Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
PACARKU HIDUP KEMBALI

Permisi Gan/Sis pembaca setia cerita cinta Hayati dan Asnawi, dalam trit baru ini ane mau cerita lanjutan petualangan Hayati setelah berpisah sama Asnawi.
Spoiler for Sinopsis:


KARAKTER


Spoiler for Karakter Utama:

Spoiler for Mahluk Gaib dan Bangsa Siluman:

Spoiler for Karakter Pendukung:



Quote:


Soundtrack cerita biar kayak film-film ANIME....emoticon-Embarrassmentemoticon-Embarrassment

Spoiler for Opening Song:


 
BAGIAN 1
ALAM BAKA
part 1



Malam itu setelah petarungan besar antara Bendoro dan Hayati, keadaan tampak sangat memilukan. Asnawi dan Hayati saling berpelukan dalam waktu lama, tubuh Hayati yang masih mengeluarkan darah tidak menjadi batu sandungan buat dirinya untuk memeluk Hayati.

Hayati menangis tersedu sedu dalam pelukan Asnawi. akhirnya setelah sekian lama, dia bisa bersatu dengan Asnawi tanpa harus mengalami berbagai gangguan. Bendoro yang selama ini muncul di kehidupannya, telah lenyap begitu saja. Memang Bendoro mempunyai tujuan yang baik demi membela kamu arwah penasaran yang diperbudak oleh bangsa siluman bangsawan, namun dia telah merenggut kebahagiaan Hayati dengan memaksanya untuk ikut berjuang. Bagi diri Hayati, Asnawi berperan sebagai pahlawan besar dalam kahidupannya sebagai arwah penasaran. Dimulai dengan pertemuan pertamanya yang sangat menyeramkan sampai mereka menjadi satu seperti sekarang ini. Banyak lika liku kehidupan cinta diantara mereka berdua ditengah jurang perbedaan yang menganga.

Hayati merasa sangat bahagia kala itu, hatinya merasa sangat tenang dan jiwanya berbunga bunga. Tubuhnya mulai menghangat seperti manusia hidup. Detak jantungnya mulai terasa dan aliran darahnya mulai menggelora. Tiba tiba seberkas cahaya berwana keemasan muncul dari langit dan menerpa tubuh Hayati yang masih beperlukan dengan Asnawi. Hayati langsung kaget dengan cahaya itu dan melapaskan pelukannya dengan Asnawi.

“mas...sinar ini?”

“maksudnya apa Hayati?”

“hatiku sekarang tenang banget dan jiwaku juga terasa hangat...jangan jangan ini tanda tanda...”

“maksudnya arwah kamu udah nggak penasaran lagi?”

“iya mas ku...huft..huft..mas.....mas..........gimana ini?”

“Hayati....kamu jangan tinggalin aku... kita udah berjanji mau hidup bersama”

“aku juga sama mas aku...hiks ...hiks...aku nggak mau pisah sama kamu mas”

Tubuh Hayati menjadi sangat hangat dan perlahan mulai memudar. Panggilan dari alam baka mulai menggema, Hayati mau tidak mau harus pergi kesana dan meninggalkan Asnawi di dunia ini. Asnawi semakin erat memeluk Hayati. Dia histeris dan tidak mau melepas Hayati.

“Hayati....tolong tetap disini, jangan pergi dulu ke alam baka..hiks..hiks”

“maafin aku mas, aku juga nggak bisa berkehendak....ini udah takdir...udah seharusnya aku berada di alam sana”

“HAYATIIIIII...........TOLONG HAYATI....TETEP JADI ARWAH PENASARAN....JANGAN TINGGALIN AKU”

“mas.....kayanya aku udah nggak bisa....aku udah pasrah akan keadaan sekarang..mas...denger aku mas...”

