Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

extreme78Avatar border
TS
extreme78
Pahit Getir Dalang Ki Sayoko Langganan Dibui Orba: Ayah Saya Tewas Dimassa
Klaten - Peristiwa kelam G30S/PKI masih membekas di memori orang-orang atau keluarga yang terkait dengan peristiwa pada tahun 1965 lalu. Salah satunya dalang senior Ki Sayoko Gondo Saputro yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah, ayahnya tewas dihabisi massa.

"Bapak saya kesangkut PKI, rumah dibakar habis rata tanah dan ayah saya dihabisi ramai-ramai di timur desa. Bapak saya bukan tokoh dalam PKI tapi rumah saya digunakan untuk kursus orang partai dan lainnya," kenang Sayoko pada detikcom di rumahnya di Jalan Klaten-Boyolali, Kamis (30/9/2021).

Sayoko menceritakan ayahnya Ki Gondo, merupakan seniman wayang dan tari. Selain mendalang ke berbagai kota di Jateng dan Jatim juga menciptakan tari.

"Bapak itu seniman, tapi waktu itu sudah menciptakan tari-tarian gerong-gerongan (nyanyian koor) suara partai," terang Sayoko yang kala itu masih remaja usia belasan tahun.

Sayoko mengenang ayahnya bukan ikut struktur kepengurusan PKI, namun nasibnya pun ikut berakhir tragis. Dia menyaksikan sendiri kengerian kala itu.

"Bapak saya bukan tokoh dalam PKI tapi saat itu rumah saya paling bagus digunakan untuk kursus-kursus. Akhirnya rumah dibakar, bapak dihabisi, tergeletak di bawah pohon asem," ujar Sayoko.

Peristiwa yang mencekam itu tak menyurutkan niatnya untuk meneruskan profesi dalang dari sang ayah. Bahkan Sayoko menjadi sosok dalang kritis pada masa pemerintahan orde baru.

"Tapi saya kritis pada orde baru bukan semata itu (kejadian ayah meninggal). Tapi lebih karena program orde baru dengan partainya ada yang tidak menguntungkan rakyat, celah itu saya masuki," sambung Sayoko.

Sayoko mengenang akibat sikap kritisnya itu, dia beberapa kali harus berurusan dengan aparat. Dia bahkan beberapa kali masuk bui.
1973.

"Saya itu saya dalang yang suka mengkritik apa yang saya lihat dan dengar. Saya ditahan pertama 1973, saya mengkritik masalah pajak PBB," ungkap Sayoko.

Gara-gara itu, Sayoko mengaku dipanggil ke Koramil, dan diminta mendengar Reki dan akhirnya ditahan beberapa hari. Selain itu dia juga dipanggil pengurus ikatan dalang.

"Saya dipanggil pengurus ikatan dalang. Padahal saya dari dulu senang mengkritisi," lanjut Sayoko yang pernah membantu kampanye beberapa partai politik usai reformasi ini.

Sayoko mengaku sempat keluar masuk bui beberapa kali, pertama pada 1973, lalu 1975, dan terakhir 1976. Kala itu penahanannya hanya beberapa hari.

"Menang hanya beberapa hari ditahannya. Pernah juga semua kepala desa se-kabupaten tidak boleh atau dilarang mengundang saya pentas wayang oleh bupati," lanjut Sayoko.

Diskriminasi yang diterimanya selama orde baru, tidak mempengaruhi finansial Suyoko. Baginya mendalang bukan cuma soal ekonomi tapi motivasi.

"Saya masalah ekonomi tidak berkaitan ekonomi. Saya mendalang punya motivasi, bukan sekadar ekonomi tapi untuk mencerdaskan penonton tentang budi pekerti, kejiwaan dan kemanusiaan," kata bapak tiga anak ini.

Sayoko menyebut meski kerap mengkritik pemerintah, tetap ada masyarakat yang suka dengan seni pedalangan yang dia bawakan. Hanya saja label sebagai dalang kritis membuatnya tidak pernah ditanggap oleh lembaga pemerintahan hingga saat ini.

"Sampai sekarang pun masih tidak suka sama saya para penguasa itu. Meskipun reformasi, moral dan mental manusianya kan tidak tersentuh, kritis itu suara batin jadi selama saya masih hidup akan terus kritis," imbuh Sayoko.

Sayoko pun mengaku prihatin dengan orang yang masih memelihara dendam politik. Padahal menurutnya, untuk memajukan Indonesia saat ini butuh kerja sama semua pihak.

"Kalau saya begini, misalnya si A melawan B, setelah B kalah ya sudah, selesai ya selesai. Setelah itu ya mari sama-sama membangun bangsa," pungkas Sayoko.


https://news.detik.com/berita-jawa-t...ewas-dimassa/2



Adakah Rezim ini sekejam orba...

emoticon-Traveller
gagal.jadi.nabi
rhinocerosandro
hyerinkwon51251
hyerinkwon51251 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
3.3K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
d3m0litionlov3rAvatar border
d3m0litionlov3r
#19
Kyknya memang harus Ada rekonsiliasi, pemerintah memang harus meminta maaf pada kesalahan ORBa dulu yg langsung menghukun orng2 terindikasi pki tanpa mengadili secara fair.

Indikasi petinggi pki terlibat penculikan Dan pembunuhan para jendral memang Ada, tapi bukan berarti ini menjadi legitimasi untuk membantai anak bangsa yg terlibat pki.
maroonia
trimusketeers
gagal.jadi.nabi
gagal.jadi.nabi dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup