubuh itu tangisku semakin pecah.

"Kamu kenapa, sayang." Ia mengelus rambut panjangku. " Cerita sama, Ibu." ucapnya lagi.

Ingin aku ceritakan semua itu. Namun, ancamannya terngiang-ngiang di telinga, rasa takut cemas mendominasi. Aku memilih bungkam mengubur semua yang sudah terjadi walau mungkin beban berat ini akan terus menghimpit.

*****

Seperti biasa aku pergi ke sekolah dengan berjalan kaki, sekolahanku tidak jauh dari rumah tampatku tinggal. Jadi, hanya perlu beberapa menit untuk sampai ke sekolah.

Rasa cemas dan takut selalu menghantuiku. Aku tidak pernah tenang, bahkan jalanku selalu terburu-buru agar aku cepat sampai ke sekolah.

Setelah kejadian itu aku menjadi gadis pendiam jarang berkumpul dengan teman-teman, menutup diri tanpa berkomunikasi.

Awalnya aku adalah gadis periang yang bercita-cita ingin menjadi dosen.

Aku selalu giat belajar untuk menggapai cita-cita, prestasiku di sekolah tidak usah di ragukan aku juga menjadi kebanggaan untuk guru dan orang tua, nilai-nilai yang kudapatkan selalu memuaskan.

Namun, setelah kejadian naas itu terjadi aku jarang sekali belajar hingga prestasiku menurun drastis. Seakan harapanku hilang bersama harga diri yang sudah terenggut.

Tidak ada lagi harapanku untuk mencapai semua cita-cita yang ada hanya ketakutan dan kecemasan yang melanda.


Kalau waktu dulu di tanganku tak pernah absen buku pelajaran sambil menjaga toko kalau sekarang kuhabiskan waktu untuk main gadget sambil menjaga toko.

"Tih, beli roko satu bungkus," ucap si pembeli.

Aku yang lagi pokus main gadget menyodorkan sebungkus roko kepada pembeli tanpa beralih dari layar hape.

Tiba-tiba tanganku di pegang oleh lelaki itu, mataku langsung membulat setelah melihat wajahnya.

Jantungku berpacu lebih cepat dari biasanya.

Bersambung.
Diubah oleh ukhtyfit81 22-08-2021 08:21
mr..dr
azka81
genji32
genji32 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.7K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
monicasellaAvatar border
monicasella
#12
sumbernya ko diane gabisa diklik ya gan? emoticon-Belo
ukhtyfit81
ukhtyfit81 memberi reputasi
1
Tutup