Hayati berusaha menegakkan kepala Asnawi yang tertunduk. Tampak mata Asnawi yang merah karena menangis dan wajahnya yang basah terkena air mata. Hayati berusaha tegar dan menguatkan Asnawi yang tengah jatuh dan larut dalam kesedihan. Hayati harus menyampaikan pesan yang bisa dijadikan bekal hidup Asnawi ditengah waktu yang samakin sempit. Lama kelamaan tubuh Hayati semakin memudar, dia harus berpacu dengan waktu.

“mas....maafin aku yah...mas...aku pengen kamu janji...aku pengen kamu berjanji sebelum aku pergi selamanya ke alam baka”

“nggak mau....kamu harus tetep disini Hayati..”

“mas...ku sayang...tolong aku yah mas.....mas harus ngerelain kepergianku yah...dan aku pengen mas berjanji”

Asnawi terdiam beberapa saat. Dia tampak berusaha untuk ikhlas untuk melepas Hayati pergi ke alam baka. Dia mulai mengatur napasnya dan menghentikan tangisannya.

“hiks...hiks....hiks..............iya aku berjanji”

“aku pengen kamu berjanji untuk menyayangi Cascade sabagaimana kamu menyayangi ku...aku pengen kamu melanjutkan hidupmu bersama dia....aku pengen kamu balikan lagi sama dia.....janji mas!”

“aku janji Hayati.........aku akan melaksanakan janji janjimu Hayati”

“makasih banget mas ku sayang...sekarang aku bisa pergi dengan tenang”

“iya Hayati sayang...aku sayang banget sama kamu...aku cinta banget sama kamu...aku nggak akan ngelupain kamu..Hayati...hatiku udah milik kamu....aku nggak akan ngasihin sama orang lain”

“mas....hiks..hiks....kamu harus tetap sehat yah mas, kamu harus rajin mandi, makan makanan sehat, nggak boleh ngerokok dan rajin olahraga mas....mas.....kayanya waktuku udah tiba...peluk aku mas”

Asnawi kembeli berpelukan dengan erat disertai tangisan yang luar biasa yang membuat suasan semakin menyedihkan.

“mas...walaupun di dunia ini kita nggak bisa bersatu...semoga di akhirat kelak kita akan ketemu lagi dan hidup bersama selamanya”

“iya Hayati..aku janji...aku akan selalu mendoakan mu dan akan melakukan semua yang kamu perintahin ka aku.....Hayati aku akan menemuimu di akhirat nanti...tunggu aku disana yah sayang....capet atau lambat aku juga akan menyusulmu ke alam sana....terima kasih Pacar Kuntilanak Ku tersayang...kamu udah mewarnai hidupku yang menyedihkan ini....”

Hayati pun akhirnya menghilang dari pelukan Asnawi. dan cahaya keemasan yang berasal dari langit pun juga ikut menghilang. Kejadian itu sama persis seperti yang Asnawi saksikan ketika 6 kuntilanak anak buah Wewe Gombel yang juga pergi ke alam baka. Asnawi kembali menangis dan berteriak teriak menyebut nama Hayati. Dia seakan akan tidak sanggup ditinggal Hayati dalam keadaan seperti itu.

Hayati terbang di dalam sebuah pusaran energi dalam tuangan yang tak terbatas. Dia melayang tanpa arah yang jelas, Hayati mencoba untuk berbalik arah melawan arus tarikan gaya,akan tetap usahanya itu gagal. Hayati menangis selama berada dalam pusaran itu. Dalam hatinya dia terus berkeluh kesah dengan keadaan yang dialaminya.

“Oh Tuhan....kenapa Engkau melakukan ini kepadaku?.....aku cuma ingin hidup bahagia bersama kekasihku....kenapa Tuhan??” gerutu Hayati dalam tangisannya.

Tiba tiba seberkas cahaya putih kecil mulai muncul diujung pusaran. Hayati langsung melihat kearah cahaya itu, dia tampak mengernyitkan dahinya. “Mungkin itu adalah pintu alam baka” gumam Hayati dalam hati. Lama-lama cahaya putih itu semakin membesar dan mendekati Hayati. Jantungnya semakin berdebar kencang ketika dia mendekatinya dan akhirnya dia masuk kedalam cahaya putih itu.

