sayuh311Avatar border
TS
sayuh311
Bawang Putih & Penyamun


Bawang putih dan Penyamun adalah dua orang yang sangat berbeda. Pertemuan keduanya tidak hanya menorehkan kisah bahagia, tetapi juga kesedihan. Perbedaan karakter yang kentara, sering kali merusak pondasi keselarasan yang keduanya rajut , lalu menciptakan kegamangan-kegamangan juga prasangka.

Latar belakang keduanya seperti jumantara dan bentala. Si Penyamun terbiasa hidup di jalanan, mengecap hitam, getir kehidupan. Dosa dan pahala baginya sama, berkubang dengan maksiat jalan yang dia pilih. Sementara itu, Bawang putih hidup dalam aturan yang baku. Dia begitu naif memuja cinta. Baginya, kepatuhan adalah segalanya, hingga selalu berakhir dimanfaatkan orang-orang sekitar.

Satu-satunya yang membuat keduanya bertahan adalah persamaan  nasib. Mereka acap kali berada di tempat dan waktu yang salah. Dipaksa menjadi samsak kehidupan, penolakan dan hinaan harus mereka telan dalam-dalam. Semesta terus saja menyeringai dan menempa keduanya tak terjeda tanpa rasa bersalah dan permintaan maaf. Sepertinya takdir memang sengaja mempertemukan dua orang asing itu dalam wadah cinta agar bisa saling mengisi satu sama lain.

Pertemuan sang Penyamun dan Bawang Putih adalah suratan sebagai kehendak Yang Mahakuasa. Mungkin saja nama mereka memang bersanding sebagai dua insan yang harus bersama, saling menguatkan satu dengan yang lainnya. Meskipun, perbedaan keduanya seperti Kutub Utara dan Selatan

Dua orang dengan tujuan berbeda, tetapi memiliki muara yang sama, kebahagiaan. Bawang putih tertatih berjalan mencari orang-orang yang memiliki hati seperti berlian, yang di dadanya bermukim ketulusan. Sedangkan Penyamun, sangat giat menyusuri terjal dan curamnya lorong-lorong kehidupan, layaknya musafir. Dia ingin menebus dosa-dosa masa silam.



Penyamun selalu berprasangka baik kepada Tuhan. Pertemuan dengan Bawang putih bukanlah kebetulan semata. Dia merasa Dejavu, berharap ada rencana baik Tuhan di balik semua ini. Masih terngiang di benaknya nasihat seseorang dulu, bahwa takdirnya telah tertulis dengan jelas, sebelum semesta diciptakan. Dia adalah penyeimbang bagi orang-orang di sekitarnya. Dia berharap singgahnya kali ini di hati Bawang putih, menjadi sungguh.

Begitupun Bawang Putih. Dia bisa melihat benang merah yang menghubungkan mereka dengan jelas. Tuhan yang Maha membolak-balikkan hati mempertemukan keduanya untuk saling mengisi, menyeimbangkan, dan menjadi rem saat sang Penyamun tergoda terbawa laju arus kesesatan kembali.

Waktu bergulir, entah Bawang Putih sengaja menguji iman Penyamun dengan mendorongnya kembali ke jalan yang penuh kesesatan. Dia tak bisa menerima hitam masa lalu sang Penyamun yang terus mengusik ketenangannya. Terlalu berat untuknya yang ingin menjalani hidup tanpa dibayangi prasangka. Dia tak peduli jika itu bagian dari seseorang yang dia cintai, ketakutan lebih besar dari rasa cintanya. Kembali, wajah sangar si Penyamun membuat jantungnya terhenti beberapa detik. Dia kalah oleh perasaan, rela melepas walau berat.

Bawang Putih terlihat sedih, kangen ingin kembali ke rumah yang memberikan harapan dan kebahagiaan dirinya ketika memasukinya, di mana dia datang dan ketika pulang membawa terkabulnya harapan.

Sementara sang Penyamun larut dalam kegamangan. Sengajakah Bawang Putih meracuni pikiran-pikirannya agar kembali menjadi sosok bejat? Meskipun sakit hati, dia mengindahkan saran Bawang Putih untuk kembali menjadi sesosok iblis, bahwa dia tidak pantas bertobat dan melakukan perbuatan-perbuatan baik.

Penyamun bertanya pada dirinya sendiri di depan cermin. "Apakah aku harus kembali menjadi  iblis untuk menyenangkan hati Bawang Putih?" Mungkin dia akan melakukannya, sebab dianggap baik atau jahat bukan hal penting, dia hanya berharap namanya menggema di penjuru surga.

Namun, surga tak menerima seorang iblis, tapi surga adalah tempat orang-orang yang sabar, mau berpikir dan beramal salih. Penyamun dihadirkan untuk menggenapi skenario Tuhan, dia berpesan dengan menyentuh dada wanita berlesung pipi, "jangan kalah dan takut oleh pikiran-pikiranmu sendiri!"

Penyamun hanya bisa memandangi dan tersenyum absurd, mana kala Bawang Putih melaju meninggalkan kenang-kenangan dalam sebenarnya cinta ....

Lamongan 3 Oktober 2021
Aamir & Mia
Pak Supir Menulis Lepas Berjiwa Bebas
Diubah oleh sayuh311 03-10-2021 00:56
makola
69banditos
durexz
durexz dan 9 lainnya memberi reputasi
10
1.9K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post

Post telah dihapus azhuramasda