machinAvatar border
TS
machin
Haduh-Haduh, Guru SMP Minum Racun Diduga Stress Tak Kuat Dengan Kondisi Ngajar Online
Selamat malam agan aganwati. Sehat dan bahagia selalu.emoticon-rose
Hasil editan pribadi. Refrensi foto.
Sudah berjalan hampir dua tahun pandemi covid-19 ini ya, agan aganwati. Hampir semua aktivitas yang memerlukan aktivitas tatap muka dibatasi karena pandemi ini. Sekolah di rumah, kerja di rumah, bahkan yang buka usaha terpaksa harus jualan dari rumah, itu pun kalau bisa. Banyak yang teriak-teriak karena sudah mulai kewalahan akibat dampak pandemi covid ini. Teriak-teriak karena kompor sudah tak menyala lagi, perut mulai tidak terisi.



Masalah perut bukan menjadi masalah baru di kondisi pandemi ini dan dari masalah perut tersebut pula juga menjalar ke permasalahan lainnya. Mulai dari masalah perceraian sampai dengan masalah kesehatan mental yang perlahan mulai terdampak. Ditarik ke atas dari akar permasalahan perut, pekerjaan juga merupakan tuntutan dari masalah perut.
Karena beberapa profesi pekerjaan itupun, yang awalnya ingin mengejar kebahagiaan, mental pelaku beberapa profesi perlahan tumbang. Salah satu pelaku profesi tersebut adalah seorang guru berinisial IPS yang telah berumur 57 tahun. Guru ini nekat minum racun nyamuk di Jalan Raya Banjarangkan, Kabupaten Klunnkung, Bali. Dia nekat melakukan tindakan tersebut karena stres dengan situasi belajar mengajar saat ini yang semuanya harus dituntut serba online (daring).
Quote:

Dugaan dari pihak saksi yang sekaligus istri korban, IPS melakukan aksinya tersebut 
karena sering kesulitan tidur karena harus menyelesaikan banyak tugas sekolah secara daring. Sangat masuk akal jika korban merasakan stres karena pekerjaan sekolah tersebut. Saat aktivitas belajar mengajar yang masih bisa tatap muka saja, seorang guru harus mengoreksi puluhan bahkan ratusan lembar tugas murid-muridnya.

Itupun guru yang sudah berumur tidak perlu lagi belajar untuk memahami cara memasukkan data nilai secara online, sudah sangat kelelahan. Apalagi bagi seorang guru yang termasuk butuh pendampingan untuk memahami teknologi saat ini.

Ditambah lagi, misalkan ada komplain dari pihak wali murid karena anaknya tidak dapat memahami apa yang diajarkan guru saat proses belajar daring. Stresnya cukup bisa aku bayangkan. 

Quote:

Dikutip dari Tirto.id, ada sebanyak 64,3% dari 1.522 orang responden mengalami masalah kecemasan dan depresi setelah melakukan periksa mandiri via daring terkait kesehatan jiwa dampak dari pandemi COVID-19 di halaman resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Dari 1.522 responden tersebut paling banyak adalah perempuan 76,1 persen dengan usia minimal 14 tahun dan maksimal 71 tahun.[2]
Quote:

Apa yang dialami IPS adalah gejala yang dirasakan banyak orang saat pandemi ini. Aku sendiri tidak bisa memberikan masukan yang tepat sasaran bagi pembaca dikarenakan semua orang memiliki masalahnya masing-masing. 
Quote:

--
Terimakasih sudah membaca thread  sederhana ini.
Semoga menambah informasi yang bermanfaat bagi pembaca.
Seperti biasa, sehat dan bahagia selalu.emoticon-rose
Diubah oleh machin 24-08-2021 16:15
99tata99
zeenanju18
Aramina
Aramina dan 16 lainnya memberi reputasi
17
6.8K
99
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
bingsunyataAvatar border
bingsunyata
#7
Loh ..., padahal jumlah murid perkelas khan idealnya cuman sekitaran 18-20 orang ...
Mengapa kok bisa dikata sampai ratusan ?

samsol...
samsol... memberi reputasi
2
Tutup