Tiba-tiba Hayati berbaring diatas tanah yang tandus. Dia menghela napas dengan kencang dan berusaha membuka matanya pelan-pelan. Hayati mulai berdiri dan melihat keadaan disekitarnya. Ternyata tempat itu adalah sebuah padang tandus yang sangat luas dan memiliki kontur permukaan tanah yang datar. Hayati tampak sangat kebingungan dengan tempat itu. Dia kemudian berjalan untuk mencari tahu tempat yang baru didatanginya itu. Padang tandus itu dipenuhi oleh kabut dan bersuhu panas, seperti suasana Kota Bandung di siang hari.

Hayati berjalan lurus kedepan untuk mengetahui tempat itu. Dia tidak bisa melihat jauh karena terhalang oleh kabut, jarak pandangnya sangat terbatas. Akhirnya dia menemukan sebuah pohon kering yang menjulang cukup tinggi. Hayati memiliki ide untuk memanjat pohon itu dengan tujuan dapat melihat keadaan di sekitarnya. Dia pun memanjat pohon itu dengan susah payah.

Wujud Hayati berubah menjadi seperti manusia, dia tidak bisa melayang dan terbang seperti biasanya, tampak tubuhnya juga memadat. Hayati masih memakai baju gaun putih kuntinya yang berlumuran darah akibat pertarungan dengan Bendoro. Ketika sampai di puncak pohon, Hayati mulai melihat lihat kondisi sekitar yang masih tertutup kabut.

Tak lama berselang, tiba-tiba angin kencang bertiup dan menyingkirkan kabut yang mengahalangi pandangannya. Hayati tampak menutup matanya ketika diterpa angin tersebut. Setelah angin itu hilang, Hayati kembali membuka matanya. Betapa kagetnya dia ketika melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dia melihat orang-orang yang sangat banyak tampak antri untuk masuk ke dalam sebuah pintu besar yang berada di sebuah benteng yang sangat tinggi dan panjang di ujung cakrawala. Orang-orang yang kira kira berjumlah jutaan itu tampak bersabar dalam menunggu antrian masuk ke gerbang itu. Mereka tampak mengenakan kain kafan yang digunakan untuk menutup tubuh. Tergambar berbagai macam ekspresi yang tersirat di raut wajah mereka, ada ekspresi senyum bahagia, sedih, menangis dan penuh penyesalan.

................................................................

Spoiler for Closing Song:



Polling
0 suara
Siapakah yang akan menjadi pendamping hidup Asnawi ?
Diubah oleh Martincorp 06-12-2019 01:04
muliatama007
chrysalis99
gembogspeed
gembogspeed dan 207 lainnya memberi reputasi
196
679.3K
6.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
MartincorpAvatar border
TS
Martincorp
#3615
BAGIAN 53
SERANGAN RUBAH RAKSASA
part 1

Suatu sore, Anggariti tengah menikmati hidangan makan malamnya berupa daging mentah. Angga, anak semata wayangnya pun ikut menikmati makan malam yang mengerikan itu. Ia terlihat lahap memakan usus yang masih berlumuran segar. Anggariti sangat senang melihat perkembangan anaknya yang semakin menunjukan insting liarnya.

Dua tahun sudah, Anggariti hidup dengan tubuh baru setelah dihancurkan oleh Hayati. Ia masih belum bisa mengendalikan rasa laparnya akan daging manusia. Namun secara perlahan, ia berusaha mengganti santapannya itu dengan daging hewan.

Misinya untuk mengambil kepala Asnawi masih belum terlaksana, padahal semakin hari, ia semakin dekat dengan Asnawi yang bekerja satu kantor. Bahkan kini, Anggariti berada di satu divisi kerja dengan Asnawi yang artinya setiap hari ia selalu bertemu dengannya.

