Apa sih yang sebenarnya kalian bikin kangen rumah saat pergi merantau?

Pasti suasana dan rasa masakan rumah yang bikin kangen.

Betuuulll sekaliii...

Masakan rumah tuh biasanya gak ada tandingannya meskipun dengan lauk seadanya tapi nikmatnya itu lho luar biasaaa.

Makan nasi anget tambah garam, kecap, telor ceplok itu aja udah nikmat. Kurang bersyukur apalagi cobaaakk???

Tapi kali ini aku mau cerita tentang makanan yang dimasak sama ibuku. Antara sedih, lucu, bingung, kasihan, Gak taulah pokoknya rasanya nano-nano. 

Bukan berarti aku tidak bersyukur makan masakan ibu yang sudah susah payah beliau masak. Aku bersyukur masih bisa makan, apapun itu lauknya.

Suatu ketika ibu aku masak soto pakek ayam pejantan yang harus dipresto biar cepat matang dan dagingnya lembut.

Sebelum dimasak ditambahin lah sereh, daun jeruk, kunyit, dan garam biar bau amisnya hilang. Lalu di presto nihhh. 

Sambil menunggu ayamnya matang ibu menyiapkan bumbu soto, ada bawang merah, bawang putih, ketumbar, kunyit, kemiri, jahe dan lengkuas. Bumbu yang biasanya dipakek untuk soto Lamongan. Kebetulan aku orang Lamongan.

Termasuk menyiapkan bihun, kol, dan sambal. Positif thinking lah aku ke soto ibu. 

Kebetulan ibu masak 1 kilogram ayam, termasuk banyak lah untuk satu keluarga dan hampir setengah panci presto.

*30 menit kemudian ayamnya masak, dan menunggu uapnya hilang baru tutup prestonya dibuka.

Apa yang terjadi pada bumbu soto ibu aku?

Beliau bikin bumbunya ternyata seuprit doooonnggg. Pliiiisssss aku nulisnya sambil mau nangis tapi heran juga. Apa yang ada di pikiran ibu aku???

Disini kami termasuk keluarga yang berkecukupan jadi mampu membeli bumbu dapur yang cukup.

Balik lagi ke bumbu soto, ternyata bumbunya itu lho cuma jadi 1 sendok makan ajaaaa dan itu untuk membumbui 1 kilogram ayam dan kuahnya cukup banyaaakkk. Astagaaa... gemes sendiri. Kenapa kalau bikin bumbu gak yang banyak biar sotonya itu enak. Padahal yang bikin gurih dan sedap kan ya bumbunya itu...

Dan apa yang terjadi? Dikasih Masak* yang banyaaaakkkk biar mengcover bumbunya

Tau gitu kan aku yang bikin bumbu sotonya (*aku bisa masak) setidaknya lebih banyak lah bumbunya.

Kata ibu aku setelah sotonya matang. Katanya biar ngirit bawang sama bumbu-bumbu lainnya.

Tapi bukan begitu konsepnya ibundaaa, setidaknya bisa dikira-kira lah masak untuk berapa porsi. Berarti kan aku makan masak* secara tidak langsung.

Akhirnya sotonya di makan sama bapak, tau apa yang terjadi? Katanya sotonya gak enak dan gak ada bumbu 

*Bingung gak loh antara sedih dan mau ketawa....


Untuk kalian yang membaca thread ini, kalau mau masak atau belajar masak jangan pelit bumbu soalnya itu yang bikin masakan enak dan bikin kangeeennn. Jangan cuma micin aja yang di gedein...

Irit bumbu sih gak masalah tapi taulah kira-kira masak untuk berapa porsi. Biar gak cuma masakan yang kurang bumbu terus dibuat asin aja untuk mengcover rasanya. Bukan gitu ya konsepnyaaaa.