Tak cuma Anggariti, sang kakak perempuan yakni Prameswari juga tak kunjung menyelesaikan misi dari Kanjeng Ratu. Ia adalah pimpinan perusahaan tempat Asnawi bekerja. Sebagai orang yang berkuasa, Prameswari bisa dengan mudah menculik Asnawi, lalu memenggal kepalanya. Akan tetapi hal itu tak dilakukannya.

Ketika sedang menikmati makanan usus berdarah, Angga merasa telinga rubah nya gatal. Ia menggaruk telinganya, namun Anggariti menghentikan aksinya.

"Kupingmu gatel Ga?" tanya Anggariti.

"Iya Mah...kayaknya banyak kutu di bulu kupingku" jawab Angga.

"Yaudah, Mamah jilatin yah"

"Jangan Mah!! Aku garuk aja"

"Jangan digaruk Ga! Nanti kupingmu bisa luka dan robek... Ayo sini!"

"Tapi kok kayak hewan sih, maen jilat jilatan"

"Kita ini emang hewan Ga, Mamah ini siluman rubah, kamu juga sama"

"Aku gak mau jadi hewan Mah... aku ini manusia!"

Akhirnya mereka berdebat. Anggariti dengan ego kebangsawanannya mendoktrin Angga supaya menunjukan eksistensinya sebagai siluman bangsawan yang kejam. Perdebatan pun semakin memanas, Anggariti pun perlahan mengeluarkan insting kebinatangannya dengan mengeluarkan geraman yang menyeramkan.

Ketika suasana memanas, datanglah Prameswari ke dalam ruang makan. Betapa terkejutnya ia ketika Anggariti dan Angga sama sama telah berubah wujud menjadi rubah. Merela saling menyerang sehingga keadaan ruang makan menjadi berantakan.

Prameswari terpaksa menghentikan pertarungan ibu dan anak itu dengan menyemprotkan lumpur pekat dari kedua telapak tangannya. Seketika Anggariti dan Angga tak bisa bergerak akibat terkena semburan lumpur.

Perlahan mereka berubah wujud kembali ke dalam bentuk manusia. Tubuh Anggariti tampak sangat kotor karena dipenuhi lumpur.

"KALIAN INI KENAPA SIH PADA BERANTEM!" bentak Prameswari sambil menjewer telinga Anggariti dan Angga.

"Aw... aw... aw... ampun Pram, jangan tarik kupingku" rengek Anggariti.

"Ampun Tante Pram... kupingku sakit" tambah Angga.

Prameswari melepaskan cengkeramannya. Ibu dan anak itu pun kemudian terkapar di atas lantai dengan diselimuti lumpur pekat. Prameswari menyemprotkan air dari telapak tangannya untuk membersihkan lumpur dari tubuh mereka.

"Kenapa sih kalian berantem? Kalian ini ibu dan anak !" tanya Prameswari kesal.

"Itu tuh si Angga gak mau aku jilatin kupingnya, padahal banyak kutu" jawab Anggariti.

"Aku gak mau Tante, masa nyari kutu dijilatin? Kan jijik... terus Mamah nih pengen aku berkelakuan kayak binatang... Aku kan manusia Tan, aku bukan hewan seperti Mamah" sanggah Angga.

"Jadi begitu? Aduh Riti... kenapa sih kamu bar bar banget jadi emak? Masa ke anak sendiri nyuruh berkelakuan kayak hewan? Anak kamu kan gak sepenuhnya binatang kayak kamu" tegas Prameswari.

"Dia kan anakku Pram, jadi harus mewarisi sifat kebinatanganku" tegas Anggariti.

"Enggak Riti! Kamu salah besar! Angga gak boleh kayak kamu, biarkan aja dia jadi manusia, biarkan dia menjalankan hidup sebagaimana kodratnya...lagian salah siapa nika sama manusia dan punya anak dari manusia" balas Prameswari.

Anggariti pun kalah debat oleh Prameswari. Ia mengakui kesalahannya yang memaksa Angga untuk berperilaku seperti binatang.

"Tuh kan! Tante juga bilang apa Mah, Mamah itu jangan maksa aku jadi kayak Mamah, aku ini manusia Mah, aku pengen jadi mahluk beradab" seru Angga.

"Kamu juga salah Angga! Kamu gak boleh kurang ajar sama orang tua, kalo kamu gal setuju sama ibumu, kami gak harus marah dan ngajakin berantem, kamu mau jadi anak durhaka?" cecar Prameswari.

"Gak mau! Maafin aku Tante Pram, aku khilaf, aku janji gak akan gitu lagi sama Mamah dan Tante Pram...walaupun Mamahku siluman, tapi aku sayang sama Mamah, aku selalu doain Mamah bisa masuk surga kelak" kata Angga.

"Emang siluman bisa masuk surga? Hahahaha" ledek Anggariti.

"Riti!! Jangan gitu dong! Kamu harus hargain anakmu itu" bentak Prameswati.

"Iya bawel! Bercanda kok...hehe" balas Anggariti.

Anggariti kemudian memeluk Angga sambil membisikan permintaan maaf.

"Maafin Mamah yah! Mamah gak akan maksa kamu jadi siluman hewan, Mamah cuma pengen kamu jadi manusia yang baik, perhatian dan sayang sama orang tua...persis sama seperti mendiang Ayahmu" bisik Anggariti.

"Iya Mah... aku janji akan sayang sama Mamah" balas Angga.

Anggariti memperhatikan kepala anaknya yang basah. Ia melihat beberapa ekor kutu tampak nelompat di antara bulu kepala dan telinga.

"Sekarang kamu mandi gih!! Keramas pake sampo anti kutu" perintah Anggariti.

"Iya Mah, tapi aku gal punya sampo anti kutu" ujar Angga sambil kembali menggaruk telinga besarnya.

"Tunggu!"

Anggariti pergi menuju dapur untuk mengambil sesuatu. Tak lama kemudian ia kembali dengan membawa sebotol sampo. Ia memberikan sampo itu kepada Angga.

"Ini sampo anjing?" tanya Angga yang terheran heran.

"Iya Ga... kamu kan anjing" jawab Anggariti.

"Apaaaaah!!! Kenapa Mamah maki aku? " bentak Angga.

"Bukan itu maksud Mamah, Kamu itu punya rambut dan bulu yang sama denganku, Mamah itu kan siluman rubah... ya masih sebangsa sama anjing" jelas Anggariti.

"Tapi kenapa gak sampo manusia aja sih Mah?" protes Angga.

"Sampo manusia gak cocok buat kita sayang, sana gih mandi!!"

"Iya Mah" kata Angga yang akhirnya pergi menuju kamarnya.

Prameswari heran dengan kelakuan adiknya yang selalu membuat kerusakan. Kondisi ruang makan sangat berantakan dan dipenuhi oleh lumpur.

"Kamu mau apain nih ruangan? Udah kayak kapal pecah" tanya Prameswari.

"Hmmm...ya dibersihin lah Pram! Masa mau dibakar?" jawab Anggariti dengan santai.

"Dibersihinnya sama siapa?"

"Ya sama pembantu lah, kita punya banyak kan"

"Tapi semua pembantu di rumah ini udah pada mati dimakan sama kamu"

"Benarkah?"

"Iya, dasar bego!! Kamu hobi makan daging supir dan pembantu! Aku udah lelah menutupi perbuatan mu ini Rit"

"Hadeeeuh, kenapa aku seliar itu sih?? Semua ini gara gara tubuh baruku yang selalu bikin aku lapar! Aku jadi begini gara gara Hayati"

"Iya Rit... Hayati yang membuat kita menderita, kita harus secepatnya balas dendam"

"Ayo kita ke kamarku, kita ngobrolin masalah ini di sana"

Anggariti mengajak Prameswari masuk ke kamarnya untuk membicarakan rencana balas dendam terhadap Hayati. Keadaan Anggariti cukup mengenaskan dengan baju yang compang camping dan basah akibat perkelahian dengan anaknya.

Setibanya di kamar, Anggariti langsung membuka lemari untuk berganti baju, sedangkan Prameswari duduk di sebuah kursi yang menghadap ke meja rias.

"Pram...apa kamu tau sepupu kita udah memanggil kita buat ketemuan?" tanya Anggariti sambil memilih baju yang akan dipakai.

"Tau, dia mengundang kita dateng ke Keraton nanti malem" jawab Prameswari.

"Menurutku kenapa dia ngedadak manggil kita?" sambung Anggariti.

"Mungkin dia nanya progres misi kita kali Rit, udah sejauh mana perkembangan memburu kepala Asnawi"

"Aku juga berpikiran sama Pram"

Anggariti mengganti bajunya dengan setelah baju gaun rumah yang terbuat dari lain bermotif batik megamendung. Setelah itu ia menghampiri Prameswari dan duduk di atas tempat tidur.

"Kapan kamu mau menggal kepala Asnawi Pram?" tanya Anggariti sambil sibuk mengeringkan kepala dan ekornya dengan hairdryer.

"Ihhh kok nanya aku sih? Bukannya itu tugasmu?"tanya balik.

"Iya sih, tapi aku belum dapet kesempatan yang tepat buat motong kepala Asnawi"

"Kesempatan apa kesempatan? Kamu keliatanannya semakin akrab deh sama dia"

"Maksudmu aku dekat sama Asnawi?"

"Iya...apa kamu mulai suka sama dia?"

"Ihhh...najis!! Aku gak suka sama dia, dia itu pacarnya Hayati, siapapun yang berhubungan sama Hayati, pasti aku membencinya"

"Kamu benci banget sama Asnawi?"

"Iya Pram, aku sangat sangat membencinya"

Tiba tiba Prameswari berdiri dan menghampiri Anggariti. Ia mengajak salaman dengannya.

"Kalo gitu selamat ya Rit, berarti kamu yang bisa memenggal kepalanya, soalnya aku mustahil ngelakuin itu padanya"

"Emang kenapa kamu mustahil membunuhnya?"

Prameswari kembali ke tempat duduknya sambil tersenyum ceria.

"Aku gak bisa karena aku suka sama dia dan jatuh cinta"

Seakan mendengar petir di siang bolong, Anggariti terhenyak ketika mendengar pengakuan Prameswari yang sangat mengejutkan. Matanya langsung melotot dan kedua telinga rubah nya langsung mengacung ke atas.

"Kamu udah gila ya? Kamu mau jadi pengkhianat?" bentak Anggariti.

"Aduh gimana yah, susah Rit untuk gak suka sama cowok itu, Asnawi itu baik banget, abis itu dia perhatian... kamu juga ngerasain juga kan? Selain itu pesonya luar biasa, apalagi pas kita satu ranjang"

"SATU RANJANG??? JANGAN BILANG KALO KALIAN UDAH TIDUR BARENG DAN BERCINTA?" tanya Anggariti semakin emosi dan naik pitam.

"Kita udah ngelakuin itu semuanya itu Rit...nikmat banget, dia mainnya sangat bagus, hampir menyamai permainan Linggamanik"

"Astaganaga...demi Dewa Batara Jawa...kamu bener bener ngelakuinnya?? Kenapa Pram? Kenapa?" protes Anggariti sambil mendekatkan mukanya ke Prameswari.

"Hey... muka kamu jangan deket deket dong!!! Napasmu bau daging Rit"

Anggariti kembali ke tempatnya semula, namun matanya masih melotot ke arah Prameswari.

"Aku penasaran sama kekuatan Hayati yang meningkat tajam setelah berhubungan sama Asnawi, maka itulah aku juga pengen nyobain, siapa tau kekuatanku kembali bertambah"

"Gimana cara kamu ngelakuinnya? Asnawi kan udah punya pacar, dia gak mau ngelakuin hal itu sama cewek lain"

"Aku pake sihir lah Rit... Waktu itu kan perusahaan kita lagi ada acara di Surabaya, kami juga ikut kan? "

"Iya aku ikut, tapi kok aku gak tau"

"Ya ngapain juga ngasih tau kamu, bukannya kamu benci dia?"

"Iya sih... tapi aku pengen tau"

"Hmmm...oke, jadi malem itu, aku manggil Asnawi dateng ke kamarku untul bikin laporan hasil meeting, aku kasih dia minuman yang udah ku campur ramuan cinta dan perangsang... setelah dia minum minuman itu, dia langsung engas berat dan jatuh cinta kepadaku dan malem itu kita menggila...Asnawi punya kekuatan luar biasa, aku dibikin gak berdaya Rit... kita bercinta sampe berkali kali waktu itu"

"Setan alas!! Kalian ini seperti binatang! Emang Asnawi gak lemes? Cowok kan biasanya gak nafsu kalo udah keluar"

"Enggak Rit, soalnya ramuan cinta yang kuberikan sama dia mengandung obat kuat juga, jadi walau udah berkali kali, Asnawi terap bergairah"

"Terus pas udah bercinta, keadaan Asnawi gimana?"

"Setelah puas, ku bikin Asnawi tertidur lalu ku hapus ingatannya dengan sihir penghapus ingatan...ku pakaikan lagi baju dia dan ku kembalikan posisi dia yang sedang ngerjain laporan, seolah olah dia ketiduran pas lagi kerja"

"Kamu licik banget Pram!"

"Ya begitulah Rit... namanya juga siluman, makanya sejak hari itu aku jadi gak tega memenggal kepala Asnawi"

"Kami bener bener pengkhianat Pram! Kalo si Ratu tau, pasti kamu dihukum berat"

"Pastinya Rit, makanya kamu jangan kasih tau dia ya!! Kita kan sister... hahaha"

"Hadeeeeuh... aku jadi jijik sama kami, mana sikap kebangsawananmu? Kamu kok murahan banget sih!"

"Persetan dengan semua itu Rit! Aku udah lelah jadi bangsawan...apalagi sekarang aku dijadiin Ratu Puncak Hamerang buat gantiin kamu, itu membuatku stres...aku pengen resign jadi Ratu, aku pengen hidup di sini, di dunia manusia"

"Nah...sekarang kamu ngerti apa yang kurasakan kan? Hidup bersama manusia jauh lebih baik daripada bersama siluman"

"Betul Rit...apalagi kita punya seseorang yang dicintai...ya kayak kamu aja dulu sama Burhan dan aku sekarang sama Asnawi hehe"

"Hadeeeuh... Pram, kamu kok malah niruin aku yang melanggar hukum siluman...emang kamu merasakan efek yang didapat sama Hayati?"

"Aku gak tau Rit, aku merasa tubuhku hangat dan ringan"

"Apa kamu bisa numbuhin tanduk dan sayap kayak kuntilanak itu?"

"Hmmm...enggak deh kayaknya, tapi sejak aku bercinta sama Asnawi aku ngerasa tubuhku jadi lebih baik"

Anggariti jadi penasaran dengan perubahan yang dirasakan Prameswari setelah mendapatkan aliran chakra kyubii dari Asnawi. Prameswari mengungkapkan pengalaman bercintanya yang luar biasa kepada Anggariti sehingga membuat dirinya semakin marah kepada Asnawi.

"Pram...aku jadi makin semangat mengambil kepala Asnawi untuk diteliti, aku penasaran dengan isi otaknya yang membuat Hayati sakti"

"Silakan aja Rit, aku gak bakal ikutan...aku gak tega liat cowok yang kusuka harus mati"
galehnova
key.99
lelakiperantau
lelakiperantau dan 42 lainnya memberi reputasi
43
Tutup